SAUDARA KU DI MANA PUN BERADA, SEIRING DATANGNYA 1 RAMADHAN 1433 H, MARILAH KITA SALING MEMBERSIHKAN DIRI, KEPADA ALLAH SWT KITA BERTAUBAT SESAMA MANUSIA KITA SALING BERMAAF-MAAFAN. MARI KITA PERBAIKI HUBUNGAN SILATURAHIM SESAMA UMAT, TERUTAMA PADA ORANG TUA, SUAMI ISTRI, SESAMA SAUDARA SEDARAH SERTA DENGAN KAUM KERABAT, JIRAN TETANGGA. SEMOGA DENGAN CARA DEMIKIAN, KITA BISA MENJALANI IBADAH PUASA DENGAN TENANG DAN MENDAPATKAN PAHALA YANG SETIMPAL DI SISI aLLAH SWT. UNTUK ITU, SAYA ATAS NAMA PRIBADI DAN KELUARGA MENGUCAPKAN SELAMAT MENJALANI IBADAH PUASA, MOHON MAAF ZAHIR DAN BATIN. SAUDARA KU, SESUNGGUHNYA BERHAJI MERUPAKAN SALAH SATU RUKUN ISLAM, YANG UNTUK MENJALANKANNYA KITA HARUS MEMILIKI TRESHOLD (NILAI AMBANG BATAS), KELAYAKAN, BAIK JASMANI, ROHANI MAUPUN MATERI. MAKANYA KALAU SUDAH SIAP, SEGERAKANLAH!!

Tuesday, 24 June 2008

DOA SHOLAT ISTIKHARAH

. Tuesday, 24 June 2008
0 komentar



اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبُ ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنْ هَذَا الأَمْرَ .... خَيْرٌ لِيْ فِي دِيْنِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي عَاجِلَهُ وَآجِلَهُ فَاقْدِرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ، ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيْهِ ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ.... شَرٌّ لِي فِي دِيْنِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي عَاجِلَهُ وآجِلَهُ فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ ، وَاقْدُرهُ لِيْ الخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ، ثُمَّ ارْضِِى بِهِ


“Ya Allah! Aku mohon pemilihan Mu menerusi pengetahuan Mu dan aku mohon kekuatan Mu menerusi kudrat Mu serta aku minta pada Mu sebahagian dari limpah kurnia Mu yang sangat besar. Sesungguhnya Engkau amat berkuasa sedangkan aku tidak berkuasa, Engkau amat mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui dan sesungguhnya Engkau amat mengetahui segala yang ghaib. Ya Allah kiranya Engkau mengetahui bahawa perkara ini adalah baik bagiku dalam urusan agama ku juga dalam urusan penghidupan ku serta natijah pada urusan ku, kini dan akan datang, maka tetapkan lah ia bagi ku dan permudahkanlah ia untukku, serta berkatilah daku padanya. Dan kiranya Engkau mengetahui bahawa perkara ini membawa kejahatan kepadaku dalam urusan agamaku, juga dalam urusan penghidupanku dan natijah urusanku, kini dan akan datang, maka elakkanlah ia dariku dan tetapkanlah kebaikan untukku sebagaimana sepatutnya, kemudian jadikanlah daku meredhainya.”

Klik disini untuk melanjutkan »»

Membudayakan Hidup Bersih

.
0 komentar

Catatan menyongsong Hari Jadi Pekanbaru ke-224

Oleh Yasril
Ass Redaktur Pelaksana Riau Pos

BICARA soal Adipura sebagai lambang supermasi kebersihan dan piala Wahana Tata Nugraha sebagai lambang ketertiban lalu lintas, mengingatkan saya dengan kondisi Kota Pekanbaru sekitar sekitar 17 tahun lalu. Ketika jabatan Wali Kota diserahterimakan dari Farauq Alwi kepada Oesman Effendi Apan.

Dalam laporan akhir jabatannya, Farauq Alwi memberikan beberapa cacatan khusus atau lebih pasnya pekerjaan rumah (PR) kepada wali kota Oesman Effendi Apan. Di antaranya menyangkut perlunya pembangunan Kawasan Industri Tenayan, pencadangan lahan untuk areal bandara sebagai pengganti Bandara Simpang Tiga (kini Sultan Syarif Kasim), persoalan kebersihan kota, penataan drainase perkotaan, penataan arus transportasi berikut peyediaan lahan terminal sebagai pengganti Terminal Mayang Terurai serta pelunya penataan terminal sistem zona per kecamatan yang sudah diprediksi akan dimekarkan.



Dengan berbagai catatan yang tertuang dalam buku pertanggungjawaban Wali kota itulah, Oesman Effendi Apan membuat gebrakan. Bermodalkan pengalaman sebagai wakil wali kota di Jakarta, Oesman pun menata ruang kota Pekanbaru dengan melibatkan berbagai komponen. Hasilnya terbitlah buku dan Perda Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Pekanbaru yang berlaku dari 1991-2015.

Dalam buku tebal yang dilengkapi dengan peta sebesar 1 x 1 meter itu, tertuang semua rencana penataan ruang kota yang pada gilirannya perlu dikembangkan dengan rencana tata ruang kota (RTRK), rencana detail tata ruang kota (RDTRK) serta dijabarkan dalam program pembangunan atau sekarang program kerja tahunan. Salah satu yang program yang masih bertahan hingga kini adalah dikenal dengan K3 (kebersihan-keindahan dan ketertiban). Ini pulalah yang menjadi salah satu poin penilaian kota bersih di Indonesia.

Berdasarkan pengalaman penulis yang meliput perkotaan di Pekanbaru, persoalan kebersihan ini memang menjadi perhatian khusus kepala daerah. Bahkan dengan semangat menggebu-gebu ingin kota ini bersih dan setara dengan kota lainnya di Indonesia, apapun dilakukan pemerintah asal kota ini bersih. Diataranya melakukan lomba-lomba kebersihan tingkat kelurahan kecamatan sekolah, memberikan rangsangan pada petugas kebersihan dan sebagainya. Namun kondisinya tetap saja begitu, sehingga muncul istilah adi pura-pura.

Setelah dua periode Oesman Effendi Apan, semasa periode pertama Wali Kota Herman Abdullah pun persoalan K3 ini jadi perhatian serius. Artinya program yang dicanangkan sejak hampir 20 tahun silam ternyata berkelanjutan, hingga periode kedua Herman Abdullah menjabat wali kota.

Persoalannya tidak cukup sampai di sana. Adipura bukanlah segala-galanya, sipura bukan pula tujuan program, melainkan sebuah rangsangan untuk menciptakan hidup bersih di kota yang bersih berwawasan lingkungan. Sudahkan ini tercipta di Pekanbaru?

Jawabannya bukan terletak pada pak wali atau pejabat dan petugas kebersihan semata, tapi juga pada pribadi warga kota itu sendiri. Artinya, pembenahan prilaku warga untuk hidup bersih inilah yang harus ditanamkan dan dilaksanakan pemerintah. Tentunya harus dimulai dari tingkat keluarga, sekolah, lingkungan dan sebagainya, sehingga bila semua itu telah terwujud,
maka adipura akan datang sendirinya, bukan lagi adipura-pura. Dan plesetan kota Pekanbaru Kota Bertuah menjadi Pekanbaru Kota Berkuah tidak akan terdengar lagi.

Wahana Tata Nugraha
Program lainnya yang juga menjadi perhatian pemerintah kota sejak dulu adalah penataan arus transportasi. Dalam RUTRK 1991-2015 yang hingga kini belum diperbaharui melalui Perda juga disebutkan perlunya penataan berbagai terminal di Pekanbaru. Seperti terminal induk, terminal regional dan terminal sistem zona.

Kenyataan di lapangan, berbagai terminal yang selama ini jadi potensi daerah dan aset daerah bukannya dikembangkan malah dihilangkan. Sebut saja terminal pasar pusat yang sudah ada sejak tahun 1980-an, sudah berganti dengan Mol Sukaramai, terminal (IV) Senapelan atau di pasar Kodim juga berbanti dengan dengan mol. Kalau pun masih ada terminal lain di beberapa kecamayan seperti di Rumbai, pasar Limapuluh, Pasar Sail, terminal Mayang Terurai, itu pun kondisinya kurang perhatian. Bahkan diyakini akan terancam akan habis dengan pembangunan lokasi perdagangan. Ini perlu adi perhatian pemerintah kedepan. Agar kendaraan angkutan kota baik bus maupun oplet tidak lagi menggunakan badan jalan sebagai terminal sehingga memacetkan arus lalu lintas, sebagai akibat kebijakan yang tidak profesional.

Lihat saja pada jam-jam sibuk, di depan Mal Sukaramai, antara oplet, bus kota dan kendaraan pribadi saling berebut lahan parkir. Akibatnya macet pun tak bisa dielakan, demikian juga di seputaran pasar bawah, Jalan Tuanku Tambusai, Jalan Teratai Kenanga, Jalan A Yani.
Makanya perlu kiranya kembali membuka RUTRK yang sudah diperuntukan bagi kota Metropolitan itu. Atau mungkin ini yang menjadi nilai plus sehingga mendapatkan anugerah Wahana Tata Nugraha (WTN). Tapi saya pikit tak lah...

Akhirnya, Selamat, Pekanbaru menyongsong usia 224 tahun.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Tuesday, 17 June 2008

Ingin Sterilisasi, Jangan Bingung soal Biaya

. Tuesday, 17 June 2008
0 komentar


BAGI keluarga miskin di Riau yang tidak ingin direpotkan dengan jumlah anak banyak atau bagi yang ingin ber-KB aman, saatnya melakukan vasektomi dan tubektomi atau medis operasi wanita (MOW) dan medis operasi pria (MOP) dengan gratis. Lha...lha.. bagaimana caranya?


Anda tidak perlu lagi bingung memikirkan biaya operasi yang tinggi. Namun pastikan anda atau kerabat anda ataupun tetangga anda termasuk kelompok keluarga miskin. Sebab, BKKBN dan Pekanbaru Medical Center (PMC) siap membantu biaya operasi dengan bekerja sama untuk setiap keluarga miskin akan ber-vasektomi atau tobektomi di Riau.

Langkah ini merupakan salah satu cara BKKBN untuk menciptakan keluarga kecil bahagia dan sejahtera, terutama bagi kalangan masyarakat miskin. Keluarga kecil bagahia sejahtera itu sendiri akan terwujud apabila hak-hak anggota keluarga bisa terpenuhi, baik menyangkut akses kesehatan, pelayanan pendidikan, mendapatkan pekerjaan dan sebagainya.

Bayangkan, apabila sebuah keluarga miskin, anak banyak, ekonomi morat-marit, ya susah untuk memenuhi hak-hak anggota keluarga seperti tadi. Bahkan malah sebaliknya, jumlah keluarga miskin atau masyarakat miskin akan bertambah banyak. Untuk itu perlu suatu perencanaan dalam keluarga, salah satunya mengatur jarak kelahiran ataupun membatasi angka kelahiran. Ya,,, dua atau tiga anak akan lebih baik dibanding anak tujuh, delapan ataupun sembilan. ya kan...

Kembali soal vasektomi dan tubektomi, ternyata mulai menjadi trend bagi pasangan muda yang hidu di perkotaan. Ini terlihat nyata dari hasil pendataan keluarga beberapa tahun terakhir, bahwa banyak keluarga yang ternyata tidak ingin melahirkan anak lagi, di samping banyak yang ingin menunda kelahiran. salah satu penyebabnya, adalah mereka tidak ingin disibukkan dengan urusan keluarga yang terlalu rumit. Mereka juga banyak bergerak di bidang karier, aik di perkantoran, wiraswasta dan sebagainya. Trend ini terlihat di berbagai perkotaan.

Berdasarkan hasil pantauan penulis, kecenderungan yang dilakukan pasangan muda di perkotaan ini untuk tidak lagi melahirkan anak lebih dari dua atau tiga itu diwujudkan dengan cara medis operasi wanita (MOW). Mereka melakukan secara mandiri mendatangi dokter, klinik dan lainnya.

Sedangkan bagi keluarga miskin inilah yang jadi masalah, terutama soal baiaya. Namun kini tidak ada yang dulit lagi asal ada kemauan. Sebab, bagi keluarga miskin, untuk biaya operasi itu dibantu, hanya Rp300.000 dan silakan datang ke PMC,'' kata Kepala BKKBN Riau Drs H Marlis Alamsa didampingi Kabid KB-KR Drs H Indrawarman MSc MM, usai penyerahan bantuan alat operasi medis Laparascopy kepada Direktur Utama PMC dr hj Zurtias K Suheimi MARS, Senin (16/6).

Menurut Marlis, penyerahan bantuan alat operasi medis yang berguna untuk sterilisasi MOW dan MOP itu merupakan tindak lanjut dari penandatanganan memorandum of understanding (MoU) yang dilakukan Kepala BKKBN Riau dengan Direktur Utama PMC beberapa waktu lalu.

Sebagai komitmennya, BKKBN memberi bantuan alat operasi yang bisa digunakan PMC untuk melakukan tindakan operasi medis senilai Rp200.750.000, sementara PMC sendiri harus pula melayani keluarga miskin yang akan menjalani operasi medis. ''Kalau biasanya biaya operasi normal berkisar antara Rp2 juta hingga Rp3 juta, maka untuk keluarga miskin hanya dikenakan Rp300.000 dan itu pun ditanggung oleh BKKBN. Sedangkan untuk keluarga mampu, tarifnya kita serahkan kepada PMC sendiri. Untuk pelayanan gratis tahap pertama akan dilakukan kepada 54 apsektor KB pada 14 Juli menda­tang,'' ujar Marlis Alamsa lagi.

Soal kesadaran masyarakat untuk ber-KB di Riau, Marlis Alamsa mengatakan cukup bagus. Artinya bagi kalangan ekonomi menengah ke atas kecenderungan untuk menciptakan keluarga kecil itu mulai terlihat. Mereka ini umumnya menjalani program KB secara mandiri. Ada yang mendatangi dokter-dokter keluarga, klinik dan rumah sakit dan ada pula yang melalui Puskesmas serta Posyandu yang ada. Ada yang pakai pil, IUD, vasektomi, tubektomi atau pun kondom.

Sementara bagi keluarga miskin, katanya hal inilah yang harus mendapatkan perhatian khusus. Mereka bermukin di daerah-daerah kumuh, padat penduduk, desa-desa, daerah terisolir dan pesisir yang sulit dari jangkauan layanan kesehatan. Mayoritas, mereka ini hidup dari serba kekurangan, jangankan untuk memikirkan kesehatan dan pendidikan, untuk biaya hidup mereka pun sulit.

''Makanya berbagai terobosan kita lakukan. Salah satunya melakukan kerja sama dengan PMC untuk pelayanan kegiatan sterili­sasi bagi pasangan atau apsektor yang akan menjalani program KB,'' paparnya.***

Drs YASRIL-Ketua IPKB Riau

Klik disini untuk melanjutkan »»

Thursday, 12 June 2008

Menyongsong Harganas Juni 2008

. Thursday, 12 June 2008
0 komentar

Gunakanlah Kondom Demi Keutuhan Keluarga


Kondom memiliki dua fungsi, sebagai alat kontrasepsi juga alat memproteksi diri dari penularan penyakit menular. Jangan suka jajan di luar, ingat istri dan anak menunggu anda di rumah. Ciptakanlah norma keluarga kecil bahagia sejahtera. Ingat keluarga kecil berkualitas dan sukses akan lebih baik dari pada keluarga besar tapi morat marit. Selamat menyongsong Hari Keluarga Nasional 2008.

Catatan Yasril
Ketua Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) Riau.

GELAK tawa yang terpingkal-pingkal muncul dari mulut para tukang ojek saat pembicara pelatihan tentang HIV/AIDS memperagakan alat kontrasepsi kondom beberapa waktu lalu. Meski bukan barang asing baru para tukang ojek yang umumnya merupakan kelompok usia produktif, namun sebagian besar mengaku baru pertama kali ini mereka memahami fungsi ganda kondom dalam keutuhan rumah tangga.

Salah seorang tukang ojek mengaku bernama Jhoni mengatakan, sebenarnya ia sudah kenal dengan alat kontrasepsi kondom. Bahkan juga pernah menggunakan untuk melakukan hubungan intim dengan pasangannya. Ia pun mengaku untuk mendapatkannya tidaklah begitu sulit, sebab barang yang satu ini dijual bebas di toko-toko obat, apotik, supermarket dan sebagainya, harganya pun murah dan berpa­siasi.


''Tapi bang, ini pertama kali aku tahu kegunaan kondom sesungguhnya,'' kata lelaki mengaku telah memiliki istri dan beranak satu ini.

Jhoni yang mengaku berprofesi sebagai tukang ojek dan beker­ja hingga larut malam ini nampaknya menyadari tentang tantangan­ yang ia hadapi dalam bekerja. Sebab berdasarkan pengakuannya, yang ia bonceng siang malam itu sangat beragam, mulai dari pela­jar, mahasisawi/i, karyawan bahkan juga para pekerja seksual komersil (PSK) dengan tubuh montok menggoda.

''Betul juga yang disampaikan pembicara itu bang. Maklum namanya juga manusia, mana tahu di antara kami ada yang khilaf. Tapi siap dengan kondom ada juga baiknya, setidaknya terhindar dari kemung­kinan penyakit seks menular itulah,'' paparnya dengan logat kedaerahan yang kental.


Tampilnya anggota Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Dra Rosmawati Apt, MSi, dengan gaya yang kocak dan seplas-ceplos ternyata membawa daya tarik tersendiri bagi para tukang ojek yang mengikuti pelatihan sehari itu. Para tukang ojek itu pun tak menyangka, kalau yang akan tampil itu adalah seorang wanita yang selama ini menjadi objek dari penggunaan alat kontrasepsi itu sendiri.


Gelak tawa bergema saat penayangan alat peraga yang terkait dengan kesehatan alat reproduksi. Namun demikian mereka pun terperangah saat penayangan akibat yang ditimbulkan dari kehidupan seks bebas, terlebih lagi pembicara pun mengungkap data-data falit, baik terkait pengidap HIV/AIDS sedunia, se Indonesia dan di Riau sendiri,termasuk di Pekanbaru sendiri.

Menurur anggota KPA Riau Rosmawati, daerah ini sangat poten­sial dalam penyebaran HIV/AID. Beberapa factor penyebabnya antara lain, Semakin pesatnya perkembangan kota, berkembangnya industri perkebunan, sehingga terjadi mobilitas penduduk yang tinggi diikuti juga makin berkembangnya tempat-tempat hiburan berisiko.

Selain itu, paparnya, juga didukung faktor kedekatan Riau secara geografis dengan Negara tetangga yang mempunyai infeksi HIV/AIDS yang cukup tinggi, seperti Thailand, Singapura dan Malaysia. Dengan kedekatan geografis ini menyebabkan kemudahan dinamika pergeakan penduduk. Pariwisata yang selama ini dinyatakan sebagai salah satu cara untuk mendatangkan devisa juga merupakan salah satu pintu masuk kasus HIV/AIDke daerah ini.

Rosmawati pun mengungap bahwa kasus HIV/AID yang pertama kali ditemukan di Riau,pada tahun 1992 diKota Dumai. Sejak itu angka komulatif pengidap HIV/AIDS di Riau makin meningkat hingga tahun 2008 ini.

''Perlu diingat, data ini terungkap dari hasil pemeriksaan pasien itu sendiri. Coba anda bayangkan, berapa banyak yang belum mau memeriksakan diri. Ini ibarat gunung es, yang nampak itu baru secuil, tapi penderita itu sendiri sangat banyak, dan bukan tidak mungkin diantaranya juga ada yang berasal dari tukang ojek, karena tuntutan dan tantangan pekerjaan,'' ujar Rosmawati ketika itu.

Mendengar paparan itu,para tukang ojek pun terperangah,apa lagi saat diungkap profesi dari pengidap HIV/AIDS di Riau itu di antaranya ada berasal dari kalangan wiraswasta/swasta, mahasiswa, buruh/pekerja, PSK, pelaut, narapidana.

Untuk itu Kepala BKKBN Riau, DrsH Marlis Alamsa yang sehari-harinya juga dikenal sebagai perlu menjaga keutuhan keluarga yang dimulai dari hal-hal yang kecil. Namun jika di­biarkan atau diabaikan, akan bisa berakibat fatal dalam menjaga kelangsungan rumah tangga. Ia pun menjelaskan misi dari program keluarga berencana, tidak lagi semata-mata menyarankan penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom, IUD, pil vasektomi dan tubektomi kepada setiap keluarga Indonsia, tapi lebih jauh lagi, bagaimana upaya untuk menciptakan keluarga yang berkuali­tas, baik dari sisi ekonomi maupun non ekonomi.

Salah satu caranya, kata Marlis adalah dengan membangun setiap keluarga Indonesia untuk memiliki anak ideal, sehat, berpendidikan, sejahtera, berketahanan dan terpenuhi hak-hak reproduksinya melalui pengembangan kebijakan, penyediaan layanan promosi, fasilitasi, perlindungan, informasi kependudukan dan keluarga, serta penguatan kelembagaan dan jejaring KB.

Sebuah keluarga bisa dikatakan berkualitasatau sejahtera bila kebutuhan hidupnya terpenuhi. Dan ini bisa terlaksana dengan cara membuat perencanaan dalamkeluarga, salah satunya membentuk keluarga kecil dengan jumlah anak ideal. ''Logikanya, keluarga kecil yang memiliki jumlah anak sedikit akan lebih baik dibanding keluarga yang jumlah anaknya banyak dan kehidupan ekonomi keluar­ganya morat marit,'' kata Marlis Alamsa.

Salah satu caranya, membuat perencanaan dalam mengatur jarak kelahiran anak, metodanya tentulah ber-KB dan pakai alat kontra­sepsi. Selama ini yang selalu jadi sasaran KB itu adalah kaum ibu, sekarang kita ingin melihat peran kaum bapak atau pria. Kondom ini, paparnya, (Marlis mengangkat alat kontrasepsi) bukan hanya sebagai alat kontarsepsi belaka, tapi berfungsi ganda dalam mencegah penularan penyakit seks. Sebab,betapa banyak kasus-kasus penyakit menular, seperti HIV/AIDS, raja singa dan sebagain­ya muncul akibat kehidupan seks bebas tanpa terlebih dahulu memproteksi diri.


''Mungkin kalau yang kena hanya bapak-bapak saja takmasalah, tapi setelah bapak berhubungan di luar tanpa proteksi diri dan selanjutnya melakukan hal sama dengan istri di rumah, istri akan ikut terkena tularan. Yang lebih parah lagi, kalau itu mengenai ibu yang tengah menyusukan, akan bisa berdampak buruk pada bayi yang disusui ibu tersebut. Makanya saya sarankan, mulailah dari sekarang menggunakan alat kontrasepsi itu. Ini bukan memaksa, tapi hanya sebatas saran demi keutuhan keluarga,'' ujarnya.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Menyongsong hari jadi Pekanbaru di tahun 2008

.
0 komentar

Jaminan Keamanan Kunci Menuju Pusat Pertumbuhan Ekonomi

Catatan Yasril

PERKEMBANGAN Kota Pekanbaru yang sangat pesat ternyata memiliki fungsi ganda. Tidak saja sebagai ibu kota Provinsi Riau dan pusat pemerintahan, tapi juga sebagai pusat perdagangan dan jasa. Sehingganya nanti Pekanbaru pun menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi di Sumatera yang didukung oleh letak geografis Kota yang merupakan pusat transit dari berbagai daerah.

Selain itu membaiknya tingkat perekonomian masyarakat di Pekanbaru ini baik secara makro ekonomi maupun mikro ekonomi atau sektor informal juga dipicu oleh kestabilan tingkat keamanan daerah. Tidak seperti di beberapa kota besar lainnya yang sering dilanda aksi demo dan kerusuhan.

Ditetapkannya Pekanbaru sebagai kota transit yang berorientasi pada pusat perdagangan dan jasa ini sebenarnya secara langsung atau tidak telah menimbulkan minat warga untuk berusaha di sektor informal. Bahkan dari kenyataan di lapangan lajunya tingkat perkonomian warga lebih dominan disumbangkan dari sektor informal. Artinya, masyarakat Kota Pekanbaru lebih banyak bergerak di bidang perdagangan dan jasa, wiraswasta, wirausaha dibanding yang berkerja sebagai pegawai negeri.

Tingginya minat masyarakat untuk terjun di bidang perdagangan dan jasa ini pun ditandai dengan berbagai upaya pemerintah dalam menyediakan infrastruktur yang memadai serta pelayanan pemberian perizinan yang tidak berbelit-belit. Sebut saja, salah satu terobosan yang dilakukan Pemko Pekanbaru seperti pendirian unit pelayanan terpadu (UPT) yang di dalamnya mengurusi persoalan perizinan, surat menyurat yang erat kaitannya dengan pelayanan masyarakat.

Pelayanan yang maksimal tanpa diiringi permainan kongkalingkong yang sebelumnya sering terdengar sudah merupakan percontohan produk jasa yang di bidang lainnya juga diikuti pihak swasta atau penanam modal di kota ini.

''Dua fungsi kota sebagai pusat perdagangan dan jasa ini, ke depan harus lebih dimaksimalkan, sehingganya Pekanbaru nantinya bisa setaraf dengan kota besar lainnya baik di tanah air maupun ASEAN. Biasanya sebuah kota maju dan besar itu lebih menfungsikan diri sebagai pusat perdagangan dan jasa, tanpa mengenyampingkan fungsi kota lainnya, seperti sebagai pusat pendidikan, pusat kebudayaan dan sebagainya,'' kata Ketua DPRD Pekanbaru H Teguh Pribadi Arsyad SE.

Ia pun mencontohkan kota besar seperti Jakarta, Singapura dan Kualalumpur serta koat-kota besar lain baik di Indonesia maupun luar negeri . Majunya Jakarta, Singapura ataupun Kualalumpur itu lebih mengarah pada fungsi kota sebagai pusat perdagangan dan jasa.

Pekanbaru sendiri sebagai kota besar yang tengah berkembang juga akan mampu mencapai taraf seperti itu. Ini tidak saja disokong oleh RUTRK Kota yang juga bicara soal pusat perdagangan dan jasa, tapi juga didukung oleh kondisi geografis Kota Pekanbaru yang berada di pusat lintasan, baik kota-kota lain di Sumatera maupun dengan negara tetangga.
Sehingganya kata Wakil Wali Kota Pekanbaru H Erizal Muluk, saat ini Kota Pekanbaru telah memiliki lima gerbang utama untuk keluar masuk kota. Masing-masing Bagian Barat Daya merupakan gerbang untuk perjalanan dari dan ke Kota Bangkinang dan Padang (Sumbar). Bagian Selatan menghubungkan Pekanbaru dengan Taluk Kuantan dan Jambi. Bagian Tenggara menuju dan dari Rengat, Tembilahan, Jambi dan Palembang serta ke Pulau Jawa. Sedangkan bagian Timur menghubungkan Pekanbaru dengan Perawang, Siak serta bagian utara menghubungkan Pekanbaru dengan Dumai dan Medan (Sumut).

Selain itu, secara demografi atau kependudukan juga telihat nyata, bahwa hanya kota-kota dengan penduduk beragang atau heterogenlah yang bakal berkembang pesat. Terlebih lagi jika mayoritar dari penduduk itu memiliki mental sebagai usahawan atau saudagar. ''Ini bukan berarti kota atau daerah yang penduduknya homogen tidak berkembang, bukan, namun yang lebih berkembang pesat itu lebih dinominasi yang penduduknya heterogen,'' katanya lagi.
Sebab, paparnya dengan penduduknya yang heterogen akan menciptakan jiwa kompotitor terutama dalam kegiatan perdagangan atau bisnis secara dinamis untuk kemajuan bersama. ''Ini terlihat dengan banyaknya tumbuh pusat-pusat perdagangan ataupun perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Jarang sekali atau bahkan mungkin tidak ada satu usaha baik pusat perdagangan atau jasa yang hanya dikelola oleh satu etnis, pasti melibatkan banyak etnis dengan strata pendidikan yang beragam dengan berbagai tingkat kemampuan yang berbeda. Ini menandakan kemajuan yang siknifikan bagi perkembangan perekonomian kota ke depan,'' tuturnya lagi.

Sebagai Kota besar yang menuju status metroplis sesuai draf Rancangan Umum Tata Ruang Kota (RUTRK), Pekanbaru juga memberi peluang bagi investor untuk menanamkan modalnya di daerah ini. Sebut saja di sektor perindustrian. Sesuai RUTRK Pekanbaru, telah pula dirancang pusat kawasan industri di daerah Tenayan, Kecamatan Tenayan Raya. Wilayah yang memiliki hamparan datar ini juga memiliki akses ke transportasi air yang nantinya bisa dimanfaatkan para investor disektor industri.
Di sektor perdagangan dan jasa, Pekanbaru pun kian mengeliat. Bahkan Ketua DPRD Pekanbaru Teguh Pribadi pun meyakini, bahwa setiap jengkal tanah di Pekanbaru akan terbangun untuk berbagai kegiatan perdagangan dan jasa yang nantinya bisa menopang perekonomian rakyat.
Peluang lainnya bagi investror juga terlihat di sektor properti atau perumahan. Dengan berbagai kemudahan yang diberikan pemerintah di sektor perbankan, para investor pun kian mengeliat untuk memberikan akses perumahan mrah pada masyarakat yang membutuhkan. ***

Klik disini untuk melanjutkan »»

YASRIL RIAU Desain ByHendrawan and Support by Ridwan CCMD. All Right Seserved

 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com | Power by blogtemplate4u.com