Atasi Gejolak Naker dan Harga Sawit
ANJLOKNYA harga tandan buah segar sebagai akibat turunnya harga jual Cruide Palm Oil (CPO) dunia akibat krisis global, mengharuskan pemerintah segera mencari solusi tepat memulihkan perekonomian. Terlebih lagi di sejumlah perusahaan besar saat ini terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK).
Salah satu yang perlu menjadi pemikiran bersama adalah meujudkan berdirinya industri hilir sebagai upaya pengembangan usaha perkebunan sawit di Riau. Sebab selama ini, Riau dengan ladang sawitnya baru mampu sebatas menghasilkan minyak mentah dalam bentuk CPO untuk diekspor ke luar negeri.
Padahal jika di negeri ini juga berdiri sejumlah industri hilir yang mampu mengolah CPO atau pun minyak sawit menjadi produk bernilai tinggi, dipastikan akan mampu memperbaiki taraf perekonomian, baik secara makro maupun mikro. Bahkan sejumlah tenaga kerja yang mengalami PHK pun akan bisa teratasi.
Hingga saat ini, Riau masih berangan-angan mengembangkan industri hilir CPO. Padahal Malaysia yang juga sebagai negara pengekspor CPO telah terlebih dahulu mendirikan industri hilir.
Sehingga kalau Indonesia baru mampu mampu mengekspor lebih 75 persen hasil ladang sawit dalam bentuk minyak mentah atau CPO, di Malaysia lebih 80 persen hasil ekspornya dalam bentuk produk bernilai tinggi hasil pengolahan minyak sawit (CPO) tersebut.
Malaysia malah mampu menghasilkan lebih 120 jenis produk bernilai tinggi yang mereka kelompokkan dalam bentuk produk makanan dan non makanan. Seperti minyak goreng mentega, alat kosmetik dan sebagainya. Sedangkan industri hilir di Indonesia hanya mampu menghasilkan belasan produk hasil turunanan CPO, Riau yang juga merupakan daerah pengekspor CPO hingga kini belum memiliki industri hilir.
Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Riau Hj Tiolina Pangraribun pendirian industri hilir tersebut sangat mutlak bagi Riau. Pemerintah Riau membuka pintu bagi pengusaha baik nasional maupun asing yang akan berinvestasi untuk mendirikan industri hilir pengolahan CPO.
Menurutnya. Bagi pengusaha yang akan berinvestasi silakan datang dan kita akan merespon positif. Produksi CPO yang dihasilkan daerah ini cukup besar sekali, namun karena belum adanya industri hilir sehingga pengolahan CPO menjadi produk lainnya tidak bisa dilakukan.
‘’Akibat tidak adanya industri hilir tersebut, turunnya harga jual CPO pasti akan berimbas kepada seluruh petani dan pekebun kelapa sawit, andaikan di daerah ini industri hilir tersebut ada CPO itu bisa dijual ke industri tersebut,’’ ujarnya.
Kedepan pengembangan dan pembangunan industri hilir tersebut harus dilakukan. Sebenarnya saat ini pembangunan industri hilir tersebut sudah mulai dibangun, namun belum selesai yakni pembangunan pabrik biodisel di Kota Dumai.
Saat ini, lanjutnya lagi ada empat pabrik biodisel yang akan dibangun, selain di Dumai pembangunan serupa akan dilakukan diberbagai daerah lainnya, sehingga produksi CPO yang dihasilkan Riau bisa terjual dengan baik.
‘’Kita optimistis, daerah ini pada suatu saat nanti akan menjadi pusat pengembangan industri hilir. Ini mengingat luas perkebunan kelapa sawit dan CPO yang dihasilkan cukup besar, karenanya perlu kerja keras semua pihak untuk mewujudkan hal itu,’’ ujarnya.(ril)***
0 komentar:
Post a Comment