INI betul-betul gila!. Selain adanya beras palsu (beras plastik) yang berasal dari China, ternyata di negeri tirai bambu itu juga ditemukan delapan jenis makanan yang dipalsukan. Meski kejadiannya di china, bukan tida mungkin prdak palsu itu juga beredar di Indonsia yang merupakan negara konsumen. Ini patut jadi perhatian kita bersama. Teliti sebelum membeli.
Saturday, 23 May 2015
Gila! Ternyata Selain Beras Plastik, Ada 8 Makanan Palsu Diproduksi di China
Pertanyaannya, apa saja makanan itu? Ini dia semoga jadi perjatian kita bersama, sehingga meningkatkan kewaspadaan kita dalam membeli makanan.
Bakpao Isi Daging Palsu
Bakpao Daging Babi Palsu (Via: simomot.com)
Pada 2007 sebuah laporan investigasi di China menemukan sejumlah pedagang yang membuat roti kukus berisi daging palsu. Kok palsu?
Yes, ini bukan daging melainkan KARTON yang dicincang lalu dicampur penyedap rasa babi. ISH!
Susu Palsu
Susu Palsu (Via: dailymail.co.uk)
Pada 2009 puluhan ribu bayi China keracunan produk susu palsu yakni mengandung melamin. Melamin ini ternyata bisa meningkatkan kadar protein susu.
Tapi, sifat melamin tak bisa larut dalam air sehingga bisa menyebabkan gagal ginjal. What the ...
Telur Ayam Palsu
Telur Palsu (Via: simomot.com)
China memang sinting. Telur ayam saja bisa dipalsukan. Mereka membuat cangkang dengan campuran kalsium karbonat. Sementara isinya menggunakan natrium alginat, TAWAS, dan gelatin.
Telur palsu ini juga dapat membuat lambung kamu hancur. Hiii.
Bihun dan Mie Palsu
Bihun Palsu (Via: visiontimes)
Bihun palsu sebenarnya bihun asli namun dibuat dari tepung gandum kadaluwarsa dan berjamur. Siapa pun yang mengkonsumsinya bakal mengalami diare hebat dan berpotensi meninggal dunia.
Daging Babi Palsu
Daging Babi Palsu (Via: gbtimes.com)
Daging babi ini sebenarnya asli namun sudah busuk dan coba 'dibenahi' dengan cara mencampurkan bakteri phosphorescent. Bakteri ini ternyata bisa berpendar dengan cahaya.
Nah, pada 2011 seorang perempuan yang membeli babi palsu ini mendapati si daging mengeluarkan cahaya biru. Jika dikonsumsi bakal membuat organ-organnya terkontaminasi dengan bakteri yang ternyata memakan organ tubuh itu. WTF!
Anggur Palsu
Anggur Palsu (Via: keepo.me)
Belum ada penjelasan resmi bagaimana anggur palsu ini terbuat. Namun ini berdasarkan keterangan Jeannie Cho Lee, master wine yang tinggal di Hong Kong. Saat ke China daratan dia mencoba anggur dan langsung mengatakan kalau minuman itu palsu.
Daging Sapi Palsu
Daging Sapi Palsu (Via: disinfo.com)
Daging ini sebenarnya daging babi yang diberi tambahan kimia seperti parafin dan garam yang tampilannya menyerupai daging sapi asli.
Di China daging babi lebih murah dari sapi dan juga berkualitas ekspor. Amit-amit. Jangan sampai kita impor sapi dari China, ya. Weks.
Kacang Walnut Palsu
Kacang Walnut Palsu (Via: idbite.com)
Di Provinsi Henan, China pernah beredar kacang walnut yang isinya semen!
Jadi gini, penjual mengeluarkan isi kacang dan disematkan bahan bangunan seperti semen, lalu kulit kacang direkatkan kembali dengan lem. Benar-benar menyebalkan, ya.
Daging Kambing Palsu
Daging Kambing Palsu (Via: worldweirdnews.com)
Aslinya ini daging tikus, rubah, dan musang. Daging-daging ini padahal sudah terinfeksi berbagai penyakit. Mereka mengubahnya sedemikian rupa agar terlihat seperti daging embek. D*mn!
Itu tadi beberapa bahan makanan palsu, termasuk beras plastik dari China yang benar-benar bikin kita ingin mengeluarkan sumpah serapah. Semoga pemerintah cepat menangani masalah ini, ya, amin.(*/bintang)
Klik disini untuk melanjutkan »»
Saturday, 2 May 2015
Riau Hadapi Ledakan Penduduk (Baby Boom)
SAYA terkesima dengan statemen Pelaksana tugas Gubernur Riau (Plt Gubri) soal pertumbuhan penduduk yang diungkapkan di kediaman Wa Gubri, Jumat 1 Mai 2015 lalu yang mengatakan, "Keluarga kecil akan lebih baik- Masa depan anak lebih penting dari pada memperbanyak anak" yang menggambarkan kepedualian seorang gubernur terhadap ledakan penduduk (baby boom) yang saat ini terjadi di Riau.
Jika dilihat secara kasat mata atau realita di lapangan, memang terjadinya ledakan penduduk di Riau tidak sekadar akibat kelahiran semata, tapi juga akibat migrasi warga yang berasal dari daerah lain di luar Riau dengan berbagai sebab akibat. Diantaranya akibat bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Aceh, di Sumatera Utara, Sumatera Barat dan daerah lan. Selain itu, kehadiran migrasi juga akibat ingin mendapatkan pekerjaan di Riau yang namnya sudah menggaung di seantero nusantara. Lihat saja misalnya kedatangan para para tenaga kerja, pasangan usia subur baik yang datang dari Sumatera sendiri maupun luar Sumatera.
Mereka mendiami sejumlah wilayah di Riau, baik perkotaan hingga pedesaan, bahkan di kawasan-kawasan perkebunan sawit atau pun hutan-hutan lindung yang disulap jadi kebun sawit.
Kondisi ini juga diperparah dengan banyaknya kepala daerah baik di tingkat kabupaten kota, kecamatan bahkan kelurahan dan desa yang kurang peduli terhadap sektor demografi ini. Akibatnya pelayanan terhadap keluarga pun terabaikan dibanding sektor ekonomi. Akibatnya, tidak terjadinya perbandingan garis lurus antara penambahan penduduk dengan ketersediaan pangan. Penduduk Riau makin bertambah, sementara ketersediaan pangan, sandang, bahkan juga layanan kesehatan, pendidikan dan kesempatan kerja pun makin terbatas. Inilah yang dikhawatirka para ahli dan pengamat demografi dunia, dimana terjadinya pembunuhan akibat kerusakan lingkungan.
Data di Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Riau terlihat, berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010 penduduk Provinsi Riau berjumlah 5.530.311 orang dengan laju pertumbuhan penduduk 3,59 persen. Angka ini di di atas rata-rata pertumbuhan penduduk secara nasional yang hanya 1,49 persen. Artinya Pertumbuhan penduduk Riau lebih besar 2,1 persen dibanding pertumbuhan penduduk nasional.
Itu baru data hasil pendataan penduduk 2010. Lantas bagaimana setelah lima tahun berikutnya atau 2015 ini? Pertanyaan ini tentunya akan terjawab setelah dilakukan pendataan keluarga 2015 yang dimuali 1 Mai 2015 lalu.
Namu yang pasti, peningkatan pertambahan penduduk ini disebabkan karena masih tingginya angka kelahiran, menurunnya angka kematian dan banyaknya penduduk yang bermigrasi ke Riau, terjadinya peningkatan jumlah penduduk yang cukup besar pada kelompok umur 0-14 tahun. Dengan bertambahnya jumlah penduduk tuntutan pemenuhan kebutuhan dasar seperti sandang,pangan yang semakin terbatas, mahal dan sulit, terbatasnya jumlah lapangan pekerjaan, tingginya tingkat pengangguran, mengakibatkan meningkatnya kriminalitas.
Ini perlu mendapat perhatian semua pihak, tidak hanya pemerintah saat tapi juga para kepala keluarga. Karena semua akar persoalan penduduk bermula di tingkat keluarga. bayangkan, bila sebuah keluarga sangat rapuh, bagaimana dengan kondisi anggota keluarga itu? Bagaimana seorang kepala keluarga harus memikirkan kebutuhan anggota keluarganya yang banyak sementara penghasilannya tidak mencukupi.
Kondisi ini jelas sangat miris dibanding keluarga yang hanya memiliki anak satu atau dua. Kepala keluarga akan lebih bisa konsentrasi memikikan kebutuhan anak dan anggota keluarganya, baik soal sandang, pangan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Semua itu juga tidak lepas dari keikutsertaan keluarga di Riau dalam ber-KB.
Berdasarkan data BKKBN Riau per Desember 2014 tercatat 191.373 peserta KB baru ( 124,3 persen) dari PPM yang telah ditetapkan sebesar 153.848 akseptor. Dengan rincian IUD 3,56 persen, MOW 1,36 persen, MOP 0,19 persen, Kondom 5,74 persen, Implant 7,15 persen, Suntikan 52,61 persen dan Pil 29,38 persen. Dari hail pencapaian peserta KB tersebut terlihat bahwa peserta KB pria 5,93 persen dan peserta KB MKJP sebesar 12,26 persen.
Pencapaian peerta KB Aktif pada bulan Desember 2014 tecatat sebesar 767.316 akseptor dari 1.055.439 Pasangan Usia Subur (72,70 persen ), bila dilihat dari PPM yang telah ditetapkan sebesar 645.324 telah tercapai 118.90 persen , peserta KB MKJP 131.523 akseptor ( 12,46 persen ).
Untuk meningkatkan pelayanan KB Kontap Wanita, beberapa Rumah Sakit di Riau pun telah membuka pelayanan secara rutin dengan jadwal yang telah ditetapkan yaitu RS Awal Bros pada hari Rabu dan Kamis, RS PTPN V Tandun hari Sabtu dan Minggu, RS Tentara, RSUD Taluk Kuantan-Kuansing, RSUD Rokan Hulu, serta pelayanan kontap pada kegiatan Baksos dan pemberdayaan Klinik Swasta. Pelayanan Kontap Pria di RS Tentara dengan melibatkan mitra kerja dan RS Lancing Kuning.
Disamping itu BKKBN Propinsi Riau bekerja sama denan Dinas Kesehatan, Tim P2KS dan IBI Propinsi Riau telah melatih tenaga Bidan dan Dokter untuk pemasangan IUD dan Implant dan Pelatihan KIP/Konseling dengan ABPK bagi Bidan. Selain itu, perkembangan PIK Remaja pada Bulan Desember 2014 tercatat 423 PIK-R/M, dengan rincian 317 PIK-R Tahap tumbuh, 70 PIK-R Tahap Tegak dan 36 PIK-R Tahap Tegar, 133 kelompok BKB Paripurna, 82 kelompok BKR Paripurna, 50 kelompok BKL Paripurna dan 137 kelompok UPPKS.(yasril)
Klik disini untuk melanjutkan »»
Riau Hadapi Ledakan Penduduk (Baby Boom)
Diposkan oleh
Yasril
di
08:35
.
0
komentar
SAYA terkesima dengan statemen Pelaksana tugas Gubernur Riau (Plt Gubri) soal pertumbuhan penduduk yang diungkapkan di kediaman Wa Gubri, Jumat 1 Mai 2015 lalu yang mengatakan, "Keluarga kecil akan lebih baik- Masa depan anak lebih penting dari pada memperbanyak anak" yang menggambarkan kepedualian seorang gubernur terhadap ledakan penduduk (baby boom) yang saat ini terjadi di Riau.
Dilema Riau Soal Pertumbuhan Penduduk
Jika dilihat secara kasat mata atau realita di lapangan, memang terjadinya ledakan penduduk di Riau tidak sekadar akibat kelahiran semata, tapi juga akibat migrasi warga yang berasal dari daerah lain di luar Riau dengan berbagai sebab akibat. Diantaranya akibat bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Aceh, di Sumatera Utara, Sumatera Barat dan daerah lan. Selain itu, kehadiran migrasi juga akibat ingin mendapatkan pekerjaan di Riau yang namnya sudah menggaung di seantero nusantara. Lihat saja misalnya kedatangan para para tenaga kerja, pasangan usia subur baik yang datang dari Sumatera sendiri maupun luar Sumatera.
Mereka mendiami sejumlah wilayah di Riau, baik perkotaan hingga pedesaan, bahkan di kawasan-kawasan perkebunan sawit atau pun hutan-hutan lindung yang disulap jadi kebun sawit.
Kondisi ini juga diperparah dengan banyaknya kepala daerah baik di tingkat kabupaten kota, kecamatan bahkan kelurahan dan desa yang kurang peduli terhadap sektor demografi ini. Akibatnya pelayanan terhadap keluarga pun terabaikan dibanding sektor ekonomi. Akibatnya, tidak terjadinya perbandingan garis lurus antara penambahan penduduk dengan ketersediaan pangan. Penduduk Riau makin bertambah, sementara ketersediaan pangan, sandang, bahkan juga layanan kesehatan, pendidikan dan kesempatan kerja pun makin terbatas. Inilah yang dikhawatirka para ahli dan pengamat demografi dunia, dimana terjadinya pembunuhan akibat kerusakan lingkungan.
Data di Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Riau terlihat, berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010 penduduk Provinsi Riau berjumlah 5.530.311 orang dengan laju pertumbuhan penduduk 3,59 persen. Angka ini di di atas rata-rata pertumbuhan penduduk secara nasional yang hanya 1,49 persen. Artinya Pertumbuhan penduduk Riau lebih besar 2,1 persen dibanding pertumbuhan penduduk nasional.
Itu baru data hasil pendataan penduduk 2010. Lantas bagaimana setelah lima tahun berikutnya atau 2015 ini? Pertanyaan ini tentunya akan terjawab setelah dilakukan pendataan keluarga 2015 yang dimuali 1 Mai 2015 lalu.
Namu yang pasti, peningkatan pertambahan penduduk ini disebabkan karena masih tingginya angka kelahiran, menurunnya angka kematian dan banyaknya penduduk yang bermigrasi ke Riau, terjadinya peningkatan jumlah penduduk yang cukup besar pada kelompok umur 0-14 tahun. Dengan bertambahnya jumlah penduduk tuntutan pemenuhan kebutuhan dasar seperti sandang,pangan yang semakin terbatas, mahal dan sulit, terbatasnya jumlah lapangan pekerjaan, tingginya tingkat pengangguran, mengakibatkan meningkatnya kriminalitas.
Ini perlu mendapat perhatian semua pihak, tidak hanya pemerintah saat tapi juga para kepala keluarga. Karena semua akar persoalan penduduk bermula di tingkat keluarga. bayangkan, bila sebuah keluarga sangat rapuh, bagaimana dengan kondisi anggota keluarga itu? Bagaimana seorang kepala keluarga harus memikirkan kebutuhan anggota keluarganya yang banyak sementara penghasilannya tidak mencukupi.
Kondisi ini jelas sangat miris dibanding keluarga yang hanya memiliki anak satu atau dua. Kepala keluarga akan lebih bisa konsentrasi memikikan kebutuhan anak dan anggota keluarganya, baik soal sandang, pangan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Semua itu juga tidak lepas dari keikutsertaan keluarga di Riau dalam ber-KB.
Berdasarkan data BKKBN Riau per Desember 2014 tercatat 191.373 peserta KB baru ( 124,3 persen) dari PPM yang telah ditetapkan sebesar 153.848 akseptor. Dengan rincian IUD 3,56 persen, MOW 1,36 persen, MOP 0,19 persen, Kondom 5,74 persen, Implant 7,15 persen, Suntikan 52,61 persen dan Pil 29,38 persen. Dari hail pencapaian peserta KB tersebut terlihat bahwa peserta KB pria 5,93 persen dan peserta KB MKJP sebesar 12,26 persen.
Pencapaian peerta KB Aktif pada bulan Desember 2014 tecatat sebesar 767.316 akseptor dari 1.055.439 Pasangan Usia Subur (72,70 persen ), bila dilihat dari PPM yang telah ditetapkan sebesar 645.324 telah tercapai 118.90 persen , peserta KB MKJP 131.523 akseptor ( 12,46 persen ).
Untuk meningkatkan pelayanan KB Kontap Wanita, beberapa Rumah Sakit di Riau pun telah membuka pelayanan secara rutin dengan jadwal yang telah ditetapkan yaitu RS Awal Bros pada hari Rabu dan Kamis, RS PTPN V Tandun hari Sabtu dan Minggu, RS Tentara, RSUD Taluk Kuantan-Kuansing, RSUD Rokan Hulu, serta pelayanan kontap pada kegiatan Baksos dan pemberdayaan Klinik Swasta. Pelayanan Kontap Pria di RS Tentara dengan melibatkan mitra kerja dan RS Lancing Kuning.
Disamping itu BKKBN Propinsi Riau bekerja sama denan Dinas Kesehatan, Tim P2KS dan IBI Propinsi Riau telah melatih tenaga Bidan dan Dokter untuk pemasangan IUD dan Implant dan Pelatihan KIP/Konseling dengan ABPK bagi Bidan. Selain itu, perkembangan PIK Remaja pada Bulan Desember 2014 tercatat 423 PIK-R/M, dengan rincian 317 PIK-R Tahap tumbuh, 70 PIK-R Tahap Tegak dan 36 PIK-R Tahap Tegar, 133 kelompok BKB Paripurna, 82 kelompok BKR Paripurna, 50 kelompok BKL Paripurna dan 137 kelompok UPPKS.(yasril)
Klik disini untuk melanjutkan »»
Subscribe to:
Posts (Atom)
YASRIL RIAU Desain ByHendrawan and Support by Ridwan CCMD. All Right Seserved