Wau!... 44 Persen Pengantin Hamil Duluan?
Oleh Yasril
PERGAULAN bebas yang berujung pada praktik seks bebas (free seks) di kalangan generasi muda di Riau ternyata bukan isapan jempol, malah sebaliknya jadi kenyataan. Jika ini tidak segera diantisipasi, bukan tidak mungkin dekadensi moral dan mala petaka akan selalu terjadi dan silih berganti di negeri ini.
Data dan fakta yang diungkapkan Wakil Wali Kota Dumai H dr Sunaryo di hadapan jamaah Masjid Mu-Minun, Air Besar, Kelurahan Bukit Nenas, saat Safari Ramadhan Senin (15/9) lalu — mengenai pergaulan bebas kalangan generasi muda yang berujung ke pernikahan sungguh memilukan.
Dikatakan Sunaryo, Kecamatan Bukit Kapur merupakan rangking nomor satu dari empat kelurahan yang ada di Kota Dumai. Hal itu dibuktikan dengan data untuk tahun 2008 di Bukit Kapur, dari Januari hingga April terdapat 153 pasang yang menikah di kantor KUA. Sebanyak 44 persen di antaranya, merupakan pasangan yang telah melakukan hubungan seks pra nikah yang berujung pada kehamilan.
‘’Angka tersebut merupakan rekor terbesar dibandingkan Dumai Barat dan Dumai Timur yang hanya mengantongi 22 persen yang nikah telah hamil dahulu,’’ kata H Sunaryo di hadapan Dandim 0303 Bengkalis Kapt Kav Hendrawan, Waka Polresta Dumai, Kabag Protokoler, Kabag pembangunan dan Camat Bukit Kapur Fauzi Efrizal serta Lurah Bukit nenas Drs Sawir Kasim.
Tapi yang pasti, informasi miris yang diungkapkan petinggi Kota Dumai yang juga seorang dekter itu bukanlah untuk diketawakan. Sebab, sebenarnya banyak pesan yang terkandung dalam pernyataan itu.
Setidaknya, dituntut kepada setiap keluarga yang memiliki anak remaja untuk selalu membimbing dan mengarahkan agar tidak terjerumus ke dalam lembah kenistaan. Yang terpenting lagi adalah bagaimana upaya setiap keluarga, sekolah dan lembaga instansi terkait termasuk BKKBN untuk dapat memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada remaja tentang kesehatan reproduksi remaja.
Dan sudah saatnya pula, persoalan pendidikan seks, kesehatan reproduksi remaja, pengaruh dan akibat seks bebas diinformasikan kepada remaja. Jangan lagi dianggap sebagai informasi yang tabu, sehingga anak remaja berupaya mencari tahu sendiri dan meraba-raba tanpa ada bimbingan. Celaka nanti.
Mari kita selamatkan negeri ini melalui upaya-upaya pembinaan generasi muda.***
Oleh Yasril
PERGAULAN bebas yang berujung pada praktik seks bebas (free seks) di kalangan generasi muda di Riau ternyata bukan isapan jempol, malah sebaliknya jadi kenyataan. Jika ini tidak segera diantisipasi, bukan tidak mungkin dekadensi moral dan mala petaka akan selalu terjadi dan silih berganti di negeri ini.
Data dan fakta yang diungkapkan Wakil Wali Kota Dumai H dr Sunaryo di hadapan jamaah Masjid Mu-Minun, Air Besar, Kelurahan Bukit Nenas, saat Safari Ramadhan Senin (15/9) lalu — mengenai pergaulan bebas kalangan generasi muda yang berujung ke pernikahan sungguh memilukan.
Dikatakan Sunaryo, Kecamatan Bukit Kapur merupakan rangking nomor satu dari empat kelurahan yang ada di Kota Dumai. Hal itu dibuktikan dengan data untuk tahun 2008 di Bukit Kapur, dari Januari hingga April terdapat 153 pasang yang menikah di kantor KUA. Sebanyak 44 persen di antaranya, merupakan pasangan yang telah melakukan hubungan seks pra nikah yang berujung pada kehamilan.
‘’Angka tersebut merupakan rekor terbesar dibandingkan Dumai Barat dan Dumai Timur yang hanya mengantongi 22 persen yang nikah telah hamil dahulu,’’ kata H Sunaryo di hadapan Dandim 0303 Bengkalis Kapt Kav Hendrawan, Waka Polresta Dumai, Kabag Protokoler, Kabag pembangunan dan Camat Bukit Kapur Fauzi Efrizal serta Lurah Bukit nenas Drs Sawir Kasim.
Tapi yang pasti, informasi miris yang diungkapkan petinggi Kota Dumai yang juga seorang dekter itu bukanlah untuk diketawakan. Sebab, sebenarnya banyak pesan yang terkandung dalam pernyataan itu.
Setidaknya, dituntut kepada setiap keluarga yang memiliki anak remaja untuk selalu membimbing dan mengarahkan agar tidak terjerumus ke dalam lembah kenistaan. Yang terpenting lagi adalah bagaimana upaya setiap keluarga, sekolah dan lembaga instansi terkait termasuk BKKBN untuk dapat memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada remaja tentang kesehatan reproduksi remaja.
Dan sudah saatnya pula, persoalan pendidikan seks, kesehatan reproduksi remaja, pengaruh dan akibat seks bebas diinformasikan kepada remaja. Jangan lagi dianggap sebagai informasi yang tabu, sehingga anak remaja berupaya mencari tahu sendiri dan meraba-raba tanpa ada bimbingan. Celaka nanti.
Mari kita selamatkan negeri ini melalui upaya-upaya pembinaan generasi muda.***
0 komentar:
Post a Comment