Segera Revitalisasi Tugas-tugas PLKB
Laporan Yasril, Pekanbaru
Yasril123@yahoo.co.id
GUBERNUR Riau Drs H Wan Abu baker MS MSi minta agar semua kabupaten/kota yang ada di Riau segera merevitalisasi tugas-tugas Penyuluh Lapangan KB (PLKB). Hal ini bertujuan agar program penyuluhan bias berjalan kembali dengan pencapaian sasaran keluarga berkualitas.
‘’Masalah ini perlu ada jalan keluarnya. Sebab, kondisi saat ini terlihat makin berkurangnya tenaga penyuluh KB di lapangan, akibat banyaknya PLKB yang sudah pindah tugas ke instansi lain. Padahal program KB ini sudah merupakan urusan wajib bagi setiap kabupaten/kota dengan mendirikan Badan Pemberdayaa Prempuan dan KB,’ kata Gubri Wan Abu Bakar dalam amanatnya yang dibacakan Kadis Kesehatan Riau drg Burhanuddin Agung saat rapat telaah program KB Nasional 2008, Kamis (25/9).
Kegiatan ini selain dihadiri pejabat BKKBN Pusat, juga dihadiri instansi terkait dari kabupaten/kota se Riau.
Dipaparkan Gubri, pentingnya pembenahan kelembagaan KB di tingkat kabupaten/kota se Riau itu, karena banyaknya persoalan kependdukan yang tengah dihadapi Riau saat ini. Di antaranya rendahnya kesejahteraan masyarakat dan kualitas sumber daya manusia (SDM. Tingginya angka penggangguran sebagai akibat tingginya angka pertumbuhan penduduk Riau yang melampaui rata-rata nasional.
‘’Pertumbuhan penduduk Riau harus segera dikendalikan agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Salah satunya melalui program KB yang meliputi program keluarga berencana, program kesehatan reproduksi remaja, program ketahanan dan pemberdayaan keluarga serta program penguatan kelembagaan keluarga kecil berkualitas,’’ tegas Wan Abubakar.
Pembenahan program KB di daerah ini ujar Gubri harus dilakukan secara terkoordinir dan terpadu, mulai dari kelembagaan, personil serta program yang dilaksanakan. ‘’ Selain itu setiap kabupaten/kota juga diminta mengaktifkan kembali pos pelayanan terpadu (Posyandu), ajak ibu hamil untuk memeriksakan kandungannya minimal 4 kali semasa kehamilan, berikan imunisasi lengkap pada bayi, timbang bayi dan balita tiap bulan, berantas jentik nyamuk dengan 3 M Plus, jaga lingkungan agar tetap bersih serta ikuti program KB,’’ tambahnya.
Dalam pada itu, PltKepala BKKBN Riau Drs H Pengadilan Nasution mengatakan seiring dengan keinginan pembenagan program KB di Riau, maka dari 11 kabupaten/kota yang ada, baru lima daerah yang telah memiliki peraturan daeran tentang kelembagaan badan Pemberdayaan Perempuan dan KB. Yakni, Kampar, Rohul, Rohil, Dumai dan Pekanbaru.
‘’Kami berharap yang lainnya segera membentuk kelembagaan yang sama, agar penyuluhan KB lebih terarah, sehingga visi program KB akan lebih cepat terwujud, yaitu seluruh keluarga ikut KB,’’ kata Pengadilan Nasution.
Pengadilan juga melaporkan hasil pencapaian peserta KB di Riau 2008, dimana peserta KB aktif tercatat 479.779 akseptor atau 50,10 persen dari 957.568 pasangan usia subur (PUS). Peserta KB Baru sebanyak 76.939 akseptor. Pencapaian peserta KB pria 2.404 peserta dengan alat kontrasepsi MOP dan kondom. ‘’Selain itu, menurut hasil survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) terjadi penurunan angka kelahiran total provinsi Riau dari 3,2 pada tahun 2003 menjadi 2,7 pada tahun 2007,’’ katanya.
0 komentar:
Post a Comment