‘’Setelah Membantu, Chevron Jangan Tinggalkan Kami’’
Laporan Yasril, Banda Aceh
Yasril123@yahoo.co.id
MESKI peresmian dan serah terima Politeknik Aceh yang dibangun PT Chevron Pasifik Indonesia (CPI) sudah dilaksanakan 29 Agustus lalu, masyarakat Aceh berharap agar PT Chevron tetap menjalin kemitraan dengan masyarakat dan Pemda Aceh dan meluncuran program-program commudity development-nya di sana.
‘’Saya mewaliki masyarakat Banda Aceh, bahkan juga mungkin Nanggroe Aceh Darussalam secara umum, berharap agar Chevron, setelah menyerahkan bantuan ini tidak meninggalkan kami dalam hal meraba-raba. Kami bergarap agar Chevron bisa selalu membina masyarakat kami, mengangkat dan memulihkan perekonomian pasca tsunami ini dengan program commudity development-nya,’’ kata Wali Kota Banda Aceh, Mawardi Nurdin kepada wartawan di Banda Aceh.
Menurut Mawardi, harapan itu sangat beralasan, sebab, ternyata selama ini sekian banyak perusahaan pertambangan yang beroperasi di Aceh, namun kurang memberi kontribusi terhadap daerah dan masyarakat tempatan di mana ia beroperasi. Sementara Chevron melakukannya baik di Riau maupun di Kalimantan. ‘’Saya sudah melihat daerah-daerah operasional Chevron, baik di Riau maupun di Kalimantan. Bantaun untuk masyarakat tempatan cukup bagus. Baik dari segi infrastruktur maupun pembangunan SDM serta perekonomian warga., tidak seperti yang dilakukan perusahaan migas di sini. Sejak tsunami Chevron juga membantu Aceh, memulihkan perekonomian, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Padahal ini bukan daerah operasionalnya dan kami sangat terbantu,’’ kata Mawardi.
Bahkan Mawardi pun membuka peluang bagi Chevron untuk mengeksplorasi bahan tambang yang ada di Aceh dengan cara kemitraan sehingga mampu mengangkat tarap perekonomian dan pembangunan Aceh ke depan. ‘’Kalau Chevron bersedia, silakan mengeklporasi bahan tambang. Negeri kami banyak bahan tambang. Selama ini banyak perusahaan Migas yang melakukan, tapi kami tidak merasakan hasilnya, ke depan kami berharap itu jangan lagi terjadi dan kami percaya Chevron bisa,’’ tutur Mawardi didampingi corporate responsibility/corporate engagement indo asia busenis unit, Harrry Bustamam.
Dalam pada itu Managing Director hevron Indo Asia Business Unit (IBU), Steve Green mengatakan, bantuan yang diluncurkan Chevron selama ini di Aceh pasca tsunami murni bantuan kemanusiaan dan kemitraan dengan pemerintah Inonesia. ‘’Sebab, kemitraan merupakan salah satu nilai yang kami anut dan menjadi titik berat dalam pelaksanaan program community development kami selama ini,’’ ujar Steve Green.
Politeknik Aceh merupakan bagian dari program bersama Chevron Aceh Recovery initiative (CARI) dengan total bantuan 14,7 juta dolar AS. Program ini merupakan wujud komitmen Chevron dalam membantu pemulihan dan rekontruksi pulau Sumatera bagian utara (Aceh dan Nias) pasca tsunami. Kontribusi Chevron itu antara lain 2,7 juta dolat dalam bentuk bantuan kepada organisasi cepat tanggap pasca bencana, antara lain kepada PMI dan Palang Merah Amerika dan sebagainya.
Chevron sendiri mendonasikan dana senilai Rp6 juta dolar AS untuk pembangunan politeknik seluas 8.350 meter persegi dan program pelatihan kerja jangka pendek terhadap 300 pelajar asal Aceh di Politeknik Caltex Rumbai.
Politeknik Aceh ini menyediakan program kejuruan di berbagai bidang teknologi terapan yang sejalan dengan kebutuhan industri lokal seperti teknologi informasi, mekatronika, telekomiunikasi elektronka, akuntasi bisnis. ‘’Melalui kemitraan inilah kita bisa membantu aceh untuk meraih pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan, kesempatan meraih pendidikan berkualitas, dan kemajuan kualitas SDM dibanding waktu sebelumnya,’’ kata Steve Green lagi.
Tentang kemungkinan Chevron membuka lading migas di Aceh, Steve Green mengatakan, sebagai perusahaan migas yang telah 84 tahun beroperasi di Indonesia tentunya Chevron tertarik. Namun semua itu tentu jika direstui BP Migas dan sesuai kriteria yang kami miliki. Sesuai criteria kami, kami akan ambil kesempatan itu,’’ tegas Steve Green lagi.***
0 komentar:
Post a Comment