SEBANYAK 44 persen dari 301 penderita HIV/AIDS di Riau tahun 2008 berasal dari berusia muda. Sementara 65 persen atau 205 kasus disebabkan heteroseksual.
‘’Kondisi ini harus menjadi perhatian semua elemen masyarakat. Tidak hanya dari kalangan generasi muda saja, tapi juga keluarga masyarakat,’’ kata Plt Kepala BKKBN Riau Drs H Pengadilan Nasution, Senin (24/11) sehubungan digelarnya lomba RAB dan Ferformance competition tahun 2008 di Mal SKA Pekanbaru.
Dipaparkan Pengadilan, usia yang paling banyak terjangkit HIV/AID itu antara 20-29 tahun, sedangkan yang berusia 30-39 berjumlah 114 orang atau 38 persen. Padahal paparnya usia 20-29 itu merupakan usia produktif manusia untuk berusaha dan berkarya. ‘’Jika mereka sudah terjebak dengan kasus HIV/AIDS masa depannya akan terganggu. Setidaknya, selain harus memikirkan keburuhan hidup, mereka juga harus intensif merawat diri,’’ paparnya.
Pengadilan juga mengimbau agar generasi muda segera meninggalkan ketergantungan terhadap narkotika serta pemakaian alat suntik secara bergantian. ‘’Ini juga bisa menyebabkan seseorang terjangkit HIV/AIDS. Bahkan 76 orang atau 25 persen penderita HIV/AIDS di Riau diakibatkan napza dan alat suntik,’’ katanya lagi.
Menjawab soal penyebab terjadinya heteroseksual atau gontaganti alat suntik, Pengadilan mengatakan masih rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja. Khususnya dalam hal hal cara-cara melindungi diri dari prilaku seksual berisiko, kehamilan tidak diingini, IMS serta HIV/AIDS.
‘’Makanya saya memberikan apresiasi positif terhadap upaya-upaya sosialisasi tentang HIV/AIDS serta keseharan reproduksi remaja dalam bentuk lomba Rab dan Ferformance competition yang dilaksanakan PKBI dan BKKBN ini. Setidaknya kita telah berupaya memproteksi generasi muda terhadap HIV/AIDS,’’ paparnya.(ril)
0 komentar:
Post a Comment