SAUDARA KU DI MANA PUN BERADA, SEIRING DATANGNYA 1 RAMADHAN 1433 H, MARILAH KITA SALING MEMBERSIHKAN DIRI, KEPADA ALLAH SWT KITA BERTAUBAT SESAMA MANUSIA KITA SALING BERMAAF-MAAFAN. MARI KITA PERBAIKI HUBUNGAN SILATURAHIM SESAMA UMAT, TERUTAMA PADA ORANG TUA, SUAMI ISTRI, SESAMA SAUDARA SEDARAH SERTA DENGAN KAUM KERABAT, JIRAN TETANGGA. SEMOGA DENGAN CARA DEMIKIAN, KITA BISA MENJALANI IBADAH PUASA DENGAN TENANG DAN MENDAPATKAN PAHALA YANG SETIMPAL DI SISI aLLAH SWT. UNTUK ITU, SAYA ATAS NAMA PRIBADI DAN KELUARGA MENGUCAPKAN SELAMAT MENJALANI IBADAH PUASA, MOHON MAAF ZAHIR DAN BATIN. SAUDARA KU, SESUNGGUHNYA BERHAJI MERUPAKAN SALAH SATU RUKUN ISLAM, YANG UNTUK MENJALANKANNYA KITA HARUS MEMILIKI TRESHOLD (NILAI AMBANG BATAS), KELAYAKAN, BAIK JASMANI, ROHANI MAUPUN MATERI. MAKANYA KALAU SUDAH SIAP, SEGERAKANLAH!!

Wednesday, 31 December 2008

MAAF ZAHIR DAN BATHIN

. Wednesday, 31 December 2008
0 komentar

Hari ini, Kamis 31 Desember 2008.


HARI berganti minggu, minggu berganti bulan,
bulan berganti tahun.
12 purnama sudah berlalu, banyak sudah jalan dilalui,
banyak sudah yang dilihat.
Tibalah saatnya
ketika mentari mulai tenggelam,
bulan sabit pun menampakkan diri.
Langit pun terlihat merah merona.
Pukul 18.05 WIB
Pertanda datangnya masa baru
1 Muharram 1430 Hijriah
disonsong 1 Januari 2009 M.
Maka dari itu,
Kalau ada tutur kata kata yang salah,
langkah yang tidak pada tempatnya mohon dimaafkan.
Akhirnya tidak ada kata lain yang patut diucapkan,
SELAMAT TAHUN BARU
Semoga kita semua sukses dan selalu mendekatkan diri kepada Sang Pencipta Alam Semesta
Allahurabbi.

Klik disini untuk melanjutkan »»

SELAMAT TAHUN BARU

.
0 komentar


Pekanbaru diwaktu senja, menjelang pergantian tahun. Suara azan pun berkumandang dari Masjid Agung An-Nur Pekanbaru. foto Said Mufti

Klik disini untuk melanjutkan »»

Wednesday, 17 December 2008

Sepatu Vs Senjata Pemusnah Massal

. Wednesday, 17 December 2008
0 komentar

INSIDEN pelemparan sepatu yang dilakukan wartawan dari televisi al-Baghdad yang berbasis di Kairo, Mesir, Muntazer al-Zaidi, kepada Presiden Amerika Serikat George Walker Bush, Senin (15/12) dini hari ternyata menjadi perhatian dunia, termasuk di Indonesia sendiri.


Bagi kalangan pers, hal ini terbilang istimewa, bukan hanya disebabkan ketokohan Bush yang dianggap sebagai polisi dunia saja yang menjadi topik berita, tapi lebih kepada peristiwa langka, dimana seorang Presiden dengan pengawalan yang super ketat ternyata juga bisa kecolongan.

Peristiwa yang oleh masyarakat Timur Tengah dianggap sebagai penghinaan yang terendah dan ditayangkan secara visual di berbagai televisi dunia juga membawa dampak besar terhadap arogansi militeristik dan sistem pemerintahan Amerika Serikat, terutama menjelang peralihan kekuasaan.

Beragam tanggapan pun bermunculan di berbagai poral internet, dengan berbagai bahsa. Ada yang mengecam terhadap peristiwa itu, ada pula yang mendukung secara nyata.

Bahkan Wakil Presiden Jusuf Kalla pun ikut-ikutan berkomentar soal peristiwa yang menimpa pemimpin dunia itu. Walau hanya dengan berkelakar, JK meminta wartawan mengikat erat sepatunya setiap kali keterangan pers dengan presiden maupun dengan dirinya.

Kalla menilai insiden itu menunjukkan tak hanya wartawan yang butuh perlindungan dari pemerintah, namun presiden juga butuh perlindungan dari wartawan. Bukan hanya wartawan yang butuh perlindungan. Insiden sepatu itu bukti presiden juga butuh dilindungi.

Kalla meminta jurnalis membuat tulisan yang memberi optimisme, tidak justru membuat orang menjadi pesimis. Sebab, kalau orang pesimistis, bukan hanya sepatu yang didapat, tapi bisa juga batu.

Selain itu, secara politis, pelemparan sepatu bernomor 10 itu juga sebagai balasan terhadap arogansi Amerika yang ingin mencari senjata pemusnah massal. Sebab, sejak dilancarkannya agresi militer ke negeri 1001 malam itu beberapa tahun lalu hingga berakhirnya masa kekuasaan bush, tidak ditemukan yang dicari, kecuali kematian massal, kemelaratan, kemiskinan, ketertindasan dan perperangan antar sekte serta berkembangnya rasa pesimistis dari rakyat Irak untuk kembali hidup normal seperti rakyat di negara-negara lain.
Kalau lah arogansi militeristik ini terus dilakukan, tidak hanya oleh negara adidaya Amerika Serikat, tapi juga negara-negara kuat lainnya, maka akan sulit untuk menciptakan perdamaian di dunia.

Sebaliknya, kalaulah perdamaian dunia tidak tercipta dan yang berkembang hanya rasa pesimistis, tidak heran perperangan pertikaian antara negara akan terus terjadi dan ini akan menimbulkan mala petaka besar di dunia, seperti dialami Bush di akhir masa kejayaannya yang hanya mendapatkan sepasang sepatu usang bernomor 10, itu pun tidak bisa dipakai, karena kesempitan bagi Bush.

Berkaca dari peristiwa itu, mari kita bersama menciptakan kedamaian, meningkatkan kemaslahatan umat dan menjauhi diri dari pertikaian, baik di tingkat internasional, nasional, bahkan di daerah sendiri. Sebab, kunci dari keberhasilan sebuah negara terletak dari kedamaian hidup yang dijalani rakyatnya.***

catatan: pernah dimuat di Riau Pos 17 Desember 2008

Klik disini untuk melanjutkan »»

Monday, 15 December 2008

Presiden Bush dan Sepatu Nomor 10

. Monday, 15 December 2008
0 komentar

PEMANDANGAN yang langka terjadi di akhir tahun 2008. Presiden Presiden Amerika Serikat George W. Bush dilempar pakai sepatu disertai caci maki oleh Muntazer al-Zaidi, wartawan dari televisi al-Baghdad yang berbasis di Kairo, Mesir, saat melakukan jumpa pers bersama Perdana Menteri Nouri al-Maliki di Baghdad, Senin pukul 08.00 WIB.


Meski lemparan yang dilakukan seorang jurnalis Irak itu tidak mengenai Bush, namun sempat membuat situasi agak tegang. Ini terlihat jelas dalam tayangan di berbagai layar televisi pada pukul 08.00 WIB Senin (15/12/2008).

Bush sempat mengelak lemparan pertama disusul dengan lemparan sepatu kedua, masih saja tidak mengena. Untung situasi segera terkendali, para pengawal dan intel langsung masuk ruangan dan mengamankan jurnalis yang ikut meliput acara jumpa pers itu.

Uniknya, lemparan sepatu yang dianggap sebagai salam perpisahan itu--karena Bush segera meninggalkan tampuk pemerintahan dan akan digantikan oleh Barack Husein Obama—ternyata bernomor 10.

Dan ini pulalah yang menjadi perhatian Bush setelah insiden tersebut terjadi. “Yang bisa saya katakan adalah, sepatu itu nomor 10,” kata Presiden Bush seperti dilansir kantor berita Associated Press.

Begitu pentingkah angka nomor 10 bagi Bush, sehingga hanya kata-kata itu yang ia ucapkan. Tapi yang pasti, informasi tentang Bush dilempar pakai sepatu dalam acara resmi ini ternyata mewarnai pemberitaan di berbagai media massa, baik televisi, radio maupun di internet. Pertanyaannya, pertanda apakah ini bagi Bush, ada apa dengan sepatu nomor sepuluh?
sumber foto:era muslim.com

Klik disini untuk melanjutkan »»

Friday, 12 December 2008

Permintaan Produk Mainan Meningkat 3 Kali Lipat

. Friday, 12 December 2008
1 komentar

SELAMA akhir tahun terutama saat musim liburan sekolah tiba, permintaan pasar akan produk mainan cenderung meningkat tajam. Selain itu, jumlah kunjungan ke lokasi pusat perbelanjaan juga meningkat hingga 55 ribu kunjungan per hari.


‘’Grafik pemasaran kita di Pekanbaru cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Oleh karena itulah maka setelah Jakarta, kami hadirkan liburan bersama Garfield di kota ini. Pasar mainan di kota ini sangat potensial. Bahkan untuk meet and greet bersama Garfield, Pekanbaru adalah kota kedua setelah Jakarta. Market di Pekanbaru ini nomor dua di luar Pulau Jawa,’’ ungkap Marketing Promotion Emway Globalindo Pramono, Jumat (12/12) petang.

Didampingi manajemen Mal Ciputra Seraya Afra, Pramono menjelaskan bahwa kedatangannya ke Pekanbaru membawa serta Garfield adalah ingin menyemarakkan liburan anak sekolahan di Kota Bertuah sembari perayaan 30 tahun Garfield. ‘’Akan ada harga promo yang kita berikan untuk Garfield. Iven pameran bersama Garfield ini juga akan diramaikan dengan lomba menyanyi, mewarnai, story telling, fashion show, Garfield quizzes dengan beragam hadiah menarik serta aneka permainan seru dari kami, baik itu Hot Wheel speed challange, funny spoon games, stacking games dan banyak lagi,’’ ucapnya.

Iven yang jangan sampai terlewatkan adalah Meet and Greet bersama Garfield pada 27 dan 28 Desember. Namun setiap harinya, mulai Senin hingga Ahad, akan ada beragam perlombaan dan permainan seru selain aneka produk Garfield yang bisa didapatkan dengan harga promo, mulai dari handuk, selimut, boneka, bantal, baju, celana dan banyak lagi. ‘’Barbie, Hot Wheel dan aneka produk dari Emway lain akan ikut pula meramaikan,’’ sebutnya.

Garfield sendiri, lanjut Pramono, adalah tokoh komik ciptaan Jim Davis, yakni seekor kucing oranye gendut yang pemalas dan sinis. Garfield sangat menyukai lasagna, kopi dan remote control. Pemiliknya Jon Arbuckle dan temannya Odie si anjing yang baik namun bodoh. Setakat ini, sudah terjual sebanyak 130 juta buku Garfield di dunia dan kerajaan Garfield juga sangat luas meliputi 111 negara yang mana sebanyak 400 pembuat barang berlomba-lomba memproduksi ribuan produk mainan Garfield.

Sementara itu, pihak Mal Ciputra Seraya Afra menambahkan, meramaikan suasana Garfield dan liburan Natal serta Tahun Baru, pihak mal juga sudah selesai mendekorasi area pameran dan permainan selama liburan bersama Garfield dengan boneka Garfield yang lucu, disain unik rumah Natal Garfield, pohon Natal yang besar, cerobong asap dan aneka ornamen lain. Bahkan pada Ahad (14/12) ini, pihak mal juga mengundang 50 best shopper selama Oktober dan November untuk nonton bersama di Riau 21.(sar)

Klik disini untuk melanjutkan »»

Riau Dijatah ‘Block Grant’ Rp658 M

.
0 komentar

TAHUN 2009 mendatang, Provinsi Riau mendapat jatah dana block grant sebesar Rp658,169 miliar. Dana tersebut dipergunakan untuk sejumlah kegiatan mempelancar program pembangunan di Riau.


Ketua Panitia Kerja (Panja) block grant Komisi X DPR RI untuk Riau, Musfihin Dahlan, kepada wartawan Jumat (12/12) menyebutkan, dana block grant tersebut diberikan kepada daerah dengan maksud untuk menunjang proses belajar mengajar di daerah.

Secara rinci, dari Rp658 miliar dana yang dijatahkan ke Riau tersebut, sebesar Rp366 miliar diantaranya dikelola oleh Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Ditjen Pendidikan Tinggi Rp6,96 miliar, Ditjen Pendidikan Nasional Informal dan Formal sebesar Rp18,3 miliar, dan Ditjen PMPTK Rp266,3 miliar.

‘’Secara nasional, pada 2009 ini dianggarkan dana Rp35,1 Triliun untuk kegiatan block grant ini. Sedangkan 2008 Rp33,4 Triliun,’’ kata Musfihin.

Akan halnya pada 2008 ini, Provinsi Riau menerima dana Rp547,7 miliar untuk block grant. Dana langsung disalurkan Depdiknas ke rekening sekolah.

Tak hanya untuk rehab gedung dan pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB), dana block grant ini juga dialokasikan untuk sejumlah kegiatan. Diantaranya program penelitian dan pengembangan Iptek, program Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun, Program Pendidikan Menengah, Pendidikan Non Formal, Pendidikan Tinggi, PMPTK, Pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan, manajemen pelayanan pendidikan, penelitian dan pengembangan pendidikan, penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan pemerintahan dan program penguatan kelembagaan pengarustamaan gender dan anak.

Di Riau, keberadaan block grant ini kata Kepala Disdik Riau HM Wardan MP, sangat diperlukan. Mengingat APBD Riau dan kabupaten/kota saja tidak menyanggupi untuk membiayai sejumlah kegiatan seperti yang dibiayai di APBN tersebut.

‘’Perlu pengawasan bersama dari pemerintah di daerah untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan ini di daerah,’’ kata Musfihin.(kaf/ripos)

Klik disini untuk melanjutkan »»

4.500 Karyawan Terancam PHK

.
0 komentar

KABAR buruk menyambut tahun 2009! Dinas tenaga kerja Provinsi Riau, memprediksi pada tahun 2009 mendatang, akan ada sekitar 4.500 karyawan lagi yang akan terkena Pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh beberapa perusahaan dalam upaya efesiensi pekerja dan penyelamatan operasional perusahaan.


Memang kita belum bisa mengatakan itu akan terjadi, tapi ada kecendrungan ke arah situ pasti ada. Saat ini saja ada 1.000 karyawan PT RAPP yang dirumahkan. Kalau kondisi ekonomi tidak teratasi bukan tidak mungkin PHK itu akan berlanjut dan prediksi kita sekitar 4.500 karyawan terancam di PHK, kata Kasubdis Hubungan Kerja dan Masalah Buruh Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Provinsi Riau, Syamsul Bahri pada wartawan, Kamis (11/12).

Tingginya tingkat PHK saat ini kata Syamsul, mengancam bertambahnya angka pengangguran di Riau. Saat ini angka pengangguran di Riau mencapai 200 ribu lebih atau sejumlah 10,1 persen dari jumlah . Namun demikian, Disnaker tetap berharap, jika kondisi ekonomi sudah membaik, masing-masing perusahaan yang telah mem-PHK-kan karyawannya untuk dapat mempekerjakannya kembali

Sementara itu, Disnaker Provinsi Riau mencatat ada sejumlah 2.148 karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh beberapa perusahaan di Riau. Jumlah tersebut tercatat mulai dari tahun 2007 hingga akhir 2008 ini. Ironisnya, di tahun 2008 ini jumlah tersebut merupakan angka tertinggi dalam kasus PHK yang pernah terjadi dalam sejarah Riau.
Memang kasus PHK yang terjadi saat ini bukan semata-mata diakibatkan krisis ekonomi global saja. Tapi kita tidak menutup mata bahwa tahun ini krisis global telah berdampak negatif pada pekerjaan banyak orang,kata Syamsul.

Dari jumlah 2.148 karyawan yang di-PHK, dijelaskan Syamsul termasuk di dalamnya dua perusahaan besar yang berada di Riau. Masing-masing perusahaan tersebut adalah PT Riau Andalan pulp and Paper (RAPP) sejumlah 559 karyawan dan PT Indahkiat sejumlah 420 karyawan.Tapi informasi yang kita terima, Indahkiat itu program pengunduran diri sukarela atau PPDS. Bukan di-PHK, tapi karyawan yang mengundurkan diri. Pada umumnya karyawan yang di-PHK berasal dari perusahaan perkebunan yang bergerak di bidang ekspor seperti perkebunan dan perkayuan,jelasnya.(afz/rpg)

Klik disini untuk melanjutkan »»

Wednesday, 10 December 2008

Berebut Menjadi PNS

. Wednesday, 10 December 2008
0 komentar


Klik disini untuk melanjutkan »»

Iklan Usaha Kecil Menengah (UKM)

.
0 komentar


Klik disini untuk melanjutkan »»

Awas AIDS di sekeliling anda!

.
0 komentar


Klik disini untuk melanjutkan »»

Wednesday, 3 December 2008

Ketika Falsafah Sapu Lidi Mulai Ditinggalkan

. Wednesday, 3 December 2008
0 komentar


Lidi.
Semua orang mengenal bahwasanya lidi berasal dari pelepah daun kelapa yang dapat dijumpai, tidak hanya di pedesaan, tapi juga di perkotaan. Bahkan dari dulu hingga sekarang, masih banyak orang menggunakan lidi untuk keperluan hidup sehari-hari.


Sebut saja misalnya, untuk sapu yang lebih dikenal dengan sebutan sapu lidi, untuk tusuk sate bagi pedagang satu. Bagi pedagang minuman, dulu sering kumpulan lidi-lidi dijadikan untuk mengocok telur ayam atau itik. Bahkan bagi guru-guru tempo doeloe, potongan-potongan lidi dijadikan sebagai alat peraga atau pun alat pembelajaran dalam berhitung. Tidak heran kalau setiap murid sekolah dasar (SD) dulu selalu mengantongi potongan lidi dalam tas atau kantong baju mereka.

Tidak cukup hanya sampai di situ. Selain banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, ternyata lidi mengandung falsafah hidup yang mendalam, tidak hanya pada diri sendiri, tapi juga dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Satu diantaranya terlihat pada ujud sapu lidi.
Sebatang lidi tidak akan ada artinya bagi tumpukan sampah yang menggunung. Sebatang lidi tidak akan membersihkan sampah di sekeliling kita. Bahkan bukan tidak mungkin sebatang lidi akan patah-patah bila dipaksa sebagai alat pembersih. Namun tidak demikian, bila batangan-batangan lidi itu dikumpulkan menjadi satu. Tenaga yang kecil dari sebatang lidi akan menjadi kekuatan yang besar bila menyatu dalam satu kesatuan yang terikat kokoh dengan kebersamaan.

Artinya, bersatu kita utuh, bercerai kita runtuh. Filsafat hidup inilah yang dulu selalu dipegang teguh oleh para pejuang pendahulu bangsa ini. Filsafat hidup itu pun ditularkan turun temurun hingga kini.

Namun belakangan, di era reformasi penuh kebebasan, bahkan juga hidup di perkotaan besar, filsafat sapu lidi ini terkesan mulai ditinggalkan dan berganti dengan pola hidup individualisme. Sehingga antar tetangga sebelah pun saling tidak mengenal dan sibuk dengan urusan masing-masing.

Dalam tataran perpolitikan di tanah air pun hal ini nampak nyata. Terlalu banyak parpol yang muncul sebagai akibat ketidaksesuaian sesama pengurus partai, sehingga sehingganya yang semula besar dan kuat kini pun akhirnya rapuh. Kondisi ini pun terkadang bisa dimanfaatkan pihak atau partai lain yang memiliki basis massa yang jelas.

Sebut saja misalnya partai berbasis Islam. Kalau semasa era Orde Baru, kita hanya disuguhkan dengan tiga kekuatan parpol. Satu diantaranya berbasis Islam, sehingga menjadi suatu kekuatan penyeimbang bagi parpai yang memang. Sekarang yang terlihat di pentas politik di tanah air, cukup anyak partai-partai berbasis Islam, namun hanya ibarat buih di lautan, pecah ketika sampai di tepian, tanpa kekuatan yang nyata.

Pertanyaannya, bagaimana bila partai berbasis Islam itu kembali menyatu dalam satu kesatuan yang utuh bagaikan sebuah sapu lidi. Jika ini yang terjadi, bisa dibayangkan akan menjadi suatu kekuatan yang besar di negeri ini.

Mungkinkah itu terjadi?
Yang pasti alam terbentang jadi guru.
Mari kita membaca ayat-ayat Allah yang tersurat dan tersirat. ***

Klik disini untuk melanjutkan »»

Tuesday, 2 December 2008

Gerakan Sejuta Melayu (Genta Melayu)

. Tuesday, 2 December 2008
0 komentar

Oleh: Rida K Liamsi
(Bagian terakhir dari dua tulisan)

Model Institusi dan Struktur Bisnis:
BAGAIMANA konsep dan gerakan ini akan dilaksanakan? Karena, gerakan ini adalah gerakan yang berorientasi ekonomi dan bisnis, serta bukan gerakan politik, maka organisasi usaha dan pola pengembangannya tentulah harus mengacu pada konsep dan pengembangan ekonomi dan bisnis. Harus dikelola dengan semangat bisnis dan investasi serta sebagai tulang punggungnya. Hal itu akan ditandai dengan:


Pertama, institusi bisnis yang akan didirikan adalah sebuah badan usaha yang paling mungkin melibat masyarakat Melayu yang lebih banyak sebagai stake holder-nya. Institusi bisnis seperti itu, sebaiknya berbentuk Perseroan Terbatas (PT), sebuah badan hukum usaha yang sudah sangat teruji dan menjadi salah satu bentuk badan hukum usaha yang dilindungi dengan undang-undang.

Kedua, pemegang sahamnya adalah sejumlah orang yang mewakili masyarakat Melayu yang ada di Riau yang jumlahnya diatur sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, terutama undang-undang Perseroan Terbatas dan Undang-undang penanaman modal dan pasar modal.

Ketiga, bidang usaha yang akan dikembangkan diutamakan adalah usaha yang bersifat mempercepat proses pemberdayaan kemampuan, baik manajemen, maupun kapital, serta kebijakan mempercepat proses penguasaan aset-aset strategis:

Pertama, bidang konsultasi bisnis dan keuangan, yang tujuannya akan menjadi sarana bagi membantu dunia usaha orang-orang Melayu agar dapat berkembang secara lebih sehat, ekonomis dan profesional.

Kedua, bidang keuangan dan sekuritas, yang tujuannya akan menjadi institusi keuangan yang akan digunakan bagi penyediaan sumber investasi bagi kalangan dunia usaha masyarakat Melayu Riau, terutama yang bergerak sebagai usaha kecil dan menegah, baik dalam bentuk lembaga keuangan (BPR, Ventura, dan lainnya), maupun instrumen pasar modal dan pasar uang, dan lainnya

Ketiga, bidang perdagangan umum, yang fokus pada penyediaan pasar bagi produk dari dunia usaha masyarakat Melayu Riau dalam bentuk pengumpulan, penggudangan, pengolahan, packing dan ekspor dan lainnya agar semua produk yang dihasilkan dapat diserap dan dipasarkan.

Keempat, bidang support & service, yang tujuannya menjadi lembaga yang akan membantu dunia usaha masyarakat Melayu dalam bentuk penyediaan jasa dukungan berupa sarana penyewaaan alat-alat berat, transportasi, mobilitas proyek dan lainnya.

Kelima, bidang infrastruktur, perkebunan, properti dan lainnya, yang berskala besar agar dapat ikut serta dalam memanfaatkan peluang pembangunan infrastruktur, dan lainnya di daerah Riau.

Keenam, bidang penjaminan dan asuransi, yang tujuannya menjadi lembaga penjamin dan penanggung resiko terhadap perusahaan-perusahaan masyarakat Melayu yang memerlukan dukungan jaminan dan asuransi usaha mereka.

Ketujuh, pusat pelatihan, pendidikan bisnis, riset dan teknologi, yang tujuannya menyiapkan SDM masyarakat Melayu yang andal dalam dunia bisnis, para entrepreneur Melayu yang tangguh dan sanggup bersaingan dengan kelompok masyarakat/etnis lainnya.

Kedelapan, bidang media dan ICT (Informasi, Komunikasi dan Telekomunikasi) untuk membangun akses komunikasi dan informasi bagi kesiapan masyarakat Melayu memasuki era perubahan dan globalisasi.

Modal, Saham dan Lainnya
Dengan konsep dan strategi bisnis yang sudah dikemukakan di atas, maka sejak dari awal institusi bisnis atau perusahaan yang akan didirikan itu adalah perusahaan yang sejalan dengan semangat gerakan sejuta Melayu itu, yang bukan hanya dapat diimplementasi dalam aktivitas bisnis, tetapi juga pada aktivitas sosial lainnya, yang kelak dapat mencerminkan bagaimana masyarakat Melayu merespon perubahan-perubahan sosial, poilitik, kebudayaan dan ekonomi di luar komunitasnya. Karena itu dasar pemikiran yang melatarbelakanginya juga harus visioner dan moderen. Untuk itu misalnya:

Pertama, idealnya modal dasar holding Rp100 miliar, dengan modal setor Rp25 miliar. Ini dapat dicapai secara bertahap dalam masa 5 sampai 10 tahun. Meskipun untuk awal pendirian perusahaan cukup dengan modal dasar Rp10 M dan modal setor Rp2,5 M.

Kedua, perusahaan akan dikembangkan dengan model semi publik, dengan menghimpun pemegang saham di bawah 300 pemegang saham, atau idealnya 250 pemegang saham. Tiap pemegang saham dapat mewakili satu pemilik saham atau kolektif atas nama beberapa pemilik saham, maksimum 500 pemilik saham. Dengan nilai nominal per lembar saham Rp1.000, berarti waktu didirikan saham yang disetor sejumlah Rp2,5 miliar atau 2,5 juta lembar saham. Bukti setoran saham diberikan dalam bentuk sartifikat saham kolektif per pemilik saham.

Ketiga, pada waktu didirikan, idealnya pemegang saham awal 25 pemegang saham, sehingga tiap pemegang saham memiliki 100.000 lembar saham atau Rp100 juta dan perusahaan sudah dapat didirikan jika minimal sudah ada dua pemegang saham yang menyetorkan modal. Ini untuk memudahkan gerakan perusahaan dan tidak diributkan berbagai struktur bisnis yang cenderung kurang terkendali, atau justru hanya sebagai wacana yang “panas-panas tahi ayam“.

Keempat, dalam perkembangan, para pemegang saham awal/pendiri dapat menjadi pemegang saham kolektif/pemegang saham jangkar, yang memegang saham atas nama sejumlah pemilik saham, yang maksimum jumlahnya 100 pemilik saham. Tetapi, saham yang sudah disetor, dapat saja dilepas kembali/dijual kepada pihak lain atau kepada badan/perhimpunan yang menghimpun atau membina komunitas Melayu, seperti Dewan Perniagaan Melayu, Perhimpunan Pengusaha Melayu Riau dan lainnya, baik badan yang sudah ada, maupun yang dibentuk kemudian oleh perusahaan untuk menampung saham-saham yang dikembalikan.

Kelima, nilai saham yang dilepas atau dijual kembali setelah satu tahun, ditetapkan minimal 110 persen dari nilai saham awal. Nilai saham ini bisa lebih tinggi jika dalam perkembangannya perusahaan maju dan memiliki nilai equitas yang lebih tinggi. Bagi pemegang saham sponsor/pendiri, saham yang disetorkan, sekurang-kurangnya harus ditempatkan selama dua tahun, baru dapat dilepas atau dijual kembali dan bagi pemegang saham bukan pendiri, saham yang disetor sekurang-kurangnya ditempatkan selama satu tahun, baru dapat dijual/ dilepaskan kembali dengan imbal minimal.

Keenam, yang berhak menjadi pemegang saham dan pemilik saham di perusahaan induk adalah masyarakat Melayu Riau dimanapun dia berada.

Bentuk Usaha dan Pengembangan
Bagaimana sebaiknya pola operasional dan struktur perusahaan yang dapat dikembangkan, mengingat kemampuan modal perusahaan juga sangat terbatas?
Pertama, perusahaan yang didirikan didisain sebagai sebuah Holding Company (Perusahaan Induk) Yang operasional, dan bukan perusahaan holding yang hanya jadi pemegang saham atas nama, yang kadang hanya diberikan saham goodwill, 10 persen, tetapi dilecehkabn.

Kedua, operasional usaha, selain dilakukan oleh perusahaan induk, juga akan dilakukan oleh anak-anak perusahaan, baik yang dibentuk sebagai badan hukum tersendiri yang baru, maupun dengan mengakuisisi perusahaan-perusahaan lain yang potensial dan strategis serta prospektif.

Ketiga, kepemilikan saham pada anak-anak perusahaan dapat dilakukan/ dimiliki pihak kedua/ lain/ mitra, namun holding minimal harus menguasai 51 persen. Jika belum memungkinkan karena keterbatasan modal, holding dapat menjadi minoritas dengan kepemilikan minimal 15 persen saham. Dan dalam perjanjian kemitraan, harus diupayakan agar pada waktu tertentu, saham dapat dimiliki holding minimal 51 persen atau menjadi saham pengendali.

Keempat, sepanjang dalam operasional belum dimungkinkan didirikan anak perusahaan, maka akan dilakukan melalui unit-unit atau divisi usaha. Kelak setelah cukup baik akan dikembangkan sebagai anak perusahaan yang berdiri sendiri. Holding akan berperan sebagai penentu kebijakan pengembangan perusahaan, strategi jangka panjang dan melakukan evaluasi dan kontrol yang rutin terhadap anak-anak perusahaan.

Kelima, holding harus berperan serta dan menjadi mitra strategis dunia usaha di daerah, khususnya dengan Pemda, agar dapat menjadi motor penggerak bagi suksesnya Visi Riau 2020 di bidang ekonomi.

Keenam, holding harus menjadi mitra strategis bagi dunia usaha masyarakat melayu dimana saja dan membangun sinergi usaha, baik manajemen, maupun kapital.
Ketujuh, holding dan anak perusahaan harus menjadi perusahaan yang moderen dan terbuka, dengan menjadikan pasar modal sebagai target perkembangan ke depan, agar dapat dikelola secara terbuka, sehat dan taat aturan.

Penutup
Demikianlah pokok-pokok gagasan dan model implementasi bisnisnya sebagai salah satu upaya untuk memberdayakan masyarakat Melayu Riau dalam bidang ekonomi. Sebagai ikhtiar, daripada kita hanya mengeluh dan berpangku tangan. Tak ada yang akan berubah, kalau kita tidak hendak mengubahnya.

Konsep dan model Genta Melayu ini, bukan hanya cocok diimplementasikan di Riau saja, tetapi juga dapat dilakukan di daerah lainpun yang menjadi basis masyarakat, para penjunjung kebudayaan dan tradisi Melayu. Kebersamaan ini akan dapat mewujudkan sinergi bisnis, investasi dan jaringan bisnis lainnya. Sebenarnya, dalam masalah ekonomi dan bisnis, makin ramping organisasi kita, maka makin besar peluang untuk maju. Makin besar kepercayaan kita berikan kepada pengelolanya, makin cepat institusi ini akan maju dan berkembang. Kunci dari sebuah bisnis itu adalah Kepercayaan atau “Trust”. Bagi masyarakat Melayu, inilah inti dari hubungan kemasyarakatannya. Dan itulah moral yang selalu diajarkan di dalam berbagai aspek budayanya.

Sebuah nama yang business like, dapat saja menjadi kekuatan penyatu, kekuatan penerobos, dan pembangkit semangat, dan tentu dalam strategi untuk memperoleh respon pasar yang luas. Karena itu, nama-nama perusahaan yang akan didirikan, juga diharapkan sangat Melayu minded, dan Melayu maju. Beberapa nama yang ditawarkan adalah PT Genta Melayu Bersatu, PT Genta Azam Berjaya, PT Genta Semangat Maju, PT Genta Azam Serantau, PT Genta Harapan Serantau, dan lainnya yang bussines like.

Demikianlah wacana ini dikembangkan. Dan 28 November lalu, gagasan ini telah disampaikan di depan forum dialog “Upaya Memberdayakan Ekonomi Pengusaha Ekonomi Serumpun“ di kediaman tokoh Melayu Riau Tenas Effendi, dalam pertemuan yang diselenggarakan pihak Tenas Effendi Foundations, dan DPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPPMI) Riau. Forum itu meskipun sangat terbatas, tetapi merupakan gong bagi dimulainya kampanye Gerakan Sejuta Melayu (Genta Melayu) ini. Tinggal kita mewujudkannya.

Ini memang dimulai dari sebuah langkah kecil, sebuah kebijakan mikro. Tapi kalau gerakan demikian ini dapat dilakukan di berbagai tempat yang menjadi jantung gerakan Melayu baru, seperti di Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Kalimantan Barat, dan juga di Malaysia, maka akan menjadi sebuah kekuatan yang luar biasa besarnya, dan menjadi pilar bisnis yang cukup potensial bagi membangun hari depan ekonomi masyarakat Melayu. Dia akan menjadi sebuah “dinosaurus bisnis“, dia akan jadi semacam “Khazanah Corp“, dimana harkat dan martabat orang Melayu tegak dan dihormati. Semogalah!***

Rida K Liamsi,
CEO Riau Pos Group dan
RIC Group.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Monday, 1 December 2008

Gerakan Sejuta Melayu (Genta Melayu)

. Monday, 1 December 2008
1 komentar

(Bagian pertama dari dua tulisan)
Oleh Rida K Liamsi
Dasar Pemikiran
DI RIAU sampai saat ini jumlah masyarakat miskin masih cukup besar, masih sekitar 32 persen dan sebagian besar yang berada di bawah garis kemiskinan itu adalah masyarakat Melayu, diperkirakan 60 persen dari total masyarakat miskin tersebut.

Selain kemiskinan struktural, geografis, dan kwalitas SDM, juga kemiskinan terhadap akses ekonomi, baik produksi, pasar maupun finansial. Sehingga sangat sulit untuk mengembangkan berbagai sektor kehidupan lain, termasuk pendidikan dan kebudayaan yang menjadi prasarat utama untuk mengatasi masalah kemiskinan itu. Secara historis masyarakat Melayu Riau adalah tuan di negeri ini, namun dalam banyak asfek mereka terpinggirkan, karena lemah dalam bargaining power, terutama dalam bidang ekonomi.

Era otonomi sebenarnya telah memberi masyarakat Melayu Riau kesempatan membangun kekuatan terutama dalam bidang sosial politik dan pemerintahan dan ini merupakan modal utama untuk membangun sinergi ke depan yang lebih baik, karena hampir semua elit politik dan pemerintahan di Riau dikuasai oleh para tokoh Melayu Riau. Mereka adalah para pembuat keputusan strategis yang bisa memutih dan menghitamkan masyarakat Melayu.

Karena itulah era otonomi ini seharusnya dapat didayagunakan secara maksimal agar semua peluang yang ada, khususnya di bidang ekonomi, dapat dimanfaatkan untuk memberdayakan masyarakat Melayu Riau, baik dalam upaya membangun semangat kewirausahaan, maupun membangun komunitas bisnis yang tangguh. Karena secara historis, masyarakat Melayu adalah masyarakat perdagangan dan Riau pernah menjadi salah satu pusat perdagangan penting di kawasan ini.

Namun, pemberdayaan itu hanya dapat dilakukan secara maksimal apabila mereka dapat memperoleh cara dan kekuatan yang mendekatkan mereka pada penguasaan terhadap aset-aset ekonomi strategis secara bertahap, terencana dan berkelanjutan, melalui institusi ekonomi yang andal dan professional, untuk membangun masa depan masyarakat Melayu Riau yang lebih kuat dan tangguh, serta mampu bersaing. Ini adalah visi dan misi ideal yang harus terujud dan menjadi tanggung jawab bersama masyarakat Melayu Riau.

Untuk mewujudkan visi dan misi ideal ini, perlulah dilakukan upaya menghimpun dan membangkitkan semangat masyarakat Melayu Riau yang ada dan mendayagunakan semua potensi yang ada ke dalam satu strategi pemberdayaan ekonomi yang lentur dan dapat bersinergi dengan kekuatan ekonomi masyarakat Melayu serantau lainnya yang sudah maju dan kukuh, seperti masyarakat Melayu Malaysia dan lainnya, untuk membangun kekuatan ekonomi bersama, minimal di kawasan ASEAN ini, sebagaimana diamanatkan Visi Riau 2020. Harus ada kemauan politik yang memberi porsi yang adil kepada mereka dalam akses kepada potensi dan peluang ekonomi yang ada, sepertti kebijakan pemerintah Malaysia yang memberi 30 persen porsi ekonomi dan keuangan serta peluang lainnya kepada masyarakat Melayu disana sebagai ujud pengakuan akan hak dan keistimewaan mereka sebagai penduduk asal negeri itu.

Gebu Minang (Gerakan Seribu Minang) adalah model yang patut dicontoh dalam upaya menggerakkan semangat dan menyinergikan potensi masyarakat suatu kaum/ etnik dan masyarakat Melayu Riau dapat mengambil model ini sebagai inspirasi dengan memodifikasi dan merevitalisasi semangat budaya Melayu ke dalam sebuah gerakan yang berteraskan gerakan ekonomi. Gebu Minang itu ternyata telah menjadi konsep dan strategi pemberdayan ekonomi masyarakat cukup andal, terutama dalam membangun dan membangkitkan solidaritas masyarakat untuk memerangi kemiskinan.

Dengan semangat yang berbeda dan obsesi yang lebih fokus, masyarakat Melayu di Riau dapat meujudkan gerakan yang sama, yang dapat dinamakan Gerakan Sejuta Melayu (Genta Melayu), yaitu sebuah gerakan yang berupaya menyatukan semua potensi dan kekuatan orang Melayu Riau, untuk bersama-sama membangun sebuah kekuatan ekonomi, bagi membangun hari depan masyarakat Melayu yang lebih baik.

Berbagai wacana untuk memajukan masyarakat Melayu Riau ini memang sudah pernah diketengahkan. Saat ini yang diperlukan adalah implementasi, actions dari semua wacana itu, maka Genta Melayu ini, adalah sebuah action, sebuah langkah nyata, dan diujudkan dengan niat, inilah saatnya, inilah momentumnya. Saat ini, menyebut kata Melayu, menggunakan icon Melayu sebagai semangat, dan mengusung Melayu sebagai konsep dan bahkan kehendak agar Melayu menjadi sebuah kekuatan dan komunitas sah di negeri ini, bukan lagi sebuah kejahatan yang harus ditakuti, atau dihukum.

Visi Misi dan Esensi Gerakan
Genta Melayu atau Gerakan Sejuta Melayu ini adalah gerakan ekonomi untuk menghimpun dan menyatukan potensi masyarakat Melayu untuk membangun satu kebersaman, khususnya di bidang ekonomi, dimana hasil dari sinergi tersebut akan diujudkan dalam suatu institusi bisnis, yang dikelola secara profesional, dengan misi: Dengan kekuatan ekonomi, membangun masyarakat Melayu yang lebih maju dan tangguh.

Dengan visi dan misi yang demikian itu, maka Genta Melayu adalah simbol dari keinginan dan semangat masyarakat Melayu Riau untuk secara bersama membangun kekuatan ekonomi yang dimiliki masyarakat Melayu, agar dapat digunakan secara maksimal. Dengan demikian pengertian Genta Melayu itu dapat berarti:

Pertama, gerakan sejuta orang Melayu yang akan menghimpun potensi baik dana maupun SDM untuk mendirikan sebuah institusi bisnis yang kelak akan menjadi payung dalam membangun dan mengembangkan kemampuan ekonomi orang-orang Melayu Riau, baik dalam bentuk holding company atau sebuah incorporated.

Kedua, gerakan sejuta Melayu itu juga berarti gerakan yang coba mengajak setiap orang Melayu yang mampu untuk menginvestasikan minimal Rp1.000.000 dana mereka untuk menjadi modal bagi mendirikan sebuah institusi bisnis yang kelak akan menjadi holding bagi memayungi usaha-usaha yang dikembangkannya untuk membangun kekuatan ekonomi masyarakat Melayu Riau.

Ketiga, gerakan sejuta Melayu itu dapat juga berarti tiap orang Melayu, khususnya Melayu Riau dapat menginvestasikan dananya seberapapun, yang akan dihimpun dalam satuan-satuan unit modal, sehingga akan menjadi modal bagi mendirikan sebuah institusi bisnis yang akan menggerakkan potensi dan peluang yang dimiliki, bagi memberdayakan masyarakat Melayu di masa depan.

Dengan niat yang demikian itu, dengan visi dan misi ideal seperti itulah, Genta Melayu itu dimulai, dan akan diupayakan menjadi salah satu langkah strategis bagi memperbaiki dan memberdayakan masyarakat Melayu yang ada, khususnya di Riau dan sekitarnya.***

Rida K Liamsi,
sastrawan
dan pengusaha.

Klik disini untuk melanjutkan »»

YASRIL RIAU Desain ByHendrawan and Support by Ridwan CCMD. All Right Seserved

 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com | Power by blogtemplate4u.com