SAUDARA KU DI MANA PUN BERADA, SEIRING DATANGNYA 1 RAMADHAN 1433 H, MARILAH KITA SALING MEMBERSIHKAN DIRI, KEPADA ALLAH SWT KITA BERTAUBAT SESAMA MANUSIA KITA SALING BERMAAF-MAAFAN. MARI KITA PERBAIKI HUBUNGAN SILATURAHIM SESAMA UMAT, TERUTAMA PADA ORANG TUA, SUAMI ISTRI, SESAMA SAUDARA SEDARAH SERTA DENGAN KAUM KERABAT, JIRAN TETANGGA. SEMOGA DENGAN CARA DEMIKIAN, KITA BISA MENJALANI IBADAH PUASA DENGAN TENANG DAN MENDAPATKAN PAHALA YANG SETIMPAL DI SISI aLLAH SWT. UNTUK ITU, SAYA ATAS NAMA PRIBADI DAN KELUARGA MENGUCAPKAN SELAMAT MENJALANI IBADAH PUASA, MOHON MAAF ZAHIR DAN BATIN. SAUDARA KU, SESUNGGUHNYA BERHAJI MERUPAKAN SALAH SATU RUKUN ISLAM, YANG UNTUK MENJALANKANNYA KITA HARUS MEMILIKI TRESHOLD (NILAI AMBANG BATAS), KELAYAKAN, BAIK JASMANI, ROHANI MAUPUN MATERI. MAKANYA KALAU SUDAH SIAP, SEGERAKANLAH!!

Friday, 27 November 2009

Ibadah Kurban Dapat Mengokohkan Hubungan Sosial dan Ukhuwah Islamiah

. Friday, 27 November 2009
0 komentar

khutbah Idul Adha 1430 H

HARI ini 10 Zulhijah 1430 H bertepatan 27 November 2009 Masehi jutaan umat muslim diberbagai belahan dunia merayakan Hari Raya Idul Adha. Bagi mereka yang memiliki kelapangan rezeki, menjalankan ibadah naik haji ke Makkah sementara bagi yang belum menjalani ibadah di negeri masing-masing yang juga ditandai dengan pelaksaan shalat Idul Adha dan pemotongan hewan kurban. Berikut khutbah Idul Adha 1430 H/2009 M yang disampaikan oleh Drs Hajar Hasan MA (Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan UIN Susqa Pekanbaru)di hadapan umat muslim di Jalan Ciptakarya, Kecamatan Tampan Pekanbaru.



Allahu akbar 3x walilla ilham

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan berbagai nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Dengan nikmat tersebut diharapkan agar manusia senantiasa ingat kepada-Nya. Selain itu nikmat tersebut harus pula sebagiannya diserahkan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan, sebagai wujud rasa persaudaraan. Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga Allah senantiasa melimpahkan kesejahteraan kepadanya, para sahabat beserta pengikutnya.

Ditengah suasana penuh kedamaian dan keberkahan ini, dimana setiap orang diliputi dengan penuh rasa kesyukuran, rasa kebahagiaan dan kegembiraan, mari kita tingkatkan kualitas keimanan dan derajat ketaqwaan kepada Allah. Pada hari ini umat Islam diberbagai belahan dunia, mereka berbaris menuju tempat – tempat shalat I’d, meskipun mereka berbeda dalam status sosial dan profesi yang mereka tekuni, tapi mereka tetap satu langkah dalam barisan, satu pandangan dalam Islam, satu keyakinan dalam iman dan satu kalimat dalam ucapan, yaitu Allahu akbar walilla ilham, sebagai tanda kesyukuran kepada Allah.

Hari ini umat Islam merayakan hari raya Idul Adha, adalah bukti keikhlasan, kepatuhan, kepasrahan dan ketaatan kaum muslimin kepada perintah Allah, hari raya Idul Adha juga sebagai hari persatuan, persaudaraan dan solidaritas umat Islam sedunia. Oleh karena itu, hari raya Idul Adha mempunyai arti dan makna penting bagi umat Islam, untuk menatap masa depan yang lebih baik.

Allahu akbar 3x walilla ilham
Bagi saudara – saudara kita yang mempunyai kemampuan dan kesanggupan pada saat ini mereka sedang melaksanakan ibadah haji di tanah suci dalam rangka memenuhi panggilan illahi dan untuk menyempurnakan rukun Islam kelima, sebagai realisasi Iman dan taqwa kepada Allah. Seperti firman Allah yang artinya: “ Kewajiban atas orang – orang yang mempunyai kemampuan untuk melaksanakan ibadah haji ke Baitullah ”

Pada tanggal 9 Zulhijjah 1426 H kemaren, padang pasir arafah yang semula merupakan tempat yang sunyi sepi yang dihiasi bukit – bukit batu sekitarnya, berubah menjadi lautan manusia yang dihiasi dengan ribuan kemah dengan aneka ragam, suasana sunyi sepi berganti dengan gema tahlil, talbiah, takbir dan tahmid.

Ukuf di Arafah adalah merupakan puncak dari proses rangkaian kegiatan ibadah haji. Kegiatan arafah saat yang paling mendebarkan dan menentukan dari seluruh rangkaian perjalanan ibadah haji. Disela – sela suara takbir, tahmid, tahlil dan talbiah sering terdengar suara isak tangis anak manusia yang menyadari akan kesalahan – kesalahan dan dosa – dosa yang terlanjur atau yang sering dilakukan selama hidupnya, menyesali semua kesalahan dosa – dosanya seraya memohon doa kepada Allah dan bertaubat untuk tidak mengulanginya lagi. Lihatlah hamba – hambaku datang memenuhi panggilan-Ku dengan rambut kusut masai-penuh debu, mereka datang dari berbagai penjuru dunia yang jauh, mengharap ampunan, ridho dan surga-Ku. Andaikan dosa mereka sebanyak bilangan butir pasir dipantai atau sejumlah butir hujan akan aku ampuni dosa mereka, demikian sabda Rasulullah.

Allahu akbar 3x walilla ilham
Jema’ah haji dari berbagai bangsa, bahasa dan latar belakang budaya yang berbeda, ditempat ini mereka berzikir dan memuji Allah dalam bahasa yang sama, berpakaian yang sama, tujuan yang sama pada saat itu tidak ada beda antara yang kaya dan yang, pejabat dengan pegawai biasa, penguasa dengan rakyat biasa, terpelajar atau orang biasa.

Pangkat, jabatan dan gelar kehormatan yang sering digunakan oleh sebagian orang untuk menganggap dirinya super dan merendahkan orang lain, ketika itu ditinggalkan. Pakaian kebesaran yang dipakai untuk menakuti orang kecil dan lemah, dilepaskan. Ketika itu semua sama dihadapan Allah, semua kecil bahkan teramat kecil didepan penguasa alam semesta ini.

Ibadah haji bukan hanya mengandung nilai pahala, tapi yang tak kalah penting, bagi orang yang melaksanakannya akan dapat melihat jati diri yang sesungguhnya, sehingga muncul sikap keinsyafan terhadap perbuatan salah yang pernah dilakukan, sehingga sikap dan perbuatannya setelah haji senantiasa menyenangkan orang, dimana ia berada selalu pula menjadi panutan bagi orang yang sekitarnya. Itulah sebagai tanda mereka memperoleh haji mabrur.

Diantara hikmah ibadah haji adalah menyadarkan bahwa setiap manusia tidak berbeda dihadapan Allah, kecuali ketakwaannya. Kesadaran ini mengikis sifat angkuh dan sombong yang ada pada manusia.

Allahu akbar 3x walilla ilham
Salah satu karakteristik Islam yang sekaligus menempatkannya sebagai agama paripurna adalah ajarannya merupakan aturan hidup manusia yang lengkap. Oleh karena itu, Islam dapat dipandang sebuah sistem yang memberikan pedoman dan ketentuan untuk seluruh kehidupan. Lebih dari itu Islam telah membawa ajaran yang menyeluruh dan terpadu. Islam tidak membagi kehidupan dalam dua kutub yang terpisah, yaitu antara kepentingan material dan spiritual ( duniawi dan ukhrawi ). Dalam Islam keduanya merupakan satu kesatuan yang integral bagi kehidupan manusia. Ini adalah konsekuensi logis dari pandangan Islam yang melihat bahwa manusia merupakan perpaduan yang utuh dan bermakna antara unsur jasmani dan unsur rohani.

Lengkapnya aturan hidup yang didasarkan Islam tersebut, tercermin pula pada penekanannya terhadap pentingnya keseimbangan antara individu dan masyarakat dalam satu tatanan sosial yang damai dan harmonis. Ini berarti pula bahwa Islam pada satu sisi memandang setiap individu bertanggung jawab kepada Allah, tetapi di sisi lain, ia pun terpanggil untuk mengembangkan rasa tanggung jawab sosial. Oleh sebab itu, menjadi kewajiban bagi orang yang mampu untuk memberikan bantuan kepada mereka yang tidak mampu melalui ibadah kurban.

Kurban adalah suatu ibadah yang di latar belakangi oleh peristiwa yang terjadi antara Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Ketika itu, Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putra tercintanya, Ismail namanya. Seperti kita ketahui, Ismail adalah putra satu – satunya anak Nabi Ibrahim. Ismail merupakan buah hati dan belahan jiwanya. Ketika Ismail sedang meningkat remaja, datang perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelihnya. Kisah tersebut diabadikan oleh Allah dalam surah As Safat ayat 100.

Dilihat dari segi kemanusiaan, Nabi Ibrahim tidak tega menyembelih putra kesayangannya. Namun disisi lain, ia yakin bahwa ia sedang diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih Ismail. Akhirnya Nabi Ibrahim dengan penuh keyakinan ia laksanakan perintah Allah tersebut. Dilain pihak, Ismail tanpa gentar dan takut menghadapi kematian itu. Akhirnya, Nabi Ibrahim, Ismail dan ibunya pasrah melaksanakan penyembelihan itu, dan ketika pisau akan menyentuh leher Ismail, dengan kehendak Allah, Ismail ditukar dengan seekor kibas. Dengan demikian terselamatkanlah Ismail dari kematiannya ketika itu.

Kisah itu sudah berlalu, namum suatu hal yang perlu kita catat dankita ambil hikmahnya, yaitu ketulusan dan keikhlasan Nabi Ibrahim dalam melaksanakan perintah Allah. Dengan sifat ketulusan dan keikhlasan itulah, Nabi Ibrahim tidak ragu mengorbankan anaknya. Disisi lain, sifat kesabaran dan kepatuhan Ismail dapat pula dilambangkan sebagai suatu ketaatan dan kepatuhan anak kepada perintah orang tuanya.

Sifat ketulusan dan keikhlasan Nabi Ibrahim melahirkan suatu semangat korban yang perlu kita laksanakan dalam kehidupan. Dalam ibadah korban selain mengandung nilai pahala, juga mengandung nilai sosial kemasyarakatan. Sekalipun korban merupakan ibadah sunat, namun ia sangat dianjurkan oleh Rasulullah. Karena dengan korban itu, ia mensyukuri nikmat yang dianugerahkan Allah kepadanya.

Allah berfirman dalam surat Al Kautsar yang artinya:
Artinya : “ Sesungguhnya kami telah memberikan nikmat yang banyak kepadamu, untuk itu kerjakanlah shalat dan berkorbanlah ”

Harta, pangkat, keluarga dan jabatan adalah nikmat yang Allah titipkan sementara, dan bila Allah berkehendak untuk mengambilnya hanya sekejap mata. Seperti yang dialami oleh saudara kita di Aceh.

Setiap helai bulu binatang yang dikorbankan mengandung kebajikan, yang diterima oleh orang yang melakukan kurban. Oleh sebab itu, bagi orang yang telah mempunyai kemampuan untuk berkorban, tetapi ia tidak mau melaksanakannya, Nabi memberikan peringatan keras, sabdanya yang artinya : Barang siapa yang mempunyai kelapangan rezki tapi tidak mau berkorban, maka janganlah mendekati tempat – tempat shalat kita.

Allahu akbar 3x walilla ilham
Setiap ibadah dalam Islam mengandung nilai sosial dan pesan moral. Nilai yang terkandung dalam ibadah korban agar kita mensyukuri nikmat Allah dengan menyisihkan sebagiannya untuk membantu saudara – saudara kita yang terhimpit berbagai kemelut dan persoalan hidup, seperti saudara – saudara kita di Aceh yang terkena gempa dan tsunami, mereka kehilangan harta benda, anak, ibu, bapak dan saudara bahkan nyawa. Dan membantu saudara – saudara kita yang tertindas, tertindas karena ditekan oleh orang lain secara fasih, politik, ekonomi, seperti yang dialami oleh saudara – saudara kita diberbagai belahan dunia.

Begitu pula terhadap saudara – saudara kita yang lain, yang tertindas secara ekonomi, karena mereka memang tidak berpunya. Banyak hasrat dan cita – cita terpendam dan sirna, karena tidak punya harta untuk menggapainya.

Semangat hari raya kurban mempunyai arti penting bagi kita semua, karena kita masih berada dalam kondisi yang belum menguntungkan, masih terporak dalam krisis yang sulit diramalkan entah kapan berakhirnya. Seakan – akan kita kembali kezaman purba. Kebenaran tidak lagi menjadi milik bersama, tetapi hanya dikuasai oleh kelompok tertentu. Perkelahian, pembunuhan, perampokan dengan berbagai dalil dan main hakim sendiri sebagai ciri masyarakat primitif ternyata tumbuh subur di era reformasi ini. Dan kebijakan yang diambil penguasa seakan memperlengkap penderitaan masyarakat.

Allahu akbar 3x walilla ilham
Tidak ada kekuatan yang dapat diharapkan untuk mengatasi semua permasalahan tadi, kecuali dengan rahmat Allah, zat Maha Kuasa yang ajarannya dimarjinalkan dalam kehidupan kita. Namun perlu diingat bahwa rahmat itu tidak akan turun begitu saja, harus ada syarat yang harus dipenuhi yaitu kembali kepada ajaran agama secara total, dan rekat kembali tali persaudaraan yang sudah mulai rusak akhir – akhir ini. Oleh sebab itu kita harus melakukan perubahan dalam berbuat, bersikap dan berpikir kearah yang benar yang di ridhai ilahi. Perilaku kita yang perlu dirubah adalah sikap mengenyampingkan ajaran Islam dan ilmu pengetahuan dalam praktek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang di ridhai-Nya dan yang dirahmati-Nya.

Akhirnya kita semua bermohon kepada Allah, kiranya Allah senantiasa membimbing kejalan yang benar, untuk membangun ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah persaudaraan serta mengkokohkan hubungan sosial yang baik dalam hidup bermasyarakat dan menghilangkan sifat tamak, sombong, angkuh dan merasa benar sendiri.***

Klik disini untuk melanjutkan »»

Monday, 23 November 2009

Dumai Express Pecah, 30 Tewas

. Monday, 23 November 2009
0 komentar

KARIMUN (RP) - Kapal Feri Dumai Express 10 milik PT Lestari Indoma Bahari yang berangkat dari Sekupang, Batam tujuan Dumai, tenggelam. Bagian depan kapal ini pecah setelah dihantam gelombang diperkirakan setinggi 3-4 meter di Perairan Yu Kecil atau Takong Hiu di Kabupaten Karimun atau sekitar 8 mil dari Pelabuhan Tanjungbalai Karimun.


Kapal naas ini tenggelam Ahad (22/11), sekitar pukul 09.30 WIB, atau satu setengah jam perjalanan dari Batam. Lokasi tenggelamnya kapal, berada di 01. 12. 500 U dan 103. 20. 3.30 T.

Data korban, menurut Kepala Seksi Operasi (Kasi Ops) SAR Tanjungpinang, Budi Cahyadi , hingga pukul 20.30 WIB tercatat 30 orang penumpang ditemukan tewas.Data dari RSUD Tanjung Balai Karimun hingga pukul 18.30 WIB, korban tewas tercatat 28 orang. Sementara korban selamat yang telah berhasil dievakuasi berjumlah 248 orang. Sedangkan data dari Depertemen Kesehatan (Depkes) hingga pukul 21.30 WIB malam tadi, korban meninggal menjadi 29 orang. Menurut Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Depkes, Rustam S Pakaya korban, selamat 245 orang sementara 17 orang masih hilang. Total jumlah penumpang 278 orang.

Boru Tampubolon, salah seorang penumpang yang selamat kepada RPG menyebutkan, saat peristiwa pecahnya feri ini, dirinya duduk pada bagian bawah atau palka kapal. Saat itu, kata Boru Tampubolon, kapal tiba-tiba saja menjadi oleng setelah dihantam gelombang.

Akibatnya, penumpang yang semula duduk tenang di dalam kapal, menjadi panik. Mereka langsung berdiri. Bahkan ada yang menangis, berteriak dan mengucapkan kalimat mengucapkan pujian kepada Allah.

“Sebelum kapal pecah, terlebih dulu dilambung ombak dan akhirnya pecah pada bagian depan kapal dan air langsung masuk,” ujarnya yang masih terlihat trauma.

Melihat kejadian ini, dia berusaha menyelamatkan diri dengan mengambil life jacket dan memegangnya. Begitu juga dengan penumpang yang lain terlihat panik semuanya. Apalagi dengan hitungan menit air masuk ke dalam kapal pada bagian depan.

Melihat itu, penumpang yang berada di bagian depan kapal langsung berlarian ke belakang. Sebagian di antara mereka ada yang mengambil barang-barang dan life jacket (jaket pelampung) yang berada di bawah kursi dan bagian plafon kapal. Akibatnya, kapal menjadi bertambah oleng.

Dikatakan penumpang lain, sebelum kapal tenggelam, ABK kapal sempat memberikan petunjuk kepada penumpang, bahkan tiga buah sekoci pun sempat diturunkan untuk membantu penumpang. “Setelah dihantam gelombang, ada sekitar 15 menit, kapal mengapung sebelum akhirnya tenggelam ke dasar laut,” ujarnya.

Danlanal Tanjungbalai Karimun, Letkol Laut (P) Edwin secara terpisah kepada RPG menyebutkan, berdasarkan manifest jumlah penumpang yang ada di dalam feri Dumai Express 10 sebanyak 213 orang. Namun, berdasarkan keterangan dari nakhoda kapal, Johan Hutajulu yang selamat menyebutkan sebanyak 255 orang ditambah dengan 14 orang kru kapal.

“Pengakuan nakhoda kapal yang selamat menyebutkan, pada saat kapal pecah dihantam ombak terjadi sekitar pukul 09.28 WIB. Dan, tenggelam pukul 10.00 WIB. Jadi, lebih kurang setengah jam kapal tenggelam,” ujarnya. Sebelumnya, Nahkoda kapal juga sempat meminta bantuan kepada petugas Pelabuhan Tanjungbalai Karimun dan memberitahu posisi mereka. Saat itu, informasinya mereka berada kurang satu 1 mil menjelang Takong Hiu.

Mendapatkan informasi ini, petugas pelabuhan langsung memberikan bantuan. Kapal yang pertama diberangkatkan adalah kapal Ocean Indoma disusul kapal Baruna. Ketika itu, kedua kapal ini sedang merapat di ponton. “Kita langsung perintah kapal yang ada untuk berangkat dan memberikan bantuan,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Karimun, Cendra.

Setelah kapal ini berangkat, atau sekitar satu jam kemudian baru menyusul kapal Dumai Express 8 yang baru membawa penumpang dari Batam tujuan Tanjungbalai Karimun.

Bupati Karimun, Nurdin Basirun yang sudah berada di ponton pelabuhan domestik, langsung naik ke kapal tersebut berniat untuk turun serta mengevakuasi penumpang. Perjalanan menuju lokasi yang berjarak sekitar 8 mil ini cukup sulit, apalagi gelombang besar siap menghadang. Ketinggian diperkirakan mencapai 3-5 meter.

Akibatnya, Dumai Ekpres 5 pun harus memutar haluan menghindari gelombang. Melihat itu, Nurdin pun langsung mengambil alih mengendalikan kapal hingga sampai ke lokasi kejadian. Di sana sudah terlihat tiga kapal yang memberikan bantuan yakni milik Lanal Tanjungbalai, Baruna dan Ocean.

Tak hanya itu, satu sekoci bermuat penumpang yang selamat sedang coba dievakuasi oleh feri Baruna. Sekoci ini diikatkan menggunakan tali lalu ditarik mendekati kapal. Namun karena tingginya gelombang disertai angin kencang hingga pukul 12.10 WIB penumpang belum bisa dinaikkan ke atas kapal. Mereka baru bisa dievakuasi setelah kapal berukuran kecil milik PT Pelindo yang baru datang serta Lanal Tanjungbalai ikut membantu. Pasalnya, korban yang selamat tidak bisa naik ke atas kapal Baruna karena dihempas gelombang.

Begitu mereka berhasil dinaikkan ke atas Kapal Pelindo dan Lanal, penumpang yang selamat langsung dibawa ke pulau mercusuar Takong Hiu yang dijaga TNI AL, di sana juga ada Pos AL. Jaraknya tak terlalu jauh jauh dari lokasi kejadian. Seluruh penumpang diturunkan di sana.

Nurdin yang berada di atas kapal Dumai Express 5 langsung memanggil perahu nelayan yang berada di lokasi. Bersama lima orang anggota, mereka langsung menuju ke pulau tersebut. Setelah itu, sekitar 40 korban yang berhasil diselamatkan dinaikkan ke atas feri Baruna yang merapat ke dermaga Takong Hiu. Dan mereka langsung dibawa ke Tanjungbalai Karimun.

Menurut Rusdianto, seorang warga Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau yang ikut bersama Bupati Karimun dan Tim SAR melakukan evakuasi dan pencarian terhadap korban, sejumlah kapal tengker dan kapal-kapal nelayan sudah berupaya mencari korban. Sementara Kapal Dumai Expres 10 yang tenggelam tersebut belum ditemukan.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Karimun, Indra Munazir, dihubungi melalui selulernya mengaku dirinya sedang berada dalam kapal Dumai Expres 5 bersama Bupati Karimun ikut mengevakuasi korban yang terapung-apung di perairan Karimun. Ia mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi yang diterimanya dari tim SAR yang melakukan evakuasi, bahwa secara pasti korban yang selamat dan yang belum diketahui belum dapat dilaporkan karena tim SAR masih melakukan evakuasi dan pencarian.

Sementara itu, menurut Edwin, hingga malam tadi, jumlah penumpang yang berhasil selamat dan dievakuasi ke darat sebanyak 218 orang. “Sedangkan korban yang meninggal sampai dengan pukul 18.30 WIB sudah tercatat sebanyak 23 orang,” ungkap Edwin yang turun langsung melakukan evakuasi ke lokasi kejadian.

Selain dibantu oleh kapal feri, penumpang yang selamat juga dibantu oleh kapal nelayan yang kebetulan berada di sekitar perairan tersebut. Mereka yang selamat langsung dibawa ke Pelambung, Pasir Panjang oleh nelayan setempat. Jumlahnya mencapai sekitar 40 orang. Total kapal nelayan yang membawa penumpang selamat ke Pelambung, mencapai lima unit kapal.

Dikatakan Edwin, feri Dumai Express 10 yang berangkat dari Batam langsung Dumai tidak over kapasitas. Karena, berdasarkan data yang ada, kapasitas kapal yang tenggelam tersebut sebanyak 265 orang. Selain itu, alat keselamatan Dumai Expres 10 dapat berfungsi dengan baik. Seperti tiga unit life craft berhasil digunakan. Data sementara yang dihimpun RPG, sebagian besar korban yang tewas tenggelam adalah 9 orang wanita dewasa dan satu orang pria dewasa. Kemudian, seorang bayi perempuan serta dua orang yang masih anak-anak ikut menjadi korban. Sedangkan yang dirawat di RSUD sebanyak 13 orang.

Selebihnya, dievakuasi ke Lanal TBK dan kediaman dinas Bupati Karimun yang langsung dijadikan posko. Terlihat para pimpinan unsur Muspida ikut membantu korban yang terkena musibah.

Informasi yang dihimpun RPG, salah satu korban yang ikut tewas termasuk Bohin alias Boeng, Bos Feri Dumai Express yang berada di dalam Dumai Express 10. Dia ditemukan sekitar pukul 14.30 WIB oleh kapal Feri Dumai Ekpres 19 yang turun membantu mencari korban.

Hal ini dibenarkan Bahtiar, selaku Plh Syahbandar Tanjungbalai Karimun ketika dikonfirmasi RPG. “Memang benar Boeng, pemilik Dumai Express ikut menjadi korban dan sudah dievakuasi oleh Feri Dumai Expres 19 yang ikut melakukan pencarian korban,” paparnya.

Selain Feri Dumai Expres 10 yang mengalami musibah, Feri Dumai Expres 15 dan Marina 10 yang dicarter penumpang dari Batam tujuan Moro untuk menghadiri perayaan Hari Khatina kandas terkena karang di perairan Pasai, Keban sekitar pukul 10.00 WIB.

Sekitar 500 orang penumpang dari kedua kapal dibantu oleh kapal pompong nelayan dan speed boat untuk dievakuasi ke darat. Sedangkan, kedua kapal feri berhasil lepas dari karang setelah menunggu air laut pasang. Kedua kapal tidak melanjutkan perjalanan, melainkan pulang kembali ke Batam.

Kakanpel: Semua Kapal Laik Layar
Hingga pukul 17.00 WIB kemarin, pelayaran kapal domestik dari Batam ke sejumlah daerah tetap normal dan mendapat izin syahbandar di Pelabuhan Sekupang. Padahal Direktorat Perhubungan Laut melalui Kantor Pelabuhan Batam resmi menutup jadwal pelayaran dari Batam ke daerah lain.

Beberapa agen pelayaran domestik yang dihubungi RPG mengakui kapal-kapal mereka tetap berlayar walau jadwalnya mengalami penundaan beberapa jam pasca insiden tenggelamnya tiga kapal domestik Ahad (22/11). “Kami belum tahu atau mendapatkan surat pemberitahuan penutupan pelayaran itu,’ kata seorang staf salah satu kapal domestik di Pelabuhan Sekupang kemarin.

Masih kata wanita yang enggan menyebutkan namanya itu, pelayaran ke Tanjungbalai Karimun dengan jasa pelayaran kapal mereka akan tetap berlangsung karena semua penumpang telah mengantongi tiket dan siap diberangkatkan sekitar pukul 17.00 WIB.

Padahal, Kepala Kantor Pelabuhan Batam Rocky Achmad telah menegaskan sejak terjadinya musibah kecelakaan tiga kapal domestik itu, Ditjen Perhubungan Laut telah memerintahkan tutupnya pelayaran domestik dari Batam ke daerah lain hingga batas waktu yang tidak ditentukan menunggu keputusan dari Dirjen Hubla.

“Mulai hari ini pelayaran ditutup. Waktu kapan dibuka lagi biar Dirjen yang menjawabnya, pelayaran kembali dibuka tergantung kondisi cuaca,” ujar Rocky Achmad di Pelabuhan Sekupang, Ahad (22/11) sore. Ketika ditanya penyebab kecelakaan tiga kapal naas itu, Rocky mengaku belum mengetahui pastinya dengan alasan masih diselidiki. Ia juga menegaskan, tiga kapal yang celaka itu masih laik layar dengan kapasitas penumpang normal yakni tidak adanya over kapasitas. “Semua kapal sudah diperiksa dan laik layar kok,” ujarnya.

Gubri Turut Berduka
Musibah ini juga memantik keprihatinan dari Pemerintah Provinsi Riau. Bahkan Pemprov beserta aparat terkait akan melakukan koordinasi secepat mungkin dalam hal penanggulangan masalah ini. “Kita sangat berduka atas peristiwa ini,’’ kata Gubernur Riau HM Rusli Zainal, malam tadi.

Ditanya berapa jumlah warga Riau yang terkena musibah, Rusli Zainal belum bisa menjelaskan. Karena saat ini pihaknya masih menunggu hasil laporan. “Kita belum tahu berapa jumlah warga Riau yang terkena musibah. Yang jelas kita turut berduka atas peristiwa ini,’’ ujarnya.

Polda Riau Turunkan Tim SAR
Dari Pekanbaru dilaporkan, meskipun tempat kejadian perkara berada di wilayah hukum Polda Kepulauan Riau, namun Polda Riau turut memberikan bantuan. Riau mengirimkan tim SAR untuk memperkuat dan memaksimalkan upaya yang dilakukan tim dari Kepulauan Riau.

Kapolda Riau Brigjen Pol Drs Ajdie Rustam Ramdja melalui Plh Kabid Humas AKP Aprizal mengatakan, Polda Riau merasa sangat prihatin dengan kecelakaan ini. Untuk menghindari kecelakaan lain, Polda Riau mengimbau kepada para pengguna jalur perairan untuk lebih berhati-hati dalam melaut. Mengingat saat ini gelombang laut sangat tinggi, hingga mencapai dua meter.

Tidak hanya bagi para nelayan, Polda Riau juga mengimbau kepada kapal pelayaran angkutan penumpang untuk mewaspadai bahaya gelombang di perairan Riau sekarang ini. ‘’Kita minta baik kepada para nelayan maupun kapal angkutan penumpang untuk lebih berhati-hati,’’ ungkap Aprizal. ‘’Kepada keluarga korban yang ditimpa musibah, kami dari Polda Riau turut berbelasungkawa atas musibah tenggelamnya kapal Dumai Expres 10 ini,’’ katanya.(san/bni/d/rpg/lim/new/kaf/fia
berita ini dimuat di Riau Pos edisi Senin 23-11-2009

Klik disini untuk melanjutkan »»

Thursday, 10 September 2009

Awas, Ledakan Penduduk Usai Lebaran

. Thursday, 10 September 2009
0 komentar

Baby Boom Masih Jadi Momok Menakutkan di ‘’Negeri Gula’’

PEMUDIK jangan lagi membawa tenaga kerja di desa ke kota, kalau itu nantinya akan jadi beban baru di kota. Ingat, hidup di kota tidak jauh lebih baik dibanding di desa, kalau tidak memiliki skill yang dibutuhkan.


BEBERAPA hari lagi puasa usai—menyusul datangnya Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Pada masa-masa seperti ini biasanya diwarnai dengan terlihat tradisi mudik lebaran yang dilakukan peduduk yang bermukim di sejumlah kota di tanah air—termasuk kota-kota yang ada di Riau.

Kegiatan mudik atau ‘’pulang basamo’’ itu tidak hanya dilakukan oleh para penduduk legal, tapi juga yang illegal dalam artian mereka yang datang ke kota sebelumnya tampa melapor atau tercatat sebagai penduduk kota. Jumlahnya pun cukup banyak, baik berprofesi sebagai pedagang, kuli bangunan, buruh kasar bahkan juga gelandangan dan pengemis. Secara bergelombang—beberapa hari menjelang lebaran bahkan juga pada hari lebaran itu pun mereka ada yang meninggalkan kota menuju kampung halaman untuk berkumpul sanak saudara—atau ada juga yang hanya sekadar jalan-jalan.

Di Pekanbaru sendiri misalnya para pemudik mayoritas memadati arus lintas barat dengan sasaran Sumatera Barat. Karena memang mayoritas penduduk Kota Pekanbaru diisi oleh pendatang dari Sumbar. Selain itu juga tidak sedikit yang memadati arus utara dengan daerah sasaran Sumatera Utara dan Aceh, menyusul lintas selatan menuju ke Jakarta dan ke sejumlah daerah lainnya di Povinsi Riau sendiri.

Tidak berapa lama setelah lebaran, biasanya pemandangan yang sama kembali terlihat. Kalau tadi penduduk kota yang mudik ke desa, maka setelah lebaran mereka pun kembali berbondong-bondong ke kota untuk mencari penghidupan karena beranggapan bahwa hidup di kota lebih menjanjikan dibanding di desa.

Mereka menilai kota-kota termasuk yang ada di Riau ibarat gula manis yang selalu jadi inceran semut-semut. Sehingganya yang melakukan arus balik setelah lebaran itu tidak hanya orang-orang kota yang sebelumnya mudik, tapi juga diboncengi oleh pendatang baru.

Kalaulah para pendatang baru itu merupakan tenaga potensial yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja di perkotaan mungkin tidak akan masalah—walaupun untuk mencari lapangan pekerjaan di kota sebenarnya semakin sulit. Persoalan akan muncul apabila yang datang ke kota itu adalah tenaga potensial yang tidak memiliki skill atau keahlian tertentu yang dibutuhkan di kota.

Bahkan kalau yang datang ke kota itu berasal dari kalangan keluarga miskin dengan jumlah anakn banyak akan menjadi persoalan baru di bidang kependudukan di kota.

Jumlah pengangguran dipastikan akan makin banyak, tingkat kemiskinan akan membengkak. Dan ini akan jadi masalah social lainnya, seperti kurangnya tingkat layanan kesehatan, sulitnya mendapatkan akses pendidikan bagi anak-anak dan persoalan lainnya.

Bahkan bukan tidak mungkin akibat minimnya akses kesehatan bagi pendatang baru dari kalangan keluarga tidak mampu (miskin) akan mengakibatkan pertumbuhan penduduk miskin yang disebabkan angka kelahiran kan makin bertambah.

Kelompok-kelompok keluarga miskin dengan jumlah anggota keluarga (anak) banyak ini pun akhirnya mengakibatkan jumlah penduduk miskin baru. Jika ini yang terjadi, maka momok yang menakutkan—‘’baby boom’’ itu dating juga. Ini jelas akan menjadi beban social yang amat berat bagi pemerintah ke depannya.

Padahal sebaliknya—banyak yang tak paham bahwa sebenarnya hidup di desa yang lebih menjanjikan dibanding di perkotaan asalkan ada kemauan untuk berkarya, berbuat dan berkembang. Hidup sebagai pertanian, peternakan, di bidang perikanan atau wiraswasta dan sebagainya di desa akan lebih baik dibanding jadi pemulung, kuli kasar atau sejenisnya di kota.

Untuk mengantisipasi hal itu perlu upaya bersama, yang tidak hanya dating dari pemerintah semata, tapi juga semua lapisan masyarakat, lembaga social untuk mengkampanyekan bahwa hidup di kota tidak lebih baik disbanding di desa. Bahkan kepada para pemudik pun harus diingatkan bahwa tidak perlu membawa warga tenaga kerja di desa ke kota, kalau nanti akan jadi masalah baru di kota. Ini penting untuk menghindari terjadinya ledakan penduduk di ‘’negeri gula’’ yang bernama kota.

Akhirnya selamat mudik, selamat Idul Fitri 1430 H, minnal aidin wal faizin, maaf zahir dan bathin. (Pekanbaru, 20 Ramadhan 1430 H)

Klik disini untuk melanjutkan »»

Monday, 24 August 2009

Kejujuran

. Monday, 24 August 2009
0 komentar

Ketika Saya melewati salah satu ruas jalan di Kota Pekanbaru, terlihat betapa banyak kendaraan roda dua dan empat yang parkir di sebuah warung yang tertutup kain spanduk. Namun dari mobil yang saya kendarai terlihat jelas aktivitas makan dan minum di siang hari di bulan Ramadhan ini. Muslimkah mereka? Puasakah mereka, dan jujurkah mereka pada diri sendiri, keluarganya dan juga pada Allah sang maha mengetahui?

Dalam kondisi carut-marutnya kehidupan bermasyarakat dan bernegara, persoalan kejujuran masih menjadi topik hangat untuk dibicarakan. Bahkan bila dikaitkan dengan system pemerintahan di berbagai lini yang sarat dengan slogan KKN (kolusi, korupsi dan nepotisme), masalah kejujuran ini pun masih jadi batu penyandung untuk menjalankan system pemerintahan yang bersih dan beribawa.

Betapa tidak, untuk persoalan sekecil apa pun masalah kejujuran selalu terabaikan. Sebut saja misalnya di bidang administrasi kependudukan. Untuk membuat sebuah kartu tanda penduduk (KTP) saja masih terlihat ketidak jujuran sejumlah oknum di mulai dari tingkat RT, RW, kelurahan atau desa bahkan hingga ke tingkat kecamatan. Ketidak jujuran itu bisa saja terlihat dalam hal pembebanan biaya tinggi pada masyarakat, yang mungkin mengatasnamakan pejabat yang lebih tinggi, meski sebenarnya tidak demikian atau mungkin benar adanya. Peluang pun terlihat apabila si pemohon tidak melengkapi persyaratan dan sebagainya.

Di bidang pendidikan juga demikian. Meski pemerintah telah menyatakan akan menghadirkan pendidikan murah. Namun semua itu hanya retorika belaka yang sulit untuk dibuktikan dalam realita di lapangan. Tidak sedikit masyarakat atau pun orang tua murid yang mengeluh bahkan menjerit, karena biaya pendidikan relative tinggi. Mulai dari level Sekolah dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi. Baik terkait biaya buku, uang bangku dan sebagainya. Meski upaya antisipasi telah dilakukan dengan menerapkan dana BOS (biaya operasional sekolah), namun realitanya tidaklah demikian. Dana BOS yang diharapkan mampu meringankan biaya orang tua malah diduga dinikmati sejumlah oknum sekolah.

Demikian juga halnya dalam hal mendapatkan pekerjaan yang layak seperti diisyarakatkan dalam UU. Bahkan tidak jarang kita mendengar untuk dapat bekerja di satu instansi, calon tenaga kerja harus mengorek kocek yang cukup tebal hanya sebagai uang pelicin. Bahkan hal serupa pun terlihat dalam dunia pendidikan, ekonomi, penegakkan hukum dan sebagainya. Meski pun belakangan kita mendengar adanya pendirian warung jujur, sekolah jujur yang pada dasarnya juga belum tentu jujur.

Dan masih banyak kasus-kasus ketidak jujuran yang terlihat dalam realita kehidupan di masyarakat dewasa ini, meski pun negara, undang-undang, bahkan juga agama apa pun tidak mengajarkan demikian. Padahal kita berharap agar dalam kehidupan, baik di rumah tangga, masyarakat maupun kehidupan bernegara selalu berlandaskan pada sikap jujur.

Islam sebagai agama rahmatan lil a’lamin atau atau rahmat bagi alam semesta—jauh-jauh hari telah mengajarkan pada umatnya. Sejak sesorang itu masih dalam kandungan hingga menemui ajalnya. Salah satu praktiknya adalah melalui ibadah puasa baik puasa di bulan Ramadhan maupun puasa di bulan-bulan lainnya.

Ibadah puasa sangat syarat dengan pesan kejujuran pada diri sendiri. Sebab yang akan mengetahui seseorang itu berpuasa atau tidak adalah dirinya sendiri dan Allah SWT. Makanya pula imbauan ibadah puasa hanya ditujukan pada orang-orang yang beriman seperti yang difirmankan Allah dalam Alquran ‘’Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan pada kamu berpuasa, seperti diwajibkan pada orang-orang sebelum kamu, semoga kamu masuk orang yang bertakwa’’.

Artinya ibadah puasa hanya akan terlaksana pada orang orang yang beriman, yang percaya bahwa ada yang mengawasinya, yakni Allah yang maha tahu. Di sinilah sikap jujur itu dipertaruhkan.

Sebab, bisa jadi seseorang itu di rumah berpuasa—sahur, ya sahur, selagi di rumah masih menahan lapar dan haus karena malu kepada keluarga. Namun setelah keluar dari rumah mereka pun menzalimi diri sendiri dengan cara membatalkan puasa. Dan setelah kembali ke rumah mereka pun seolah-olah berpuasa.

Inilah salah satu tanda-tanda orang yang tidak jujur kepada diri sendiri, kepada keluarga, kepada masyarakat dan bahkan juga Allah SWT. Mereka tidak menyadari bahwa sesungguhnya ada yang mengawasinya selain manusia atau diri sendiri, tapi Allah SWT. Semoga dengan menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan 1430 H ini, kita menjadi orang-rang yang jujur. Amin,…….

Klik disini untuk melanjutkan »»

Thursday, 9 July 2009

Riau Jadi Perhatian Nasional di Bidang KB

. Thursday, 9 July 2009
0 komentar

MENINGKATNYA perhatian nasional terhadap program Keluarga Berencana (KB) di Riau harus disikapi secara serius. ‘’Sebab, selain bisa mengangkat nama daerah di kancan nasional, juga akan berdampak pada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat Riau ini sendiri,’’ kata Kepala BKKBN Riau Drs Ary Goedadi menjawab Riau Pos usai Pelantikan pejabat eselon III dan IV di lingkungan BKKB Riau, Selasa (7/7/2009).


Menurut Ary Goedadi tingginya perhatian nasional itu tidak hanya disebabkan Riau mampu menang sejumlah lomba tingkat nasional, tapi juga banyaknnya terobosan-terobosan yang di lakukan. Diantaranya mampu menjadi juara Pusat Informasi dan Konsultasi Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK KRR), sejumlah pejabar Riau mampu meraih penghargaan di bidang KB, seperti Bupati Kuansing, Bupati Rohul. Bahkan pada 15 Juli mendatang, Gubri Rusli Zainal juga akan menerima penghargaan Pin KB dari pemerintah pusat.
‘’Ini juga sebagai apresiassi bahwa di Riau telah ada delapan Badan pemberdayaan Perempuan dan KB (PPKB) dan tiga kantor. Ini juga prestasi yang cukup bagus dan jadi perhatian nasional. Badan itu memiliki jaringan hingga ke bawah ada UPTD di kecamatan,’’ kata Ary Godadi lagi.
Di bidang KB, kata Ary Riau juga telah berhasil meningkatkan kesertaan warga ber-KB meski tingkat pertumbuhan penduduk masih relatif tinggi. Kini yang tengah digencarkan juga tentang keikutsertaan pria ber-KB. Di Riau sendiri angka ini cukup menggembirakan. Terbukti dengan tingginya minat pria untuk ber-KB permanen atau medis operasi pria (MOP).
‘’Jadi saya juga mengajak, bagi siapapun yang ingin ber-KB terutama pria, sila datang ke BKKBN, kita layani bahkan yang datang sebelum tanggal 15 Juli akan mendapat prioritas. Karena MOP akan dilakukan pada 15 Juli di RS AU secara gratis. Kalau secara umum biayanya berkisar Rp4-5 juta, melalui BKKBN tidak ada bayar sepersenpun,’’ katanya lagi.
Motivasi
Sementara itu, terkait pelantikan pejabat eselon III dan IV tersebut, Ary Goedadi juga mengingatkan perlunya para pejabat melakukan apokasi dan motivasi, baik terhadap pejabat pengambil keputusan di daerah-daerah, organisasi kemasyarakatan maupun ke pada masyarakat sendiri. ‘’Yang terpenting, bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga terwujudnya norma keluarga kecil bahagia sejahtera,’’ ujarnya lagi.(ril)

Klik disini untuk melanjutkan »»

Sunday, 5 July 2009

Kunjungan Redaksi

. Sunday, 5 July 2009
0 komentar

Kunjungan ke Riau Pos:

Rombongan SMP Negeri Duri beberapa hari lalu melakukan kunjungan ke redaksi Riau Pos di Pekanbaru. Kedatangan para siswa dan majelis guru itu langsung dipimpin salah seorang guru, Elvis. Kehadiran sdr Elvis dan rombongan, bagi saya bukan sekadar tamu biasa, tapi juga pertemuan dua sahabat yang lama tak berjumpa. Ya, maklum kami sama sama seperguruan ketika menimba ilmu di Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Padang. Bedanya sdr Elvis mengajar di sekolah, saya di tetap di dunia jurnalistik sejak semasa kuliah dulu. Tapi pada dasarnya, ujudnya tetap sama mendidik-- ya mendidik siswa di sekolah, mendidik masyarakat pembaca, mendidik keluarga. Sukses dech buat kawan-kawan lainnya.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Wednesday, 27 May 2009

Star Kampanye Pilpres

. Wednesday, 27 May 2009
0 komentar


KAMPANYE sebagai bagian dari Pemilu Presiden hanya tinggal hitungan hari. Berbagai trik, manuver dan langkah-langkah pun telah disiapkan masing-masing tim sukses capres dan cawapres untuk adu argumen di masyarakat. Kita berharap ketiga pasangan capres dan cawapres masing-masing SBY-Boediono, JK-Win dan Mega-Pro mampu memberikan pelajaran politik yang matang kemasyarakat. Soal kalah menang adalah hal biasa , namun sikap sportifitas harus dikedepankan, bagaikan seorang atlit. (foto hasil rekayasa)

Klik disini untuk melanjutkan »»

Saturday, 2 May 2009

Manuver Tokoh Tua dan Nasib Golkar

. Saturday, 2 May 2009
0 komentar

PERKEMBANGAN perpolitikan di negeri ini kian hangat dibicarakan, terutama menjelang Pilpres 2009. Perubahan peta politik pun begitu cepat, setiap hari dan setiap jam bisa berubah. Bahkan hitungan per menit ada saja yang berganti, menyusul berbagai manuver yang dilakukan tokoh-tokoh partai yang ada saat ini.


Manuver-manuver tersebut juga melibatkan sejumlah sesepuh partai atau pemain lama. Sehingga terkesan bahwa langkah sejumlah tokoh gaek itu ibarat guru turun gunung. Sebut saja misalnya, mantan Ketua Umum Golkar Akbar Tanjung, mantan Wakil Presiden RI, BJ Habibie, mantan Wakil Presiden Hamzah Haz, mantan Ketua MPR Amin Rais dan sejumlah tokoh gaek lainnya.

Selain mewarnai pola demokrasi di Indonesia, para tokoh gaek ini juga membawa misi tertentu dari partai yang mereka wariskan kepada generasi sekarang. Amin Rais tokoh dari Partai Amanat Nasional (PAN) dan Hamzah Haz dari PPP yang melakukan pertemuan dengan Presien Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) misalnya. Meski sempat absen dipanggung politik, kini kedua tokoh ini kembali terjun ke kancah politik di masing-masing Parpol asal mereka.

Kehadiran mereka, selain tidak puas dengan perolehan suara partai pada Pemilu legislative, juga sebagai upaya untuk memerankan mesin partai ke depan. Mereka yang malang-melintang di dunia politik ini seakan tidak rela kalau partai mereka hanya sebagai pecundang bukan sebagai penunggang, atau sebagai penonton dan tukang kritik bukan sebagai pemain. Tidak hanya Amin Rais dan Hamzah Haz saja, orang sekelas Akbar Tanjung dan BJ Habibie juga melakukan manuver yang sama.

Mereka dan sejumlah sepuh Golkar tidak rela melepas partai yang berkuasa selama puluhan tahun itu untuk berada di luar sistem pemerintahan. Sebab, berdasarkan sejarah, Golkar memang diciptakan sebagai partai berkuasa bukan partai oposan atau oposisi yang bergerak di luar lingkaran pemerintahan.

Ini tidak bisa dipungkiri, terbukti dengan keberadaan para tokoh dan kader partai Golkar sejak dulu hingga sekarang. Golkar tetap berada di dalam lingkaran pemerintahan. Berbagai peran telah dimainkan para tokoh-tokoh Golkar. Baik di lembaga legistatif, yudikatif, hankam, mapun eksekutif seperti sebagai presiden, wakil presiden, menteri-menteri, gubernur, walikota/bupati, camat, lurah.

Lantas, kenapa popularitas Partai Golkar kian melemah? Ini jelas banyak faktor yang mempengaruhi, baik secara eksternal, maupun interen partai Golkar sendiri. Bahkan kemerosotan popularitas Golkar di mata rakyat ini juga membawa kesan bahwa partai berlambang pohon beringin ini kehilangan tuah. Tidak lagi sebagai pohon rindang dan tempat berteduh, akar yang panjang dan melilit tempat bersila dan bergantung, pohon yang besar tempat bersandar.

Kini pohon beringin itu mulai diterpa puting beliung, daunnya berguguran, bijinya berserakan kemana-mana dan tumbuh sendiri-sendiri menjadi spesies baru dengan berbagai nama, ada Hanura, ada Gerindra, dan sebagainya. Pohon yang dulunya besar dan kokoh itu kini pun mulai berlubang-lubang digigit kumbang. Ada yang melubangi dari pucuk pohon, ada dari batangnya dan ada pula yang dari akarnya.

Bahkan yang lebih menyedihkan, pohon beringin yang memiliki akar tunggang itu ibarat seperti pucuk pohon bambu yang selalu berubah arah setiap diterpa angin. Ketika angin barat datang, ia pun menuju arah angin tersebut, namun semenit kemudian angin utara datang, beringin tua itu pun condong ke sana.

Mungkinkah ada sebuah skenario mengobok-obok partai Golkar yang selama ini dianggap mumpuni? Memang sulit untuk menebak semua itu. Namun yang pasti, pertanyaannya kembali terarah pada pengurus dan kader Golkar itu sendiri. Maukah Golkar diobok-obok?

Yang pasti, persoalan yang terpenting dari semua itu, bukanlah siapa mengobok-obok siapa. Tetapi strategi apa yang harus dimainkan agar Golkar tidak diobok-obok dan kembali diperhitungkan dalam kancah perpolitikan nasional. Mungkinkah ini disebabkan kurangnya strategi internal partai yang dimainkan menghadapi partai lain. Atau memang Golkar sudah kehilangan sosok orang-orang yang sebenarnya memiliki keahlian strategi seperti yang dimiliki seorang ahli strategi teritorial. Atau mungkin Partai ini harus dipimpin seorang mantan ahli strategi di negeri ini.***
Tajuk Riaupos edisi Kamis 30 April 2009

Klik disini untuk melanjutkan »»

Banjir dan Permintaan Maaf Wali Kota

.
0 komentar

BANJIR. Demikian kata yang dipakai sejumlah media massa, baik cetak maupun elektronik yang menggambarkan kondisi di sejumlah wilayah di Riau sejak beberapa hari belakangan diguyur hujan. Genangan air tidak saja terjadi di Kota Pekanbaru saja, tapi juga di sejumlah kabupaten/kota, seperti di Rokan Hulu, Siak, Kampar dan lainnya.

Secara ilmu alam, sebelum hujan yang merupakan akumulasi penguasan air di bumi dan di laut itu sampai ke bumi, terlebih dahulu akan ditahan oleh dedaunan, rumput, semak belukar, atau pun hutan. Selanjutnya air akan menyentuh dan meresap ke dalam bumi dengan kecepatan rendah. Sehingga kalau pun terjadi genangan air akibat intensitas hujan cukup tinggi, dalam waktu singkat air genangan itu pun akan kering.

Benarkan ini adalah faktor alam dengan intensitas hujan yang berlangsung cukup lama dan deras? Sehingga drainase tidak mampu menampung debit air yang kuat seperti diungkapkan Wali Kota Pekanbaru Herman Abdullah. Sehingga wali kota pun meminta maaf kepada warga. Hanya karena faktor alam?

Haruskah kita menyalahkan alam? Tuntaskah hanya dengan permintaan maaf? Jawabnya tentulah tidak. Lihat misalnya di sejumlah kawasan pemukiman warga, terjadi rendaman yang cukup besar dan tinggi, sebagai akibat tidak terurusnya sistem drainase. Para developer pengadaan rumah tidak memperhatikan sistem drainase yang memadai.

Untuk ratusan rumah tempat tinggal, misalnya hanya disediakan drainase selebar 30-40 centimeter dengan kedalaman 30 centimeter. Mungkinkah kesalahan ini ditumpukkan pada pihak developer sendiri? Jawabannya tentulah tidak. Pemerintah dalam hal ini instansi terkait yang mengeluarkan izin bangunan juga harus bertanggung jawab, karena kurang atau lemahnya pengawasan di lapangan.

Demikian juga dengan izin kawasan pertokoan. Selain harus mempersiapkan sumur-sumur resapan, pertokoan juga harus memperhatikan resapan air secara alami. Fakta di lapangan terlihat di kawasan pertokoan, perkantoran yang berada di pinggir-pinggir jalan protokol tidak lagi memiliki daerah resapan air.

Akibatnya bila terjadi hujan lebat, maka air yang turun tidak lagi diserap oleh humus tanah, tapi langsung jauh ke atas semen yang kemudian melimpah ke jalan. Akibatnya terjadinya penumpukan air di badan jalan yang nantinya juga menimbulkan kerugian berupa kerusakan badan jalan. Pemandangan ini bisa di lihat di mana-mana, baik di Jalan Sudirman, Tuanku Tambusai, Soebrantas, Imam Munandar dan hampir di seluruh ruas jalan lainnya di Pekanbaru.

Padahal semua kondisi tersebut biasa disiasati dengan pembuatan sumur-sumur resapan, pemakaian paving blog, penanaman rumput dan sebagainya, sehingga air yang jatuh ke bumi biasa meresap di bumi. Kejadian ini menggambarkan tidak adanya ketegasan pemerintah dengan kondisi di lapangan. Tegas seakan hanya di peraturan daerah dan di atas kertas, tanpa pengawasan di lapangan. Dan sekali lagi itu tidak biasa hanya diselesaikan dengan permohonan maaf, tapi harus tindakan tegas di lapangan.

Artinya Pak Wali Kota beserta aparatnya harus dengan tegas memerintahkan agar pemilik toko dan perkantoran membongkar semua coran semen yang menutupi halaman kantor atau pertokoan tersebut dan menukarnya dengan paving blog. Kalau pemilik bangunan membandel wali kota dan aparatnya harus berani mengeksekusi sepertimana mengeksekusi pedagang kali lima yang memakai badan jalan.

Ini harus dilakukan demi masa depan kota, masa depan warga dan masa depan anak cuku kita ke depan. Untuk itu kita tunggu ketegasan Pak Wali.***
Tajuk Riau Pos edisi Sabtu 2 Mei 2009

Klik disini untuk melanjutkan »»

Thursday, 23 April 2009

BKKBN Laksanakan Operasi Sterilisasi Gratis

. Thursday, 23 April 2009
0 komentar

PEKANBARU (RP) - Bagi pasangan keluarga yang tidak ingin dibebani jumlah anak yang banyak dengan kondisi ekonomi yang kurang bagus, pihak BKKBN Riau memberi kesempatan untuk menjalani operasi sterilisasi gratis.


‘’Kalau di dokter umum, atau rumah sakit akan dikenai biaya mencapai Rp4 hingga Rp6 juta, kini bisa gratis. Silakan hubungi BKKBN atau petugas di kabupaten/kota,’’ kata Kepala BKKBN Riau Drs Ary Goedadi MS didampingi staf Joniwar menjawab Riau Pos, kemarin.

Menurut Ary Goedadi, berdasarkan pengamatan di lapangan, banyak pasangan usia subur (PUS) di Riau untuk menjalani operasi sterilisasi itu atau medis operasi wanita (MOW) dan Medis Operasi Pria (MOP). Mereka umumnya telah memiliki anak lebih dari dua dengan kondisi ekonomi yang di bawah standar.

‘’Kesadaran mereka untuk operasi sterilisasi itu disebabkan tidak ingin direpotkan dengan jumlah anak yang banyak dan ingin memberikan hak-hak si anak, namun biaya tidak ada, karena ongkos operasi itu cukup besar,’’ ujarnya.

Kini paparnya, persoalan ongkos tidak perlu diragukan. BKKBN sebagai lembaga pelayan masyarakat akan memberikan pelayanan cuma-cuma dengan standar profesional untuk menjalani operasi sterilisasi itu.

‘’Pasangan suami istri silakan mengisi informed consent atau blangko tindakan medis yang dilengkapi materai Rp6.000. Tidak perlu surat miskin, tidak perlu keterangan lurah dan sebagainya, Untuk mendapatkan itu bisa menghubungi petugas BKKBN Riau atau petugas BKKBN kabupaten/kota di Riau. Kita akan layani semaksimal mungkin, baik operasi untuk wanita atau pun operasi untuk pria,’’ paparnya.

Menjawab Riau Pos tentang biaya yang akan dikeluarkan pasien, Ary mengatakan, tidak ada bayaran. Semua ditanggung Negara. Sebab, program Keluarga Berencana ini telah merupakan tugas wajib pemerintah.

‘’Jadi semua ditanggung, baik untuk tindakan medis, maupun obat-obatannya. Yang akan mengerjakannya adalah dokter bedah di rumah sakit yang telah ditunjuk. Sebab BKKBN sendiri telah melakukan kerja sama dengan pihak rumah sakit di daerah ini untuk pelayanan sterilisasi tersebut,’’ tegasnya.

Kesempatan ini paparnya juga terbuka bagi akseptor KB yang selama ini menggunakan alat kontrasepsi, seperti pil, suntik, kondom, IUD dan sebagainya. ‘’Kalau merasa tidak lagi cocok dengan alat kontrasepsi tersebut dan akan beralih ke sterilisasi, silakan, kita layani,’’ katanya lagi.
Ditanya tentang batas waktu, mantan Plt Kepala BKKBN Sumbar ini menjelaskan silakan secepatnya. Sebab, tambahnya lagi, hingga kemarin jumlah yang antre cukup banyak. Namun bila masih banyak yang mendaftar, terutama dari kalangan ekonomi menengah kebawah atau pra sejahtera, kami akan jadwalkan lagi waktu operasinya. Makanya kita himbau, silakan dating ke kantor BKKBN atau petugas BKKBN,’’ ungkapnya.
Pemberdayaan
Dalam program kerjanya, BKKBN juga melakukan konsentrasi untuk peningkatan pemberdayaan perempuan. Hal ini dibuktikan dengan digelarnya pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan pap semir kepada masyarakat, untuk menuju Keadilan dan Kesejahteraan Gender (KKG) Menurut Goedadi Pemberdayaan perempuan menuju peningkatan kesejahteraan keluarga melaui KB itu sangat diperlukan.

Karena, apabila tidak diterapkan sistem KB di setiap keluarga, mengakibatkan kematian ibu meningkat, dan semakin jauh menuju kesejahteraan keluarga.
‘’Tidak semuanya rakyat Riau ini mampu mempunyai banyak anak, sebaliknya masih banyak rakyat yang berada dibawah garis kemiskinan yang tidak mempunyai kesejahteraan hidup,’’ ujarnya.

Pemberdayaan wanita itu, kita tujukan untuk peningkatan kesejahteraan keluarga dan mengentaskan keluarga miskin yang ada di Indonesia khusunya di Riau ini.
Ary Goedadi menjelaskan, Peningakatan kesejahteraan keluaraga ini, selain penggalakan KB, juga melalui pembentukan kelompok usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS), yang bergerak di daerah, melalui koordinasi dengan BKKBN yang ada didaerah.
Setiap kelompok UPPKS ini, jelasnya diberikan bantuan dana bergulir, yang digunakan sebagai modal usaha setiap kelompok tersebut. Dengan teknis pengalokasian dana bergulir itu diberikan langsung kepada setiap kelompok UPPKS.

‘’Masalahnya, UPPKS itu lebih mengetahui kondisi lapangan, jadi alokasi bantuan dana bergilir itu, diberikan tanggung jawab kepada UPPKs untuk memberikan kepada yang membutuhkan terlebih dahulu,’’ ungkapnya.(ril/asm/mg3)

Klik disini untuk melanjutkan »»

Monday, 20 April 2009

Rombongan BKKBN Kunjungi Redaksi Riau Pos

. Monday, 20 April 2009
0 komentar

BERKUNJUNG:
Deputi KB KR BKKBN, Basir Palu, beserta rombongan BKKBN Riau melakukan kunjungan ke redaksi Riau Pos di Jalan Subrantas, Pekanbaru. Selain berdialog langsung dengan Wakil Pemimpin Redaksi Riau Pos Syamsul Bahri Samin, Yasril dan sejumlah kru redaksi, rombongan juga meninjau percetakan dan studio RTv, Sabtu (18/4/2009.

Rombongan BKKBN saat berada di ruang rapat redaksi Riau Pos.

Wakil Pemimpin Redaksi Riau Pos Syamsul Bahri Samin didampingi Wakil Pemimpin Redaksi Yasril menjelaskan tentang perkembangan Riau Pos.

Deputi KB KR BKKBN Basir Palu menjelaskan tentang perkembangan BKKBN secara nasional.

Suasana dialog

Deputi KB KR dan Kepala BKKBN Riau Ary Goedadi beserta rombongan

Wakil Pemimpin Redaksi Syamsul bahri Samin menyerahkan bingkisan kepada Deputi KB KR BKKBN, Basir Palu.

Wakil Pemimpin Redaksi Yasril menyalami rombongan BKKBN.

Yasril saat menjelaskan tentang pembuatan koran, Riau Pos online dan epaper Riau Pos

IT BKKBN saat mengakses web BKKBN

Klik disini untuk melanjutkan »»

Saturday, 18 April 2009

Kanker Leher Rahim dan Payudara Sebabkan Kematian

. Saturday, 18 April 2009
0 komentar

Riau 10 Besar HIV/AID

DEPUTI Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN dr M Basir Palu SpA MHA di hadapan unsur pemerintahan daerah, kabupaten/kota, TNI, Polri, SKPD KB serta dari unsur Perguruan Tinggi se Riau, Jumat (17/4) mengatakan kanker leher rahim atau serviks dan kanker payudara merupakan kanker terbanyak yang menjadi penyebab kematian kaum ibu. ‘’Untuk itu pengetahuan dan pemahaman akan arti penting alat reproduksi tersebut harus disosialisasikan sejak dini, terutama terhadap kaum ibu dan remaja,’’ katanya.

Tingginya tingkat kecemasan ini pparnya juga didukung oleh data global burden cancer dari international agency for research on cancer (IARC) di mana pada 2002 penderita kanker payudara sebesar 26 kasus per 100.000 perempuan dan kanker leher rahim sebesar 16 per 100.000 perempuan. Yang sangat menyedihkan tuturnya sekitar 70 persen penderita kanker dating ke rumah sakit setelah pada stadium 3 dan 4.

‘’Ini tentu saja sulit untuk disembuhkan. Padahal kanker dapat disembuhkan bila ditemukan pada stadium dini. Salah satu penyebabnya kurang sampainya informasi ke masyarakat dan masyarakat sendiri pun belum tahu cara deteksi dini kanker,’’tuturnya lagi.

Sementara itu, paparnya, HIV/AIDS sudah menjadi epidemic di Indonesia dengan pertumbuhan yang sangat cepat. Pada awal ditemukan HIV/AIDS tahun 1985 hanya ada lima kasus. Jumlah tersebut meningkat menjadi 23 kasus pada tahun 1995 dan menjadi 2.639 kasus pada 2005. Bahkan pada tahun akhir 2008 lalu jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia menjadi 22.125 kasus, dengan rincian 6.015 kasus HIV dan 16.110 kasus AIDS.

‘’Sedangkan Riau berada pada 10 besar pengidap HIV/AIDS di Indonesia sebanyak 364 kasus yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota, dengan case rate (jumlah kasus AIDS per jumlah penduduk 8,01 orang,’’ paparnya.

Sebagai antisipasi awal katanya, sebenarnya cukup banyak, seperti di Perguruan Tinggi. Karena merupakan institusi strategis dalam upaya pencegahan masalah kesehatan reproduksi dan menekan laju pertumbuhan HIV/AIDS di Riau. ‘’Beberapa langkah yang bias ditempuh misalnya penyuluhan, orientasi, diskusi aau pembentukan PIK KRR di wilayah KKN. Masih banyak kegiatan lain yang juga bisa diintegrasikan pada program KB ini,’’ ungkapnya.(ril)

Klik disini untuk melanjutkan »»

Komitmen Pemerintah daerah belum Memadai

.
0 komentar

KOMITMEN Pemerintah Daerah, terutama di kabupaten/kota sangat dirasakan belum memadai dibanding era Orde Baru. ‘’Padahal program KB ini selain merupakan tugas wajib pemerintah, juga memberi dampak positif untuk kelangsungan anak bangsa dan bias mengurangi beban pemerintah di masa depan,’’ kata Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN dr M Basir Palu SpA MHA.

Hal tersebut diungkapkannya di hadapan unsure pemerintahan daerah, kabupaten/kota, TNI, Polri, SKPD KB serta dari unsur Perguruan Tinggi se Riau dalam pertemuan peningkatan pengetahuan PMKR, Jumat malam (17/4) di Hotel Furaya Pekanbaru.

Kurangnya komitmen ini paparnya terlihat nyata dari ketersediaan dan bentuk kelembagaan KB di daerah, pengalokasian dana untuk rogram KB, ketersediaan petugas di lapangan yang masih jauh dari kebutuhan yang ideal. Ini paparnya, mungkin disebabkan belum banyaknya yang memahami bahwa program KB menjadi urusan wajib yang dimiliki pemerintah kabupaten/kota. Padahal semua itu telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 38/2007 tentang pembagian urusan pemerintahan.

‘’Jika ini dibiarkan, maka pertumbuhan penduduk yang tidak diiringi dengan peningkatan ekonomi keluarga akan sulit dikendalikan. Hal itu akan menimbulkan implikasi-implikasi negative, seperti bertambahnya jumlah penduduk miskin, makin sedikit yang mendapat pekerjaan layak dan akses keperluan pokok lainnya. Kondisi tersebut jelas akan menjadi beban bagi pemerintah di masa dating,’’ ungkapnya.

Basir Palu juga memaparkan pertumbuhan penduduk dan program KB di tanah air. Berdasarkan hasil survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan TFRmasih sama dengan kondisi 2002/2003 yaitu sebesar 2,6. Sedangkan contrasepsi prepalensi rate (CPR) mengalami kenaikan sedikit dari 56,7 persen pada tahun 2002/2003 menjadi 57,4 pada tahun 2007.

Padahal sasaran program KB nasional tahun 2009 telah ditetapkan bahwa target TFR menjadi 2,2 anak, LPP 1,14 persen, unmet need menjadi 6 persen, KB pria 4,5 persen meningkatnya usia perkawinan menjadi 21 tahun. Sedangkan jumlah peserta KB baru di Riau ditargetkan 134.354 terdiri dari IUD 2.620, MOW 615, implant 8.462, suntik 50.899 dan pil 53.737 dan MOP 26 serta kondom 17.995.

‘’Untuk mencapai itu perlu kerja sama yang kuat dengan SKPD KB kabupaten/kota dan seluruh mitra kerja. Makanya secara tulus saya mengajak SKPD kabupaten/kota dan semua unsure terkait program KB ini untuk saling bahu membahu,’’ harapnya.(ril)

Klik disini untuk melanjutkan »»

Tuesday, 14 April 2009

Pertarungan Dua Jenderal

. Tuesday, 14 April 2009
0 komentar


Dua Jenderal:
Dua jenderal masing-masing Jenderal Wiranto dan jenderal Susilo Bambang Yudhonono ingin menyelamatkan negeri Nusantara di ranah ideologi, politik ekonomi, sosial budaya pertahanan dan kemanan (Ipoleksosbud Hankam). Pertarungan dua jenderal ini menuju tampuk pimpimpina tertinggi di republik ini tentunya akan lebih menarik. Namun jangan sampai mengorbankan rakyat. Sementara rakyat jangan mau dijadikan pion, yang hanya untuk sekadar coba-coba. Foto; hasil editing dari dua gambar berbeda saat kampanye legislatif beberapa waktu lalu.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Selamatkan Sepeda

.
0 komentar


Banjir:
Tiga bocah berusaha menyelamatkan sepeda mereka dari amukan banjir yang melanda Desa Gunung Sailan, Kabupaten Kampar, Riau, Indonesia, Senin, 13 April 2009. Foto; Mishal/riaupos

Klik disini untuk melanjutkan »»

Menunggu Langkah Si-Kuning

.
0 komentar


Tak Perlu Ribut
Pesta besar di negeri ini baru saja usai, dua sosok mempelai masing-masing si merah dan si biru sudah berada di depan pintu rumah masing-masing menunggu pasangan yang akan meminang. Mungkinkah si Merah akan dilamar si Kuning? atau malah sebaliknya si Kuning tetap dengan si biru yang beberapa kali sempat pisah ranjang? Kita tunggu langkah si Kuning. Foto: hasil editing beberapa gambar saat kampanye legislatif beberapa waktu lalu.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Pilihan Terbaik

.
0 komentar


Demi Kelangsungan Pembangunan
Meski berada pada tiga besar dalam pemilihan umum (Pemilu) legislatif 2009, Partai Golkar harus menentukan pilihan terbaik dalam melakukan koalisi menyongsong Pilpres 2009. Pilihan itu pun harus mempertimbangkan efektifitas, dan kelangsungan pembangunan serta demi kemakmuran rakyat ke depan. Foto; hasil editing beberapa gambar saat kampanye legislatif beberapa waktu lalu.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Sunday, 12 April 2009

Kepala BKKBNRiau, Drs Ary Goedadi MS

. Sunday, 12 April 2009
0 komentar

Mewaspadai Baby Boom
Meski wajah baru dalam tata pemerintahan di Riau, namun Drs Ary Goedadi merupakan stok lama di Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Bahkan berbekal pengalaman yang malang melintang di sejumlah jabatan pemerintahan, mantan Plt Kepala BKKBN Sumbar ini kini ditugaskan untuk mensejahterakan masyarakat Riau.

Laporan : YASRIL, Pekanbaru
yasrilriau@gmail.com

Konsep sejahtera itu papar lelaki kelahiran Jakarta 18 maret 1959 ini bermula dari keluarga. Jika semua keluarga di Riau sejahtera, hak-hak dasarnya terpenuhi, otomatis masyarakat umum juga akan sejahtera. Namun, untuk mencapai sejahtera ini memang tak mudah, karena harus dengan perencanaan yang matang. Mulai dari perencanaan nikah hingga terbentuk keluarga dan pemenuhan ekonomi keluarga. Dan pada gilirannya mengarah pada keluarga yang berkualitas.

Makanya, papar bapak dua anak ini, keluarga berkualitas ,berasal dari keluarga berencana dengan jumlah anggota keluarga yang ideal, terpenuhi hak-hak dasar anak, seperti hak hidup, sandang pangan, dapat pendidikan berkualitas, akses kesehatan yang baik dan pada gilirannya dapat pekerjaan yang layak. Sebaliknya, banyak pun jumlah anak atau anggota keluarga, tanpa diimbangi pemenuhan hak-hak anak, hasilnya pun tak maksimal. Bahkan bukan tak mungkin akan jadi beban masyarakat atau pemerintah di masa datang. Ini tidak saja terjadi di kota-kota besar saat ini, tapi juga bisa di Riau nantinya.

Sebagai gambaran, pertumbuhan penduduk Riau yang kini sebesar 4,35 persen per tahun, katanya masih tergolong tinggi dibanding rata-rata nasional yang hanya 1,4 persen per tahun. Namun, Ary juga mengakui sebagian besar karena faktor migrasi masuk akibat tumbuhnya perekonomian Riau dan peluang lapangan kerja yang besar, bukan karena faktor kelahiran. Ini dibuktikan bahwa TFR Riau turun dari 3,2 (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia/SDKI 2002/03) jadi 2,7 pada SDKI 2007 (nasional 2,6), walau proporsi peserta KB aktif terhadap pasangan usia subur (PUS) juga turun dari 57,8 persen jadi 56,7 persen (SDKI 2007).

Padahal, paparnya, teori Bongart mengatakan, ,bila CPR naik maka TFR ,turun. Sedangkan kejadian di Riau, CPR turun tapi TFR juga turun. Kejadian ini karena pertambahan peserta KB aktif lebih kecil dari pertambahan PUS, dan atau karena peserta KB aktif mayoritas peserta KB dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang/MKJP (IUD, MOP, MOW, implant) yang sangat kecil sekali drop out (kegagalannya) sehingga punya dampak signifikan terhadap penurunan TFR (tak seperti pil/suntik yang tinggi tingkat kegagalannya karena lupa minum pil tiap hari/terlalu jauh dapat pil yang perlu biaya transpor/pil tak ada di tempat pelayanan, atau lupa harus suntik KB tiap tiga bulanan/tak punya biaya transpor/membayar jasa bidan untuk suntik KB).

Perkembangan program KB di Riau kini dinilai sangat baik. Angka kemandirian masyarakat untuk ber-KB cukup tinggi (57 persen) dan hampir 40 persen alat kontrasepsinya masih ditanggung pemerintah, melalui program pelayanan cuma-cuma untuk alat kontrasepsi di fasilitas pelayanan pemerintah. Di samping itu, peran bidan dalam pelayanan program KB cukup tinggi, pengetahuan masyarakat terhadap KB juga cukup baik.

Hanya, pengelolaan program KB kini tak lagi seperti masa sebelum 2003. Tapi dengan telah terbentuknya lembaga KB di kabupaten/kota awal tahun ini, merupakan angin segar bagi program KB untuk bisa melayani lagi di tengah-tengah masyarakat setelah keberadaannya ditinggalkan PLKB selama lima tahun lalu. Melalui Visi BKKBN yang baru diupayakan agar keluarga kecil bahagia dan sejahtera dapat terwujud, yaitu seluruh keluarga ikut KB.

Ini tentunya bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti calon/pasangan suami isteri sejak dini harus merencanakan keluarganya (melalui penundaan usia perkawinan untuk persiapan pernikahan (mental dan ekonomi) dengan bekerja/menabung dahulu sebelum menikah. Jika sudah menikah maka agar menunda kelahiran anak pertama dengan mempersiapkan segala sesuatunya untuk kelahiran anak pertama, jika sudah punya anak pertama maka diupayakan agar menjarangkan kelahiran anak kedua minimal lima tahun agar ibu siap secara medis untuk melahirkan anak kedua dan keluarga siap dalam ekonomi, dan setelah itu membina tumbuh kembang kedua anaknya (memberikan gizi yang baik, kesehatan prima, pendidikan setinggi mungkin).

Balita ikut Bina Keluarga Balita (BKB) dan Posyandu. Remaja ikut kegiatan Bina Keluarga Remaja (BKR) dan PIK KRR agar terhindar dari pergaulan bebas, pencegahan PMS dan HIV/AIDS, serta terhindar dari NAPZA. Lansia ikut Bina Keluarga Lansia (BKL). Keluarga ikut Bina Lingkungan Keluarga (BLK) untuk kebersihan dan kesehatan lingkungan keluarga. Isteri ikut UPPKS dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga. Suami diupayakan jadi motivator KB atau jadi peserta KB pria atau jadi ketua/anggota kelompok KB pria.

Sekarang ini saja, rasio jenis kelamin penduduk Riau sebesar 105, tapi khusus untuk kelompok 19-24 tahun terlihat rasio jenis kelamin di bawah 100, artinya lebih banyak penduduk perempuan daripada penduduk laki-laki pada kelompok umur tersebut. Menurut BPS (Riau dalam Angka 2008), penduduk umur 0-10 sebesar 22 persen, sedangkan kelompok remaja yang jadi garapan PIK KRR (10-24) 27,6 persen dan umur 25-29 sebesar 10,6 persen, 30-34 sebesar 10,5 persen, sedangkan manula (di atas 60) sebesar tiga persen.

Proporsi penduduk yang tinggal diperkotaan (36,6 persen) meningkat akibat urbanisasi dan migrasi dibanding perdesaan. Sedangkan persentase penduduk miskin Riau, berdasarkan Susenas 2007 - BPS, menunjukkan penurunan, yaitu dari 12,51 persen (2005), 11,85 persen (2006) dan 11,20 persen (2007). Kantong-kantong kemiskinan cukup nyata dapat dilihat di perkotaan, seperti penduduk yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh, daerah terpencil, daerah kepulauan. Berdasarkan Susenas 2007, per kabupaten/kota, terlihat kantong kemiskinan berada di wilayah Rohul, Kuansing, Pelalawan, Inhu, dan Inhil.

Kecenderungan masyarakat miskin mendapat hak-hak dasarnya?
Ke depan, persaingan untuk mendapatkan kehidupan yang layak akan makin berat. Makanya perlu ada program pengentasan kemiskinan di Riau yang lebih fokus yang dimulai dengan kegiatan pendataan penduduk miskin (bisa dengan pendataan keluarga yang dilakukan BKKBN tiap tahun) dengan segala faktor yang menyebabkannya, pelayanan KB gratis bagi keluarga miskin/pra-sejahtera dan sejahtera I (karena keterbatasan keuangan negara maka selama ini BKKBN hanya menyediakan alat kontrasepsi gratis bagi keluarga miskin, sedangkan jasa pelayanan KB dari petugas kesehatan belum seluruhnya digratiskan), pembukaan kesempatan kerja bagi rakyat miskin, pendidikan gratis, kesehatan gratis, bantuan modal (seperti UPPKS dari BKKBN), sehingga jumlah rakyat miskin di Riau akan berkurang.

Apa solusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat?
Solusi yang paling ampuh adalah mengajak masyarakat ikut KB, memperlambat usia perkawinan pertama, menjarangkan kelahiran, memperkecil jumlah anggota keluarga, menggunakan kesempatan luang untuk meningkatkan pendidikan dan kegiatan produktif lainnya, terutama bagi kaum perempuan (seperti UPPKS).

Tapi, selama ini BKKBN selalu diidentikkan dengan alat, menurut Anda?
Program KB tak hanya identik dengan alat kontrasepsi ataupun pengendalian jumlah penduduk semata. Jauh dari itu, pelaksanaan program KB lebih banyak melakukan proses untuk mendidik dan merubah sikap, perilaku dan nilai-nilai dalam masyarakat untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera dan berkualitas Di samping itu, program KB juga peduli dengan masalah reproduksi remaja agar terhindar dari pengaruh negatif oleh narkoba, miras, judi, HIV/AIDS misalnya. Terhadap kaum lansia misalnya, program KB juga peduli untuk tetap memberi semangat terhadap kaum lansia dengan mendidik keluarga lansia bagaimana cara memperlakukan kaum lansia dengan baik dan benar.

Program KB juga membantu menurunkan angka kematian ibu melahirkan (dengan ikut KB agar tak sering melahirkan anak yang akan mengakibatkan kematian, dan menjarangkan kelahiran anak pertama dengan anak kedua selama lima tahun agar jarak kelahiran tidak terlalu dekat yang akan mengakibatkan kematian) dan juga membantu menurunkan kematian anak karena ibu belum siap melahirkan karena umur ibu terlalu muda/melahirkan terlalu sering/jarak kelahiran terlalu dekat.

Bagaimana isu baby boom di Riau?
Baby boom pasti akan terjadi di Riau mengingat besarnya kelompok penduduk usia muda di Riau saat ini, yang beberapa tahun akan datang siap untuk melangsungkan pernikahannya. Dengan LPP 4,35 persen (yang setiap tahun pasti akan naik terus, mengingat arus masuk penduduk ke Riau yang sangat tinggi karena pembangunan di Riau yang sangat gencar) maka setiap tahun akan bertambah penduduk lebih dari 220.000 jiwa (jika LPP konstan 4,35 persen), dan menurut Proyeksi BPS maka pada tahun 2010 akan menjadi hampir 7,5 juta, serta tahun 2025 penduduk Riau menjadi lebih dari 12,5 juta (Penduduk Indonesia lebih dari 270 juta pada 2025), dan migrasi masuk hampir mendekati 20 persen.

Pertumbuhan PUS ke depan masih tinggi, apabila PUS tersebut tidak diajak ber-KB dan menggunakan alat kontrasepsi maka jumlah kelahiran pasti akan meningkat. Oleh karena itu, program KB adalah program yang berproses tiada henti. Sebagai ilustrasi, saat ini penduduk yang lahir sekitar tahun 1980 atau generasi 1980 yang pada tahun 2000 berusia 20 tahun, pasti tidak tersentuh dengan informasi KB akibat redupnya pelaksanaan program KB selama sepuluh tahun terakhir. Dengan demikian, bagaimanapun, program KB harus tetap dijalankan mengimbangi tingat pertumbuhan PUS yang cukup tinggi di Riau di masa yang akan datang.

Di samping itu pengetahuan kesehatan reproduksi sangat penting untuk diketahui para remaja yang nantinya akan menjadi calon pengantin (dengan program Kesehatan Reproduksi Remaja/KRR melalui PIK-KRR). Program ini dapat dilakukan melalui berbagai sarana seperti sekolah dan luar sekolah (pramuka, remaja masjid, pesantren, dan lainnya).

Dukungan pemerintah daerah terhadap program KB di Riau bagaimana?
Diakui bahwa memang pada masa lalu (era 1997-2006) dukungan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota terhadap program KB sangat minim. Hal ini karena melemahnya komitmen dan kepedulian pimpinan wilayah terhadap program KB.

Mungkin ini akibat ketidaktahuan dan kurangnya pemahaman pimpinan wilayah terhadap manfaat program KB terutama bagi kesehatan ibu dan anak, bahwa pertumbuhan penduduk akan menggerogoti hasil pembangunan, bahwa pertumbuhan penduduk akan memperbesar pengeluaran pemerintah dalam kesehatan/pendidikan/lapangan pekerjaan.
Penyebab lainnya, bisa jadi program KB bukan skala prioritas saat ini sehingga mengabaikan pelaksanaan program KB. Atau mungkin karena program KB merupakan investasi jangka panjang, sehingga tidak dirasakan seketika. Tapi patut diingat bahwa program KB adalah biaya yang paling murah untuk program peningkatan kesejahteraan rakyat dan juga pengentasan kemiskinan.

Andai seluruh rakyat miskin tidak ikut KB dan melahirkan banyak anak, maka jelas jumlah penduduk miskin akan bertambah terus menerus. Tetapi mulai tahun 2007 di bawah kepemimpinan Kepala BKKBN (dr Sugiri Syarif MPA), BKKBN mulai menggeliat kembali dengan berbagai program terobosan melalui advokasi kepada Bappenas dan Depkeu untuk menambah anggaran BKKBN di seluruh Indonesia, revitalisasi program KB melalui momentum strategis dan bhakti sosial (PKK KB Kesh, Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat/BBGRM bersama Depdagri dan PKK, TNI Manunggal KB Kesh/TMKK, IBI KB Kesh, KB Kesh Bhayangkara, TNI Manunggal Masuk Desa/TMMD, KB Kesh Surya Bhaskara Jaya dengan TNI AL untuk daerah kepulauan/terpencil/perbatasan yang menjangkau masyarakat miskin, Pelangi Nusanttara KB Kesh dengan TNI AU, Bulan Bhakti LSOM dalam Program KB (dengan IDI, Aisyiyah-Muhammadiyah, Muslimat NU, PGRI, KORPRI, Bulan Bhakti BRIMOB, HOGSI, APPI, PKBI, dan lainnya).


Disamping itu dukungan Kab/Kota sejak 2007 juga membaik melalui PP 38 (program KB menjadi urusan wajib kabupaten/kota) dan PP 41 (tentang pembentukan SKPD-KB di kabupaten/kota melalui badan KB dan pemberdayaan perempuan), mulai adanya penerimaan PLKB baru di kabupaten/kota (walau terbatas jumlahnya), sampai dengan re-branding logo institusi dan logo program BKKBN yang baru dengan maksud meningkatkan citra BKKBN.

Apa yang perlu disiapkan untuk memotivasi warga untuk ber-KB?
Untuk memotivasi masyarakat Riau ber-KB dilakukan melalui KIE dan penyuluhan, menyediakan alat kontrasepsi gratis bagi masyarakat miskin (tapi khusus untuk IUD dan kondom digratiskan bagi masyarakat miskin dan non miskin), dukungan dana bagi pelayanan KB untuk provider, pelatihan bagi tenaga pelayanan yang siap dan berkualitas, dukungan alat kesehatan dan non alat kesehatan KB (IUD Kit, VTP Kit, KIE Kit, BKB Kit, APE Kit, mobil pelayanan KB, mobil penerangan KB, dan lainnya), meningkatkan kegiatan sosialisasi program KB sehingga pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang program KB meningkat, dan pada saatnya masyarakat berperan serta berpartisipasi dalam ber-KB. Keberhasilan program tersebut perlu didukung dengan anggaran yang cukup, tenaga pengelola program yang terlatih dan profesional, dan komitmen yang kuat oleh pemerintah mulai dari presiden sampai ke kepala desa/lurah.

Berapa angka tingkat kelahiran di daerah ini, tingkat kematian ibu hamil, keluarga yang tidak lagi ingin punya anak?
Menurut SDKI 2007, TFR Riau saat ini 2,7 anak per wanita (SDKI 2007) dan jumlah PUS unmet need 9,1 (SDKI 2007), sedangkan menurut pendataan keluarga 2007 maka keluarga yang tidak ingin punya anak lagi sebesar 33,27 persen dari jumlah keluarga yang ada, hal ini karena melemahnya pelaksanaan program KB selama lima tahun terakhir, sehingga permintaan PUS unmet need banyak yang tidak terpenuhi, baik dari segi penyediaan dan akses kontrasepsi dan dari perolehan informasi tentang KB.

Apa penyebabnya?
Dengan TFR turun (dari 3,2 menjadi 2,7) berarti partisipasi masyarakat terhadap program KB semakin kuat dan semakin sadar untuk tidak mau melahirkan anak lebih dari dua. Walaupun pengguna kontrasepsi turun menjadi 56,7 persen (dari hampir 60 persen) tetapi ternyata pengguna metode kontrasepsi jangka panjang cukup besar, sehingga dapat menurunkan TFR. Rendahnya angka kematian ibu hamil adalah karena gencarnya aktivitas program kesehatan seperti program desa siaga. Besarnya PUS unmet need karena permintaan mereka tidak tersentuh oleh tenaga pengelola program di tingkat desa/kelurahan yang selama ini mati-matian melayani permintaan masyarakat terhadap KB siang dan malam.

Solusinya?
TFR tetap akan diupayakan turun hingga mencapai 2,1 beberapa dekade mendatang yaitu dengan tetap menggencarkan peningkatan kesertaan ber-KB masyarakat terutama terhadap metode kontrasepsi jangka panjang (IUD, MOP, MOW dan implant) pada PUS yang berusia masih muda dengan jumlah anak dua atau tiga. Angka kematian ibu hamil juga terus ditekan, antara lain dengan penyediaan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan hingga sampai ke pelosok-pelosok di Riau yang dapat mengantisipasi kasus kematian ibu hamil. Terhadap PUS unmet need akan dilakukan penggarapan khusus melalui momentum strategis (PKK KB Kesh, IBI KB Kesh, TMKK, KB Kesh Bhayangkara, KB Kesh Bhaskara Jaya, dan lainnya) dan dukungan dana khusus bagi peserta dan pelayan/provider IUD/MOP/MOW, serta melibatkan tokoh masyarakat/agama dan instansi/institusi terkait.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Saturday, 28 March 2009

BKKBN Harus Turun Tangan Soal Pemecatan Kader Posyandu

. Saturday, 28 March 2009
0 komentar

Peristiwa miris di bidang program Keluarga Berencana (KB) terjadi lagi. Sudahlah petugas lapangan keluarga Berencana (PLKB)hampir tidak ada di setiap kecamatan, kini pengurus dan kader Posyandu pula yang dipecat.


Padahal yang mereka urus bukanlah yang muluk-muluk. Bukan proyek, bukan pula tampuk kursi kekuasaan, melainkan berupa pelayanan kesehatan yang dilakukan secara terpadu kepada masyarakat. yang kesemua itu terinspirasi oleh rasa sosial dan kepedulian akan pentingnya pelakanaan program KB.

Seperti yang dialami para ibu-ibu pengurus dan kader Posyandu RW 15 Kelurahan Tangkerang Timur Kecamatan Tenayanraya mendatangi DPRD Kota Pekanbaru. Jumat (27/3) lalu mereka mendatangi DPRD Pekanbaru karena tak terima dengan keputusan RW yang memberhentikan secara sepihak oleh pihak dan tanpa pemberitahun.

Dengan berpakaian seragam posyandu tiga petugas Posyandu RW 15 didampingi beberapa perwakilan warga langsung menyampaikan aspirasinya dengan nada agak tinggi kepada anggota DPRD saat itu. ‘’Kami tak terima diberhentikan begitu saja, padahal hidupnya Posyandu di RW 15 itu berawal dari kami. Sampai sekarang sudah enam tahun kami berupaya meningkatkan pelayanan posyandu kepada warga RW 15 itu,’’ kata Sayfrida, Ketua Posyandu RW 15 yang diberhentikan itu.

Sebagai pengurus Posyandu tentu dirinya tak terima dengan keputusan yang dibuat, karena ia menilai keputusan yang dibuat hanya keinginan dari RW saja. Kemudian RW 15 langsung menunjuk petugas Posyandu baru. ‘’Kan keputusan seperti itu sangat tak etis, jika memang mau memilih pengurus baru bawa kita bersama. Kita pilih bersama dengan mufakat, jangan langsung diberhentikan begitu saja, tentu kami tak terima. Seharusnya ada serah terima kepengurusan bukan langsung tukar begitu saja,’’ tegasnya.

Padahal kata Safrida lagi, pihaknya bersama masyarakat sudah beupaya maksimal, yang sebelumnya Posyandu itu belum bisa melayani dnegan maksimal kepada masyarakat terutama kepada ibu-ibu dan anak-anak balita. Tapi sekarang Posyandu itu suda memiliki kamar sendiri untuk pemeriksaan ibu-ibu. ‘’Walaupun masih sewa. Tapi dengan kejadian ini kami sangat kecewa sebagai pengurus yang merintis Posyandu itu selama ini,’’ jelasnya.

Menyikapi hal tersebut, Susi Herlinda menegaskan, dirinya akan berupaya menjembatani dan mencari tahu akar permasalahan yang ada. ‘’Sekarang saya terima dulu laporan dari ibu-ibu, dalam waktu dekat kita akan berkoordinasi dengan lurah. Apalagi yang kita dapatkan sekarang ini, kop surat keputusan penggantian pengurus Posyandu adalah kop surat kelurahan tapi menandatanganinya adalah RW. Tentu ini tak bisa diterima,’’ jelas Susi Herlinda.

Kemudian Sharil menegaskan, agar para pengurus Posyandu menyampaikan hal itu saat dirinya reses. ‘’Nanti ibu-ibu saya undang untuk datang di reses saya. Saya berharap permasalahan ini disampaikan,’’ pintanya.

Mungkinkah ini akan terselsaikan. Tidak 100 persen menjanjikan, telebih lagi oleh anggota dewan yang saat ini juga tengah berebut simpati masyarakat dalam masa kampanye. Ini saatnya pihak BKKBN turun tangan dan menyampaikan aspirasinya ke masyarakat. Ke para pengurus RT/RW, lurah dan kecamatan, serta pak wali kota sekali pun.

Betapa pentingnya program KB dan betapa pentingnya dukungan dari lapis bawah, yakni kelompok-kelompok masyarakat. Satu hal yang perlu ditekankan adalah, tidak perlu main pecat memecat. Sebaliknya kalau bisa Posyandu-posyandu itu diperbanyak dan bisa menjangkau masyarakat lebih lagi.***

Klik disini untuk melanjutkan »»

Wednesday, 25 March 2009

11 Objek Wisata Unggulan di Riau Akan Dikembangkan

. Wednesday, 25 March 2009
0 komentar

PEKANBARU (RP)-Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Kebudayaan dan Pariwisata yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Disbudpar) Provinsi Riau di Hotel Aryaduta Pekanbaru, Selasa (24/3) mencatat 11 objek wisata unggulan di Riau akan dikembangkan secara serius.


Sebanyak 11 objek wisata unggulan ini akan di-SK-kan oleh masing-masing bupati/wali kota di Riau melalui pembahasan di DPRD masing-masing. Ke 11 objek wisata unggulan itu yakni Danau Buatan Limbungan Rumbai Pekanbaru, Danau Bunga Tujuh Dumai, Candi Muara Takus Kampar, Air Panas Kaiti Rokan Hulu, Pulau Jemur Rokan Hilir, Istana Sayap dan Tugu Equator di Pelalawan, Bukit Tiga Puluh di Indragiri Hulu, Pantai Solop Indragiri Hilir, Eko Wisata Mempura di Siak, Rupat Utara di Bengkalis, dan Air Terjun Guruh Gemulai di Kuansing.
Rakor dipimpin Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Riau Joni Irwan, dihadiri sejumlah Kadis Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten/kota di Riau, Arkeolog UGM Dr Widya, anggota DPR RI Musfihin Dahlan, Ketua LAM Riau Azaly Johan, Ketua Riau Tourism Board Fadlah Sulaiman SH, perwakilan PHRI, Asita, pers, dan lain-lain.
Kadis Budpar Riau Joni Irwan menegaskan infrastruktur menuju objek wisata harus dibenahi. Kemudian perlu dukungan iven wisata, Sapta Pesona Pariwisata. Selain objek wisata unggulan ini, objek wisata pendukung juga dibenahi.
Sementara anggota DPR RI mantan Ketua Tim Perancang UU No 10/2009 tentang Kepariwisataan Musfihin Dahlan menegaskan pihaknya siap membantu Riau mendapatkan dana APBN untuk pengembangan pariwisata Riau. APBN pariwisata 2009 dialokasikan sebesar Rp1,3 triliun. Untuk mendapatkan itu, Riau harus mengajukan usulan dan program pariwisatanya ke pusat. Pemerintah RI sangat serius mengembangkan pariwisata, sebab pariwisata nasional menghasilkan 7 miliar dolar per tahun. Sementara Ketua Riau Tourism Board Fadlah Sulaiman mengatakan khusus masalah Rupat, dulu semasa ia menjabat Bupati Bengkalis sudah ada studi kelayakan Pulau Rupat yang dibuat konsultan Singapura. Konsepnya mirip dengan pengelolaan pariwisata di Vietnam dan Cina di mana 90 tahun pertama kawasan wisata itu dikelola oleh daerah, setelah itu baru dikelola investor. Tapi di sini masyarakat tak digusur, tapi dilibatkan. Dengan demikian pariwisata ikut mengentaskan kemiskinan dan mensejahterakan rakyat.
Tak Perlu Izin
Selain itu, usaha pariwisata di Indonesia termasuk di Provinsi Riau boleh lega dan gembira di 2009 ini. Sebab keluarnya Undang-Undang Kepariwisataan No 10/2009 meringankan beban pelaku usaha pariwisata di tanah air.
Sesuai UU itu, usaha pariwisata tak perlu lagi mengurus izin, tapi cukup mendaftar saja ke instansi terkait tanpa dipungut bayaran. Usaha pariwisata hanya dikenai pajak tahunan untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Demikian ditegaskan mantan Ketua Tim Perancang UU Kepariwisataan Nasional No 10/2009 yang juga anggota DPR RI Musfihin Dahlan dalam rapat koordinasi (Rakor) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Riau di Hotel Aryaduta Pekanbaru, Selasa (24/3).
Menurut Musfihin, dengan demikian semua Peraturan Daerah (Perda) harus tunduk dan mengikuti UU No 10/2009 ini. Ini menurutnya akan meringankan beban pengusaha pariwisata seperti Asita, PHRI, dan lain-lain yang selama ini mengeluhkan banyaknya birokrasi izin. Ini belajar dari kemajuan daerah Badung, Bali di mana PAD daerahnya mencapai Rp1 triliun per tahun dari sektor pariwisata. ‘’Jadi 2009 ini usaha pariwisata tak perlu izin instansi, tapi cukup mendaftar saja. Perda dan peraturan lainnya di bawahnya harus tunduk dan mengikuti UU No 10/2009. Bagi yang melanggarnya ada sanksi,’’ pungkas Musfihin.(azf)

Daftar 11 Objek Wisata Unggulan Riau
1. Danau Buatan Limbungan Rumbai Pekanbaru
2. Danau Bunga Tujuh Dumai
3. Candi Muara Takus Kampar
4. Air Panas Kaiti Rokan Hulu
5. Pulau Jemur Rokan Hilir
6. Istana Sayap dan Tugu Equator Pelalawan
7. Bukit Tiga Puluh Indragiri Hulu
8. Pantai Solop Indragiri Hilir
9. Eko Wisata Mempura Siak
10.Rupat Utara Bengkalis
11.Air Terjun Guruh Gemulai Kuansing

Klik disini untuk melanjutkan »»

Nigeria Tawarkan Peluang Investasi Perkebunan

.
0 komentar

PEKANBARU (RP) - Gubernur Riau yang diwakili Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah (BPMPD) Riau Feisal Qomar Karim Selasa (24/3) kemarin melakukan pertemuan dengan minister politic and economic Negeria Mr Dankano, dalam pertemuan itu Nigeria menawarkan peluang investasi kepada Riau khususnya untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit.


Dalam pertemuan itu, Mr Dankano menyebutkan, peluang investasi di Nigeria khususnya di perkebunan kelapa sawit masih cukup besar, karena itu jika memang Riau berminat menanamkan investasinya negara tersebut siap memfasilitasinya. Tidak hanya perkebunan kelapa sawit, perkebunan karet juga bisa dikembangkan secara baik.

‘’Kami siap membantu jika Riau memang berminat menanamkan investasinya ke Nigeria, kami memandang Riau sebagai daerah yang potensial apalagi disini memiliki perkebunan kelapa sawit yang sangat luas d Indonesia, karena itu kami menawarkan peluang ini,’’ tuturnya.

Kepala BPMPD menanggapi hal ini menyatakan akan berusaha menjembatani kepada pengusaha-pengusaha perkebunan kelapa sawit yang ada di daerah ini untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit tersebut. Untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit di Riau sendiri sudah tidak memungkinkan lagi karena luas lahan yang tersedia sangat tidak mendukung.

Feisal juga menjelaskan, potensi perkebunan kelapa sawit saat ini di Riau adalah yang terluas di Indonesia, hampir 1,8 juta hektare lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia berada di Riau. Tingginya animo masyarakat dan pengusaha untuk menanam kelapa sawit ini tidak terlepas dari tingginya permintaan CPO di dunia.

‘’Yang jelas kami akan menawarkan dan siap menjembatani jika memang ada pengusaha-pengusaha dari Riau yang mau menanamkan investasinya ke Nigeria khususnya untuk membuka perkebunan kelapa sawit,’’ tutur Feisal. (gem)

Klik disini untuk melanjutkan »»

Satu Tahun Atasi Desa Tertinggal di Riau

.
9 komentar

PEKANBARU (RP) - Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) telah bekerja sama dengan Universitas Riau guna menyusun konsep secara matang guna mengatasi desa-desa tertinggal di Riau. KPDT menargetkan selama satu tahun desa-desa tertinggal di Riau sudah akan teratasi.


Hal itu dikatakan Menteri Negara PDT RI Ir HM Lukman Edy MSi dalam keterangan persnya kepada wartawan usai membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PPDT se-Indonesia. Turut mendampingi Menteri, Sekretaris Meneg PDT Lucky H Korah dan Wakil Gubernur Riau Drs H Raja Mambang Mit.
‘’Kami akan membantu mendorong agar tersusunnya sebuah konsep secara matang mengatasi desa-desa tertinggal se Riau dan kami bekerjasama dengan UNRI dan saya rasa tahun 2009 ini sudah tersusun konsep untuk mengatasi desa-desa tertinggal itu,’’ kata menteri.
Di Riau, tambah menteri lagi desa-desa tertinggal buukan hanya di Kuantan Singingi (Kuansing) dan Rokan Hulu (Rohul) saja, tapi seluruh kabupaten di Riau, bahkan di Bengkalis yang kapasitas fiskalnya sangat besar juga punya desa-desa tertinggal.
‘’Kalau desa tidak ada listriknya itu sudah pasti daerah tertinggal, itu indikator pertamanya. Belum lagi jalan dan sebagainya,’’ ujar menteri.
Kementerian PPDT, serius dalam hal ini dan berharap tahun 2010 nanti sudah bisa dimulai secara konfrehensif mengatasi desa-desa tertinggal di Riau. ‘’Satu tahun saja sudah bisa selesai mengatasi persoalan infrastruktur dasar yang ada di pedesaan, tinggal sekarang kita memprioritaskannya atau tidak,’’ tuturnya.
Terkait isu pemekaran, menteri mengatakan isu pemekaran sensitif bagi daerah, tapi tidak sensisitif ketika ia masuk ke dalam pembicaraan yang sifatnya nasional. ‘’Jadi kalau saya ke daerah yang dikejar pastilah isu tentang pemekaran,’’ ujarnya.
Terkait ini, lanjutnya kementerian PPDT tidak pada tempatnya menilai setuju atau tidak setuju terhadpa pemekaran wilayah karena itu bagian tugas yang lain, kita hanya menerima hasilnya saja begitu ada pemekaran.
Kementerian PPDT remnya adalah mengatasi kesenjangan wilayah termasuk memuatkan tentang substansi mengatasi daerah tertinggal. ‘’Kita tetap komit mendukung terjadiny pemekaran, ini semua untuk mengatasi kesenjangan, sebuah pemekaran tidak hanya dilihat dari satu sisi mengatasi kesenjangan tapi melihat kemampuan dan potensi-potensi lainnya, termasuk sosial politik, kemampuan keuangan dan lain sebagainya,’’ ujarnya.
Karena itu, tentunya ada lembaga yang lebih berwenang menentukannya seperti Mendagri dan badan otonomi daerah, komisi II DPR RI. ‘’Tapi untuk mengatasi kesenjangan, kementrian PDT pembentukan daerah otonom baru adalah cara terbaik mengatasi kesenjangan,’’ ujarnya.
Menjawab, andaikan instansi yang mempunyai kewenangan tidak menyetujui pembentukan daerah otonom baru itu, menteri mengatakan tidak satu jalan mengatasi kesenjangan, kalau pemekarannya di moratorium atau di stop maka kementerian PDT akan mencari jalan lain untuk atasi kesenjangan yang ada diantaranya dengan memperbesar kapasitas fiskal untuk masuk ke daerah tertinggal itu.(gem)

Klik disini untuk melanjutkan »»

Rumah Warga Sail Ambruk Akibat Longsor

.
0 komentar

Karim (53) dan Warni (40) berusaha membujuk Beni, anaknya yang menangis dimalam itu. Berulang kali pasangan suami istri ini menenangkan anaknya, namun Beni tetap menangis. ‘’Mak, Beni takut petir,’’ ujar Beni berulang kali.


Laporan LISMAR SUMIRAT, Tenayan Raya
lismar-sumirat@riaupos.co.id

SEJAK sepekan lalu, pekerja batu bata ini bersama istri dan anaknya terpaksa menetap sementara di bedeng bata yang berjarak lima meter dari kediamannya. Jumat (13/3) lalu rumah mereka yang terletak di Jalan Badak Kanan, Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan Raya amruk rata dengan tanah setelah digoyang longsor.
‘’Kami lagi tidur, tau-taunya rumah kami sudah amruk. Untung kami tidak ada yang cedera,’’ ujar Karim singkat.

Karena tidak memiliki uang untuk membangun kembali rumahnya yang sudah amruk tersebut, warga asal Painan Sumatera Barat ini terpaksa menetap di bedeng bata kepunyaan majikannya. Sudah selama sepekan terakhir dia bersama keluarganya berteduh dari hujan dan panas dibawah bedeng bata yang hanya berdindingkan barisan batu bata siap cetak.

Semula anaknya tetap bisa tidur nyeyak kendati dengan kondisi seadanya. Namun saat hujan lebat disertai petir yang menyambar berulang kali malam itu membuat dirinya gelisah. Pasalnya anak bungsunya terus menangis karena takut dengan kondisi cuaca yang buruk malam itu.

‘’Anak saya berulang kali menangis dipangkuan istri saya. Kami terus membujuknya, namun karena petir yang terus menyambar anak kami terus menangis. Mak, Beni takut tersambar petir,’’ ucap pria yang hidup dari menyetak batu bata ini meniru ucapan anaknya.

Karim mengaku tak tahu harus berapa lama melihat anaknya menangis karena tidur di bedeng dengan kondisi seadanya. Berprofesi sebagai pekerja batu bata yang dibantu istrinya ini, pendapatannya hanya bisa untuk makan sehari-harinya.
‘’Saya sudah pasrah, mau bagaimana lagi. Kalau membangun kembali kami belum memiliki modal. Ya terpaksa harus berteduh dibawah bedeng ini. Mudah-mudahan tidak ada lagi cuaca buruk seperti malam lalu,’’ tukasnya.

Kondisi yang menimpa keluarga Karim, mengetuk pintu hati Ir Irwan Muladi Eko Wibowo, Caleg DPRD Riau Partai PAN Dapil Pekanbaru yang mendapat informasi musibah yang menimpa warga Kelurahan Sail tersebut.

‘’Saya turut prihatin dengan musibah yang menimpa pak Karim sekeluarga. Mudah-mudahan hendaknya mengetuk hati dermawan untuk membantu membangun kembali rumah mereka,’’ ujar Irwan Muladi ketika mendatangi Karim siang kemarin.

Bukan hanya sekedar datang berkunjung, namun mantan Anggota DPRD Pekanbaru ini juga memberikan bantuan untuk keluarga Karim. Bantuan itu diterima Karim dengan penuh haru. ‘’Terima kasih atas bantuannya pak,’’ ujar Karim singkat. (***)

Klik disini untuk melanjutkan »»

Tuesday, 24 March 2009

Adu Argumen

. Tuesday, 24 March 2009
0 komentar


BERSATU DEMI BUMI PERTIWI:
Para negarawan, pilitisi, bersatulah demi bumi pertiwi. Silakan adu argumen, menjual program di mata rakyat menjelang Pemilu legislatif dan Pilpres 2009, tapi tidak perlu ada saling jatuh menjatuhkan, saling salah menyalahkan, karena rakyat pun sudah pintar memilih pemimpinnya, yang akan didulukan selangkah ditinggikan seranting. Kalau pun ingin merebut kekuasaan lakukanlah dengan cara yang sopan dan santun, ya seperti pepatah, ''Kalau lampu kita redup pompalah, jangan lampu orang dipadamkan''.
Setelah itu, bersatulah kembali, jangan sampai perahu retak. Kalau pun ada yang salah, ya saling maaf memaafkanlah, Tuhan saja maha pemaaf, masa kita tida. Jangan dipertontonkan kepada umum bahwa terjadi selangsengketa. Kalaupun itu akan terjadi ya biarlah masing-masing yang bersangkutan yang tahu.
Meskipun ada yang akan  marah, tapi tetaplah senyum. Saya teringat dengan Pak Harto (Presiden ke-2 RI), semarah apapun ia, tapi ia tetap senyum. Kalau pemimpin sudah damai, tentu rakyat akan hidup dalam kedamaian pula. Selamat berjuang pemimpin ku.

catatan: foto ini hasil editing tiga foto kampanye tiga calon presiden di tiga tempat berbeda. Silakan komentari

Klik disini untuk melanjutkan »»

YASRIL RIAU Desain ByHendrawan and Support by Ridwan CCMD. All Right Seserved

 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com | Power by blogtemplate4u.com