SAUDARA KU DI MANA PUN BERADA, SEIRING DATANGNYA 1 RAMADHAN 1433 H, MARILAH KITA SALING MEMBERSIHKAN DIRI, KEPADA ALLAH SWT KITA BERTAUBAT SESAMA MANUSIA KITA SALING BERMAAF-MAAFAN. MARI KITA PERBAIKI HUBUNGAN SILATURAHIM SESAMA UMAT, TERUTAMA PADA ORANG TUA, SUAMI ISTRI, SESAMA SAUDARA SEDARAH SERTA DENGAN KAUM KERABAT, JIRAN TETANGGA. SEMOGA DENGAN CARA DEMIKIAN, KITA BISA MENJALANI IBADAH PUASA DENGAN TENANG DAN MENDAPATKAN PAHALA YANG SETIMPAL DI SISI aLLAH SWT. UNTUK ITU, SAYA ATAS NAMA PRIBADI DAN KELUARGA MENGUCAPKAN SELAMAT MENJALANI IBADAH PUASA, MOHON MAAF ZAHIR DAN BATIN. SAUDARA KU, SESUNGGUHNYA BERHAJI MERUPAKAN SALAH SATU RUKUN ISLAM, YANG UNTUK MENJALANKANNYA KITA HARUS MEMILIKI TRESHOLD (NILAI AMBANG BATAS), KELAYAKAN, BAIK JASMANI, ROHANI MAUPUN MATERI. MAKANYA KALAU SUDAH SIAP, SEGERAKANLAH!!

Tuesday, 24 February 2009

Mengganti Baliho Caleg dengan Baliho Surat Suara

. Tuesday, 24 February 2009
0 komentar

Tingginya tingkat keraguan dan dugaan potensi suara tidak sah yang diungkapkan banyak pihak, baik dari kalangan perguruan tinggi, pengamat politik, parpol bahkan masyarakat sendiri menarik untuk dicermati. Kondisi tersebut perlu menjadi perhatian dan catatan tersendiri bagi para calon anggota legislative dan kalangan partai untuk bersikap.


Setidaknya, hal ini bisa dijadikan acuan untuk melakukan evaluasi tentang cara kampanye yang dibungkus dalam konteks sosialisasi—yang telah dan tengah dilakukan para calon anggota legislative saat ini. Serta dalam mempersiapkan kampanye resmi mendatang. Sehingga berbagai pertanyaan dapat terjawab dan solusi pun bisa terungkap. 

Di antara sederetan pertanyaan yang dimaksut antara lain, efektifkan cara bersosialisasi dengan memasang baliho tanda gambar caleg—baik yang kecil maupun yang besar bagai layar perahu lancangkuning? Efektifkah menempelkan bahkan menggantungkan gambar di pohon-pohon pinggir jalan, tiang listrik, dinding pertokoan, di oplet, di kaca mobil sendiri?

Ingatkah konstituen dengan gambar yang ditempel dan digantungkan itu—baik yang berpakaian formal ala pejabat, ala kiai, ala da’i dan alakadarnya. Ataupun memasang gambar orang jungkir balik, kaki ke atas, gambar dengan monyet dan sebagainya. Efektifkah mengubar janji pada konstituen. Apakah perlu bermain politik uang dan bagi-bagi barang ke masyarakat. Dan banyak lagi segudang pertanyaan yang bisa diungkap dan dijawab oleh para caleg dan kalangan partai politik.

Tapi, itulah kondisi yang terjadi di lapangan saat ini, baik di Pekanbaru sendiri, maupun daerah-daerah lain di Riau, bahkan juga di seantero Nusantara ini, perang spanduk telah berlangsung, meski genderang kampanye secara resmi belum ditabuh. Berbagai sikap, cara dan tingkah laku para caleg dan tim suksesnya pun kelihatan.

Uniknya, meski pemerintah telah menetapkan system pemilu dengan mencontreng nama dan buka gambar, tetap saja yang tampil di masyarakat berupa baliho dengan gambar seorang caleg. Sangat jarang bahkan bisa dikatakan tidak ada caleg yang bersosialisasi dengan cara membuat baliho surat suara yang dicontreng.

Bahkan persaingan para caleg pun terlihat semakin ketat, tidak hanya terhadap caleg yang berbeda partai, caleg yang satu bendera pun saling sikut. Saling timpal spanduk dan stiker pun terjadi, meska mereka berasal dari satu partai yang sama—hanya gara-gara untuk merebut simpati warga di suatu wilayah. Bahkan di antara caleg pun sudah ada yang bagi-bagi barang ke masyarakat, mulai dari payung, kalender, baju kaus, rompi dan sebagainya. Ini pun tidak hanya dilakukan caleg yang muda-muda, tapi juga caleg ubanan yang sudah berkepala enam dan tujuh (usia di atas 60 tahun).

Ini semua, menggambarkan betapa sulitnya perjuangan para caleg dalam upaya mendapatkan mandat dari rakyat dan merebut kursi parlemen, baik di DPRD kabupaten/kota, provinsi, DPR RI maupun di DPD sekali pun. Ini juga sebagai dampak dari pemilu dengan multi partai. 

Disadari atau tidak, Pemilu multy partai akan menyulitkan bagi para caleg mendapatkan perolehan suara minimal. Selain itu juga membingungkan bagi masyarakat sendiri, sebagai akibat kurangnya sosialisasi. Bahkan di sebagian kalangan masyarakat timbul sikap apatisme terhadap pemilu itu sendiri. Mereka menilai bahwa pemilu atau pun tidak, tidak ada pengaruh signifikan terhadap nasib mereka. Yang kaya makin kaya, yang kuat makin berkuasa yang miskin makin melarat. 

Bagi masyarakat awam, Pemilu tidak lebih berarti dari pada mencari nafkah sehari-hari. Yang terpenting bagi mereka negeri ini aman, harga barang bisa terkendali dan mudah bekerja untuk memenuhi kewajiban berumah tangga. 

Lantas bagaimana solusinya?
Meski para caleg telah mempersiapkan banyak gambar, spanduk, stiker, dan sebagainya tidak ada salahnya kembali merogoh isi kocek, untuk mempersiapkan media kampanye yang mungkin bisa dianggap sebagai media alternative yang efektif. Tentunya berupa pembuatan spanduk duplikat surat suara dengan sederet partai dan caleg lain. Diantaranya tercantum naama caleg dimaksud dengan cara contreng.

Pola ini tidak hanya akan menguntungkan caleg itu sendiri, tapi juga mampu membantu masyarakat dalam mengingat posisi nama yang akan dicontreng. Karena tidak mudah bagi masyarakat untuk mengingat dan mencari nama seseorang di antara puluhan bahkan mungkin ratusan nama-nama caleg yang terpampang di surat suara yang relatif besar itu nantinya. 

Setidaknya juga ikut mensosialisasikan ke masyarakat bahwasanya pemilu 2009 bukan lagi mencoblos gambar partai ataupun gambar caleg, tapi hanya mencontreng nama caleg. Dengan cara demikian akan terlihat ‘’contrenglah nama saya yang ada pada partai A, urutan atau nomor sekian’’ 

Solusi yang tidak kalah pentingnya adalah meninjau kembali, perlu tidaknya system pemilu multy partai. Apakah tidak akan lebih baik jika jumlah partai dikurangi, sehingga selain membantu para caleg berebut suara konstituen, juga memudahkan bagi masyarakat dalam menggunakan hak suara mereka. Setidaknya dengan jumlah partai yang relative sedikit, juga akan membantu pemerintah dalam penghematan anggaran negara. 

Dan banyak lagi solusi-solusi yang mestinya bisa dilakukan baik dalam hal sosialiasi ke masyrakat, tentang kampanye, tentang pemilu legislative, tentang pemilu pilpres, tentang hidup berdemokrasi dan sebagainya. Terakhir, tentu selamat berjuang para caleg.*** 


Klik disini untuk melanjutkan »»

Kunjungi Objek Wisata

.
0 komentar


OBJEK WISATA: Saat berada di salah satu objek wisata di Kucing Selatan, Malaysia timur beberapa waktu lalu.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Saturday, 14 February 2009

Pesawat Jatuh, Seluruh Penumpang Tewas

. Saturday, 14 February 2009
0 komentar


NEW YORK (RP) - Pesawat komuter milik maskapai penerbangan Amerika Serikat Continental Airlines jatuh, Jumat (13/2) pagi.


Celakanya, pesawat yang sedang mengangkut 48 penumpang dan kru itu menimpa satu unit rumah penduduk di Clarence Center, Buffalo, daerah pinggiran Negara Bagian New York. Seluruh penumpang dan seorang penghuni rumah dilaporkan tewas dalam kecelakaan itu.

Seperti dilansir Riau Pos edisi Sabtu (14/2/2009), peristiwa tragis tersebut terjadi Kamis (12/2) pukul 22.10 waktu setempat atau kemarin pagi pukul 10.10 WIB. Lokasi jatuhnya pesawat hanya berjarak sekitar 16 kilometer atau lima menit penerbangan dari bandara terdekat, Buffalo Airport.

Direktur Pengendalian Bencana New York Clarence Dave Bissonet menyatakan, pesawat tersebut terbang dari Bandara Internasional Newark Liberty, New Jersey, dan tujuan akhir Bandara Internasional Niagara Buffalo. Pesawat yang jatuh adalah jenis turboprop Bombardier Dash 8 Q400 yang dioperasikan Colgan Air. ‘’Satu struktur badan pesawat rusak parah. Pesawat itu kini masih terbakar, namun bisa dikendalikan,’’ kata David.

Juru Bicara Kepolisian Wilayah New York Rebecca Gibbonos menambahkan, pesawat tersebut menimpa perumahan dan menimbulkan kebakaran hebat.

‘’Karena itu, warga yang menempati 20 rumah di sekitarnya harus dievakuasi,’’ ujarnya. Saat kecelakaan, pesawat membawa 5.800 pon bahan bakar. Akibatnya, saat mengalami kecelakaan, terjadi ledakan besar dan kobaran api.

Saksi mata yang merupakan warga sekitar, Keith Burtis, mengatakan bahwa dirinya sedang mengendarai mobil menuju ke sebuah toko malam itu. Tiba-tiba terdengar bunyi pesawat yang seperti sedang mendarat. ‘’Suara pesawat tersebut sangat keras dan jatuhnya pesawat menimbulkan gempa kecil,’’ ujar Burtis.

Black Box Ditemukan
Sementara itu, tim investigasi menemukan black box berisi Data Pembicaraan Kokpit (Cockpit Voice Record/CVR) dan Data Rekaman Penerbangan (Flight Data Record/FDR) pesawat Continental Airlines. Pesawat tersebut jatuh dan terbakar di pinggiran Buffalo, New York, Amerika Serikat (AS).

‘’Mereka telah menemukannya,’’ kata Juru Bicara Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS, Ted Lopatkiewicz, seperti dikutip dari news.com.au, Sabtu (14/2).

Menurut Lopatkiewicz, belum jelas berapa lama para ahli mengumpulkan informasi dari black box tersebut.(kim/jpnn/dtc/ose)

Klik disini untuk melanjutkan »»

Wednesday, 11 February 2009

Perang Urat Syaraf Menjelang Pemilu 2009

. Wednesday, 11 February 2009
0 komentar

Perahu Negeri Jangan Retak, apalagi Pecah

MESKI masa pemilihan umum (Pemilu) 2009 baru dimulai pertengahan Maret yang ditandai dengan kampanye dan pemilihan calon anggota legislative pada April mendatang, namun suhu politik di tanah air sudah memanas. Bahkan sejak tahun 2008 lalu gaungnya pun sudah menggema se antero nusantara.


Sepak terjang para politikus dari berbagai partai dan luar partai pun bermunculan. Mulai dari saling klaim, saling sikut dan saling adu argument, poling-memoling pun mengemuka. Bahkan saling bajak membajak kader partai untuk pasangan calon presiden dan calon presiden pun terjadi.

Perang urat syaraf di antara para elit politik di Jakarta nampaknya tidak bisa dihindarkan. Mereka berebut perhatian dan simpati masyarakat. Hal ini tidak saja terjadi para elit politik yang berasal dari partai besar belaka, para politisi partai burem pun ambil bagian. Kondisi ini pun diperparah oleh adanya komentar-komentar yang berasal dari luar partai. Sebut saja pengamat politik, dari kampus, tokoh masyarakat dan sebagainya yang juga diekspos di berbagai media massa.

Sebut saja misalnya perang urat syaraf antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri. SBY-Sutiyoso, Jusuf Kalla dengan SBY meski akhirnya mencair, Jusu Kalla dengan Akbar Tanjng yang nota bene antara Ketua partai dengan mantan Ketua Partai. Gusdur dan Mega, Gusdur dan Muhaimin Iskandar dan sejumlah tokoh politik lainnya.

Persoalan inti dari perang urat syaraf itu pada dasarnya bermuara pada merebut perhatian atau simpati rakyat atau massa. Kondisi tersebut bisa dilihat, selain terjadinya perang iklan yang bermuara mencari simpati rakyat, komunikasi antara mantan dan presiden menjabat pun tidak pernah ada. Bahkan sejak Mega turun tahta, tak pernah lagi menjejakkan kakinya di istana negara. Meski pun dalam beberapa iven nasional selalu diundang.

Kebuntuan politik semacam ini jelas memberi warna tersendiri dan menjadi peratian dunia bahwa ternyata demokrasi yang dijalankan di Indonesia belum sempurna, meski saat ini Indonesia digadang-gadangkan di luar negeri sebagai Negara demokratis dengan berbagai etnis, suku dan agama berbeda tapi tetap harmonis.

Perang urat syaraf lainnya, juga terlihat dalam perebutan tahta kekuasaan dan pengaruh di berbagai tubuh partai. Sebut saja misalnya antara kubu Muhaimin Iskandar dan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Demikian juga halnya perang urat syaraf yang terjadi dalam tubuh Partai Golkar sendiri dalam penentuan calon presiden dan calon wakil presiden. Antara Jusuf kalla di sati pihak dengan para kader di pihak lain, termasuk sespuh, Pembina dan pengurus Golkar daerah. Sehingga ada kesan terjadinya pembangkangan dari sejumlah kader yang ingin maju jadi calon presiden meski aturan partai belum menentukan.

Bahkan yang lebih hebatnya juga terjadinya saling bajak-membajak kader partai untuk dipasangkan jadi capres dan cawapres. Sebut saja misalnya Partai A yang telah mendeklarasikan calon Presiden mencari calon presidennya dari Partai B—yang sebenarnya tokoh partai B tersebut sebenarnya juga mendeklarasikan diri jadi calon Presiden.

Bahkan yang juga perlu diwaspadai baik oleh masyarakat maupun tokoh partai adalah upaya-upaya adu domba yang menimbulkan perpecahan. Baik antara sesama kader dari satu partai maupun antara kader partai A dan kader partai B atau yang lainnya. Kondisi-kondisi seperti ini jelas akan sulit untuk dihindari terutama dengan makin memanasnya suhu politik di tanah air, mulai dari Pemilu legislative hingga pemilihan presiden dan wakil presiden ke depan.

Penomena semacam ini perlu jadi perhatian bersama agar tidak berlanjut ke depan. Antisipasi pun harus disiapkan sejak dini agar perahu negeri ini tidak retak apalagi pecah dan membuat rakyat bingung.

Padahal bagi rakyat politik itu jelas bukan mananan sehari-harinya. Siapapun yang jadi pemimpin, siapa pun yang jadi wakil rakyat, terserah dari suku mana, agama apa partai apa, yang terpenting bagi rakyat negeri ini aman, sehingga mereka pun bisa berusaha memenuhi keperluan sehari-hari.***

Klik disini untuk melanjutkan »»

Tuesday, 10 February 2009

Ekonomi Riau Tumbuh 7,5 Persen

. Tuesday, 10 February 2009
0 komentar

MESKI perlambatan ekonomi global mempengaruhi ekonomi nasional termasuk Riau namun pertumbuhan tetap ada. Pertumbuhan ekonomi di 2008 diperkirakan 7,7 persen atau melambat dibandingkan 2007 8,25 persen. 2009, diperkirakan ekonomi Riau tetap tumbuh meski sedikit melambat yakni 6,5 persen hingga 7,5 persen.


“Kondisi ini disebabkan lesunya pertumbuhan ekonomi mitra dagang sehingga menurunkan nilai ekspor komoditas utama Riau yakni CPO, Pulp dan kertas,” ujar Pemimpin Bank Indonesia Cabang Pekanbaru, Gatot Sugiono, seperti dilaporkan wartawan Riau Pos Elfizon Safie, Senin (9/2/2009).

Pertemuan tahunan BI itu juga dihadiri Wakil Gubernur Riau Drs HR Mambang Mit dan para bankir serta kalangan pengusaha. Menurut Gatot, hal ini menunjukkan bahwa perkembangan ekonomi di Riau tetap menggembirakan. Adapun laju inflasi pada 2008 (yoy) mencapai 9,02 persen. Meski demikian angka ini lebih rendah dibanding inflasi nasional, 11,06 persen. 2009, lanjutnya lagi, laju inflasi Riau diharapkan dapat dipertahankan di bawah inflasi nasional.

Pincab BI itu mengatakan bahwa optimisme itu bukan tanpa alasan. Optimisme itu sesuai dengan pertimbangan bahwa sejak keluarnya SK Gubri tentang pembentukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Riau yang beranggotakan Bank Indonesia, Bappeda, BPS, Dishub, Dinas Perindustrian Perdagangan serta Perum Bulog Riau adalah bentuk sinergi yang cukup kuat.

“Perlu kami informasikan bahwa TPID Riau ini merupakan tim yang pertama di Indonesia, dibentuk secara formal berdasarkan SK KDH,” ujarnya lagi. Lewat tim ini, diharapkan angka inflasi terkendali, rendah dan stabil.

Pada kesempatan itu dengan disaksikan oleh Wagubri juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara tiga lembaga yakni BI Pekanbaru, Iwapi Riau oleh Ketuanya Irma Rafidhah Rahman dan dari PT Riau Consultan Global Detri Karya yang bersinergi membantu usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Riau.

“Lewat kerja sama ini diharapkan persoalan UMKM di Riau yang punya kendala di bidang masing-masing dapat dibantu mengatasinya,” ujar Gatot lagi.(fiz/rp)

Klik disini untuk melanjutkan »»

Konser Peterpan Ricuh, Tujuh Pingsan, Belasan Sesak Napas

.
0 komentar


Konser Peterpan, Senin (9/2) malam di lapangan Awal Cross, Pekanbaru ricuh.Sedikitnya tujuh orang pingsan dan belasan lainnya mengalami sesan napas, karena tak tahan dengan suhu udara yang memanas dan akibat aksi dorong-mendorong.


Aksi lemparan botol plastik juga terjadi. ‘Sahabat Peterpan’ yang pingsan dan diselamatkan, kebanyakan wanita, terpaksa mendapatkan perawatan tim medis. MC Linda dan Oka tidak bisa meredam aksi tersebut.

Aksi baru bisa diredam sekitar pukul 22.00 WIB, ketika personel Peterpan yang terdiri dari Aril (vokalis), Lukman dan Luki (gitaris), Reza (drumer, tampil ke atas panggung. Seperti dilaporkan wartawan Riau Pos Mashuri Kurniawan, pada penampilan malam tadi, 13 lagu yang dibawakan terlihat begitu menghibur dan mengobati rindu ‘Sahabat Peterpan’ Pekanbaru. Kedatangan grup band ini diringi dengan kembang api, dan susana kembali normal.

Lagu pertama grup band asal Bandung, dengan judul Hari yang Terang membuat suasana kembali damai. Ribuan ‘Sahabat Peterpan’ begitu menikmati lantunan lagu tersebut. Aril yang tampil dengan baju kaos warna coklat, celana jeans karet berwarna abu-abu, dan sepatu cat berwarna hitam, sangat enerjik di atas panggung. Sesekali Aril mengajak penonton bernyanyi bersamanya.

Lagu kedua, Dibalik Awan Aril juga mengajak ‘Sahabat Peterpan’ bernyanyi bersama. Sebelum membawakan lagu ketiga, Dunia yang Terlupa, Aril meminta maaf kepada ‘Sahabat Peterpan’ karena keterlambatannya.

‘’Kami minta maaf karena terlambat. Sebab macet panjang di Jalan Sudirman,’’ ujar Aril menyapa para penggemarnya. Selanjutnya lagu keempat berjudul Kisah Cintaku pun dilantunkan. Lirik ini begitu menyentuh perasaaan hati para fansnya itu. Mereka yang berpasangan menonton konser tersebut, larut dalam lantunan lagu tersebut.

Lantunan lagu kelima Dilema Besar, Aril kembali membawa suasana haru. ‘Sahabat Peterpan’-pun turut mendendangkan lagu ini bersama Aril. Sepotong bait lagu dinyanyikan bersama Aril dan penggemarnya.

‘’Mengapa terjadi kepada dirimu. Aku tak percaya kau telah..’’ salah satu potongan bait lagu ini dinyanyikan Aril sambil mengangkat tangan kanannya ke atas, seraya mengajak ‘Sahabat Peterpan’ bernyanyi bersama.

Lagu selanjutnya, Saly yang Terdalam, Aril tampil memukau. Pasalnya, sang vokalis melantunkan lagu itu dengan memainkan gitar. ‘’Maafkan bila kau kusayangi. Pernah kau mengerti bahwa ku disini,’’ potongan bait lagu ini dinyanyikan juga bersama ‘Sahabat Peterpan’.

Lagu berikutnya yang berjudl Diatas Normal, Tak Ada yang Abadi, Walau Habis Terang, Khayalan Tingkat Tinggi, Menghapus Jejak, Tak Bisakah, sampai dengan lagu terakhir, Cobalah Mengerti, seakan tidak bisa memuaskan para ‘Sahabat Peterpan’. Namun waktu jualah yang memisahkan Peterpan dan penggemarnya. Sekitar pukul 23.10 WIB konser baru berakhir.

Jalan Sudriman Macet
Pemandangan lain pada konser malam tadi, Jalan Sudirman terjadi kemacetan sepanjang 300 meter. Kemacetan terjadi mulai depan Gedung DPRD Riau sampai dengan Lapangan Awal Cross.

Petugas kepolisian yang berjaga-jaga malam itu disibukan dengan pengaturan lalulintas. Barulah sekitar pukul 00.05 WIB, kemacetan bisa diatasi.(new/rp)

Klik disini untuk melanjutkan »»

Friday, 6 February 2009

Senja di Masjid Agung An-Nur Pekanbaru

. Friday, 6 February 2009
0 komentar


Indahnya Suasana di Masjid Agung An-Nur Pekanbaru di kala senja.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Pengembangan Bandara SSK II tak Perlu Biaya Besar

.
0 komentar

Riau sebagai negeri yang potensial dalam pengembangan perekonomian di Sumatera dan Asia Tenggara harus segera membenahi berbagai infrastruktur salah satunya pengembangan Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II).


Ini penting, terlebih lagi setelah Dumai yang merupakan salah satu kabupaten/kota di Riau ditunjuk sebagai kawasan ekonomi khusus (KK) di Indonesia Barat. Pengembangan infrastruktur merupakan suatu keharusan guna mengangkat roda prekonomian daerah. Beberapa yang perlu jadi catatan adalah perlunya pembangunan jalan bebas hambatan antara dumai menuju bandara SSK II di Pekanbaru, Buton dan sejumlah daerah potensial di Riau. Selain itu perlunya pemikiran pembangunan rel kereta api, pembenahan badan-badan jalan yang sudah ada serta pengembangan dunia kelistrikan serta ketersediaan air bersih.

Tentunya semua itu tidak serta merta, hari ini teringat langsung dibuat. Harus ada planning ke depan dalam jangka panjang, lima tahun, 10 tahun, 15 dan 25 tahun kedepan. Ini semua perlu perencanaan yang matang dan berkelanjutan, dan tidak akan berubah bila terjadi pergantian kekuasaan. Artinya siapapun pejabat berikutnya harus menjalankan perencanaan itu sehingga menghasilkan kerja maksimal dan berkelanjutan.

Pembangunan Bandara SSK misalnya. Sebagai pintu gerbang masuk suatu wilayah harus mendapat prioritas. Ini penting karena terkait mobilitas penduduk, baik dalam domestik, regional maupun internasional. ‘’Posisi Bandara SSK di Pekanbaru yang dekat dengan Negara tetangga memiliki nilai plus dibandingkan daerah lain. Namun hingga saat ini belum terlihat ada pergerakan ke arah yang lebih maju. Padahal negeri ini kaya, minyak dan gasnya dikuras, tapi infrastrukturnya memprihatinkan,’’ kata staf khusus Wakil Presiden RI, Alwi Hamu yang juga Presiden Komisaris Riau Pos di redaksi Riau Pos, Kamis (5/2/2009).

Tentang besarnya biaya pengembangan bandara, papar Alwi, sebenarnya tidak perlu dirisaukan. Persoalannya tinggal keberanian dan keseriusan Pemprov menanganinya. Biaya bisa saja ditanggulangi secara bersama antara Pempov dengan PT Angkasapura yang merupakan salah satu BUMN.

Di sinilah letak fungsi dan kegigihan Pemprov melobi dan kerja sama dengan PT Angkasapura. Jika ini terlaksana Pemerintah Pusa tinggal lagi mensupport. Dengan biaya yang tidak terlalu besar seperti yang dialokasikan Pempro selama ini, Bandara SSK bisa dikembangkan jadi bandara internasional, seperti di Bali, Padang dan daerah lain di Indonesia.

‘’Selama ini, di banyak daerah yang saya kunjungi, pengembangan Bandara selalu dikaitkan dengan embel-embel lain yang sebenarnya tidak berpengaruh besar terhadap kualitas suatu konstruksi bangunan bandara itu sendiri. Seperti mengkaitkan dengan unsur budaya dan sebagainya. Padahal jiika itu semua bisa diminimalisir, kosh yang akan dikeluarkan pun akan lebih kecil.’’

Ia juga memaparkan ada semacam eporia pejabat daerah dalam melakukan pembangunan konstruksi infrastruktur dengan cara mengikutsertakan kontrakstor dan konsltan asing. Padahal jika dilakukan oleh putra-putra daerah biayanya bisa jauh lebih kecil. Sebab di negeri ini sangat banyak kontraktor dan konsultan putra daerah yang sebenarnya berkualitas. Namun tidak atau belum diberi kepercayaan. Padahal kualitas kerjanya pun tidak kalah dengan kontraktor atau konsultan asing.

Alwi mencontohkan rencana pembangunan sejumlah Bandara yang semula dirancang dengan biaya tingga, seperti di Kalimantan Timur, bali, Sumatera utara, Sumatera Barat dan sejumlah bandara lain yang juga bertaraf internasional. ‘’Dari rencana semula yang memakan biaya sampai Rp3 triliun atau Rp4 trilun dengan tenaga dari luar negeri, ternyata jika dikerjakan oleh putra daerah biaya bias ditekan menjadi Rp1 triliun saja. Ini kan cukup besar penghematan yang kita lakukan,’’ ungkapnya.

Ini apa artinya? Alwi Hamu selain mengkampanyekan agara rakyat Indonesia mampu menghargai karya bangsa sendiri, juga diharapkan mampu membuka lapangan kerja bagi anak bangsa ini. Sebab, karya yang dihasilkan putra-putra bangas Inonesia sebenarnya tidak kalah bagus dibandingkan karya bangsa asing.

Sebab, bisa jadi sepak terjang kontraktor atau konsultan asing itu tidak semata-mata memberikan nilai tambah terhadap konstruksi bangunan yang dibuat, tapi juga mencari keuntungan besar.

Soal embel-embel yang bernuangsa budaya sebenarnya juga bias dilakukan secara bertahap. Namun yang terpenting bagi pengguna jasa transportasi adalah keamanan, kenyamanan dan kecepatan. Bahkan bagi sebagian besar ekonom keberadaan Bandara yang mewah tidak diperlukan, yang penting mereka bisa melintas cepat sampai di tujuan. Tidak perlu berlama-lama di Bandara.***

Klik disini untuk melanjutkan »»

Wednesday, 4 February 2009

13 Ribu Guru Bantu Diangkat CPNS

. Wednesday, 4 February 2009
2 komentar

MASA penantian panjang para guru bantu atas status kepegawaiannya segera berakhir.


Pemerintah tahun ini akan menuntaskan sisa pengangkatan guru bantu yang tinggal 13.908 orang. Mereka akan diangkat menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS).

Direktur Profesi Pendidikan Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Departemen Pendidikan Nasional Achmad Dasuki mengatakan, sesuai PP 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi CPNS, pengangkatan guru bantu harus dihabiskan tahun ini.

Sejak 2005, pemerintah rutin mengangkat guru bantu. Ketika itu, ada 261.741 guru bantu yang belum diangkat sebagai CPNS. Pada tahun tersebut, pemerintah langsung melakukan perekrutan sehingga tersisa 205.463 guru.

Selanjutnya, perekrutan guru bantu rutin dilakukan. Pada akhir 2008, sisa guru bantu yang belum diangkat 20.684 orang. ’’Namun, setelah kami verifikasi di seluruh kabupaten/kota, jumlah yang tersisa hanya 13.908 orang. Kami punya data by name, by adress mereka,’’ jelas Dasuki. Dengan demikian, lanjut dia, perekrutan guru bantu sesuai PP 48 itu segera tuntas.

Menurut Dasuki, mereka yang akan diangkat sebagai CPNS adalah para guru yang digaji oleh APBN. Sesuai dengan PP 48, mereka juga harus memenuhi kriteria persyaratan usia dan masa kerja yang ditentukan. Yakni, guru bantu berusia maksimal 46 tahun dan memiliki masa kerja lebih dari 20 tahun secara terus-menerus, berusia 46 tahun dan memiliki masa kerja 10 hingga 20 tahun secara terus-menerus, berusia 40 tahun dan memiliki masa kerja 5–10 tahun secara terus–menerus, maupun berusia 35 tahun dengan masa kerja 1–5 tahun.

Dasuki menambahkan, mereka yang nanti diangkat sebagai CPNS wajib meningkatkan kompetensi mengajar. Sebab, mereka akan ditempatkan di sekolah-sekolah negeri. Mereka yang diangkat harus bersedia ditempatkan di mana saja. ”Sebab, saat ini kebutuhan guru dinilai belum merata,’’ jelasnya.

Di satu sisi, pemerintah berencana meredistribusi guru. Tujuannya memenuhi kebutuhan guru di kabupaten/kota yang kekurangan guru. Di sisi lain, pemerintah juga mengurangi jumlah guru di daerah yang over tenaga pendidik. ’’Pemetaannya sudah kami bikin, tinggal melaksanakan saja,’’ ujarnya. Dengan demikian, kebutuhan guru di Indonesia bisa ideal.(kit/agm/jpnn)

Klik disini untuk melanjutkan »»

Pembuatan Soal UASBN Libatkan Daerah

.
0 komentar

DALAM waktu dekat Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BNSP) akan melatih 99 guru pembuat soal UASBN SD/MI/SLB.


Sebab, tak seperti unas SMP dan SMA, materi soal ujian untuk SD dibuat oleh pemerintah pusat dan provinsi. Komposisinya, 75 persen dibuat pemprov dan 25 persen oleh BSNP.

Ketua BSNP Prof Dr Mungin Eddy Wibowo mengatakan, rencananya pelatihan itu berlangsung 10 hari dan dua tahap. Tahap awal digelar pada 17 Februari dan tahap kedua 7 Maret. Guru yang dilatih adalah mereka yang mengajarkan matematika, IPA, dan bahasa Indonesia. ’’Kami akan latih para guru mata pelajaran yang diunaskan,’’ ujarnya kemarin.

Masing-masing kabupaten/kota akan diambil tiga guru yang mewakili mata pelajaran yang diujikan. Mereka akan dilatih tiga hari. ’’Setelah pelatihan, penyusunan naskah ujian segera dilakukan,’’ ujarnya.

Pembuatan soal juga melibatkan para dosen dari perguruan tinggi setempat. Yakni, mereka yang jurusannya di bidang matematika, bahasa Indonesia, dan IPA. Termasuk, pelibatan dari penilai ahli dari pusat penilai pendidikan (puspendik).

Penyusunan kisi-kisi soal harus berdasar standar kompetensi lulusan (SKL). Yakni, mengacu pada kurikulum 1994, kurikulum 2004, dan standar isi sesuai Permendiknas No 22/2006

Khusus UASBN, lanjut dia, pembuatan naskah ujian belum seratus persen oleh pemerintah pusat lantaran ujian tersebut baru memasuki tahun kedua. ’’Selanjutnya, kami evaluasi. Apakah nanti sistem pembuatan soal masih seperti ini atau murni oleh pusat,’’ tuturnya.

Saat ini pihaknya masih mendata jumlah peserta unas SMA, SMP, maupun SD. ’’Datanya sudah ada. Tapi, kami minta kabupaten/kota menghitung kembali. Paling lambat minggu depan selesai,’’ ujar pria asli Semarang itu.

Kriteria kelulusan peserta UASBN ditentukan oleh sekolah setempat. Kelulusan siswa ditetapkan melalui rapat dewan guru untuk menilai beberapa hal. Yaitu, nilai minimum setiap mata pelajaran yang diujikan dan nilai rata-rata ketiga mata pelajaran. ’’Kelulusan UASBN digunakan sebagai salah satu pertimbangan penentuan kelulusan sekolah,’’ terang Mungin.

Hasil UASBN akan dipakai untuk berbagai pertimbangan. Antara lain, pemetaan mutu sekolah, dasar seleksi masuk jenjang pendidikan selanjutnya, penentuan kelulusan peserta didik dari suatu sekolah, dan dasar pemberian bantuan terhadap sekolah. (kit/oki/jpnn)

Klik disini untuk melanjutkan »»

Anarkisme Berbalut Demokrasi

.
0 komentar



SEJAK era reformsi yang bergulir 10 tahun silam, telah banyak perubahan di negeri ini, baik di bidang ekonomi, social budaya, hankam termasuk kebebasan berpendapat. Perubahan itu tidak saja dalam bentuk yang baik-baik, tapi tidak sedikit yang mengarah pada pola-pola tradisionalisme.

Di antaranya perubahan yang cukup menonjol adalah kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum. Ini terlihat nyata dengan masih maraknya aksi-aksi unjuk rasa di tanah air. Dalam penyampaian aspirasi, baik yang mengatasnamakan rakyat, masyarakat atau golongan tertentu, para karyawan yang ter-PHK karena merasa hak-haknya untuk mendapakan pekerjaan yang layak terganggu, selalu ada yang memotori. Entah itu para aktivis, politisi dan sebagainya.

Di satu sisi, kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum yang dilindungi UU itu sangat baik, namun dalam realitanya , tidak sedikit yang masih melakukan secara tradisional, yakni dengan pengerahan massa, turun ke jalan secara besar-besaran, melakukan pengrusakan dan sebagainya. Padahal semua itu masih bias diatasi, seandainya para aktivis, politisi bia mengajarkan cara berdemokrasi yang baik kepada rakyat. Seperti penyampaian aspirasi secara perwakilan, berdialog dan sebagainya, tidak melakukan pengruakan, apalagi sampai menghilangkan hak hidup oang lain, seperti dialami Ketua DPRD Sumatera Utara (Sumut) Drs H Abdul Aziz Angkat MSP yang meninggal dunia secara tragis dalam sebuah aksi unjuk rasa anarkis yang digelar para pendukung pembentukan Provinsi Tapanuli (Protap) di Gedung DPRD Sumut di Medan, Selasa (3/2).

Itu baru satu contoh kecil dari system demokrasi di tanah air yang masih membungkus pola-pola bar-barisme, anarkisme dan kekerasan lainnya dalam bentuk demokrasi yang dipertontonkan di muka publik. Masih banyak contoh lain, baik dalam skala nasional maupun daerah. Bahkan bukan tidak mungkin hal ini pun akan terulang di kemudian hari, termasuk di Riau sendiri yang saat ini juga masih ada tokoh-tokoh daerah yang menuntut pemekaran wilayah.

Padahal, seharusnya pola-pola kekerasan, anarkisme dan bar-barisme yang lebih mengedepankan pengerahan massa secara besar-besaran itu sudah harus ditinggalkan, kalau kita tidak ingin ada lagi darah demokrasi yang tertumpah di bumi pertiwi ini. Rakyat harus diajarkan cara-cara berdemokrasi yang baik dan benar, dan tidak lagi diajak sebagai pion-pion atau umpan peluru oleh oknum-oknum yang ingin mendapatkan keuntungan di balik pengerahan massa itu.

Untuk mencapai ke arah itu, tentulah tidak mudah. Semua elemen masyarakat harus bersatu padu, mulai dari tingkat terendah, seperti dalam rumah tangga, sekolah, kampus dan lingkungan bermasyarakat. Demokrasi di tingkat masyarakat bias dimulai dengan pemilihan Ketua RT, RW. Di sekolah dimulai dengan pemilihan ketua kelas, OSIS. Demikian juga halnya dengan pemilihan kepala daerah, pemekaran wilayah dan sebagainya.

Selain dituntut kemampuan para aktivis, tokoh masyarakat pendidik dan sebagainya dalam memberikan pendidikan demokrasi yang baik, masyarakat pun seharusnya tidak mudah dibujuk rayu dan dikerahkan hanya dengan imbalan ala kadarnya. Sebab, belum tentu hasil dari pengerahan massa yang mengataskan demokrasi itu juga dinikmati para pengunjuk rasa secara umum.

Fakta menujukkan bahwa biasanya apa bila tujuan yang diinginkan seseorang tercapai, ia akan lupa pada orang lain yang juga membantu mencapai tujuan tersebut. Dalam ilmu politik disebutkan, tidak ada kawan yang sejati dan musuh yang abadi, yang ada hanyalah kepentingan abadi. Ini perlu dicamkan rakyat agar tidak terjebak dalam aksi-aksi bar-barisme, anarkisme yang berbalut demokrasi.***

Klik disini untuk melanjutkan »»

YASRIL RIAU Desain ByHendrawan and Support by Ridwan CCMD. All Right Seserved

 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com | Power by blogtemplate4u.com