SAUDARA KU DI MANA PUN BERADA, SEIRING DATANGNYA 1 RAMADHAN 1433 H, MARILAH KITA SALING MEMBERSIHKAN DIRI, KEPADA ALLAH SWT KITA BERTAUBAT SESAMA MANUSIA KITA SALING BERMAAF-MAAFAN. MARI KITA PERBAIKI HUBUNGAN SILATURAHIM SESAMA UMAT, TERUTAMA PADA ORANG TUA, SUAMI ISTRI, SESAMA SAUDARA SEDARAH SERTA DENGAN KAUM KERABAT, JIRAN TETANGGA. SEMOGA DENGAN CARA DEMIKIAN, KITA BISA MENJALANI IBADAH PUASA DENGAN TENANG DAN MENDAPATKAN PAHALA YANG SETIMPAL DI SISI aLLAH SWT. UNTUK ITU, SAYA ATAS NAMA PRIBADI DAN KELUARGA MENGUCAPKAN SELAMAT MENJALANI IBADAH PUASA, MOHON MAAF ZAHIR DAN BATIN. SAUDARA KU, SESUNGGUHNYA BERHAJI MERUPAKAN SALAH SATU RUKUN ISLAM, YANG UNTUK MENJALANKANNYA KITA HARUS MEMILIKI TRESHOLD (NILAI AMBANG BATAS), KELAYAKAN, BAIK JASMANI, ROHANI MAUPUN MATERI. MAKANYA KALAU SUDAH SIAP, SEGERAKANLAH!!

Tuesday 15 July 2008

Mensiasati Krisis Energi

. Tuesday 15 July 2008

Mungkinkah Minyak Angin Jadi Alternatif
oleh Yasril

BEBERAPA hari lalu saya makan pecal di sebuah warung di Jalan Soebrantas. Ketika itu beberapa warga memperbincangkan soal kenaikan harga minyak yang melambung tinggi dan listrik yang sering mati. Bahkan ketika itu sambil berseloro, salah seorang di antaranya dengan kesan pasrah mengatakan, ‘’Sudahlah listrik sering mati, harga minyak tanah naik, minyak bensin dan solar juga naik, nanti kita pakai saja minyak angin, kan ada di sekeliling kita, gratis lagi.’’


Memang sepintas, ada kesan pasrah meski tak rela subsidi yang diberikan pemerintah selama ini dipangkas. Sebab untuk mendapatkan minyak tanah saja masih harus antre. Kalau pun ingin menggantinya dengan kayu, untuk mencari kayu pun sulit, karena hutan habis dibabat secara ilegal.

Namun, bukan tidak mungkin, minyak angin akan diminati sebagai salah satu energi alternatif. Namun tentunya bukanlah minyak angin gosok yang selama ini diguakan sebagai obat-obatan. Tapi melainkan sebagai upaya mengubah energi angin menjadi energi lain, seperti menjadi energi gerak, energi panas dan sebagainya. Dan ini bukan suatu hal yang mustahil, asalkan ada kemauan bersama untuk mencari solusi dari krisis bersama ini, termasuk rencana salah satu konsersium Amerika yang berminat mengubah panas lumpur Lapindo menjadi energi listrik seperti diberitakan berbagai media massa beberapa hari lalu.

Namun di balik semua itu perlu pula langkah-langkah antisipasi dan penghematan yang harus dilakukan dalam menghadapi krisis yang berkepanjangan ini. Sementara kalangkan politisis jangan pula menjadikan isu krisis energi ini sebagai makanan empuk dalam mencapai tujuan politik.

Sebab, secara global berbagai langkah penghematan dan pencabutan subsidi ini telah dan tengah dilakukan, tidak hanya di Indonesia, tapi juga oleh para pemimpin dunia. Sebut saja di Republik Rakyat Cina (RRC). Pemimpin komunis itu telah memberlakukan kebijakan penyimpanan dan penghematan energi yang tak pernah dilakukan sebelumnya. Sebagai langkah nyata, mereka pun mengkampanyekan untuk menaikkan temperatur pendingin ruangan serta menganjurkan warganya memakai pakaian yang tipis.

Sementara sejumlah negara di Eropa melakukan langkah yang terbilang radikal, dengan cara menaikkan pajak BBM dengan maksud agar para konsumen membatasi pemakaian bahan bakar minyak. Pemerintah Prancis juga tak kalah agresifnya. Mereka berencana membatasi laju kendaraan di jalan tol dengan kecepatan maksimal sebesar 115 kilometer per jam dari yang semula mencapai 130 kilometer per jam.

Begitu juga dengan Spanyol juga menetapkan target penghematan energi hingga 8,5 persen. Sedangkan Jerman, akan berusaha menerapkan kebijakan pembatasan penggunaan mobil dan membatasi kecepatan kendaraan.

Lantas bagaimana dengan Indonesia. Inilah yang jadi perdebatan sengit, bahkan isu krisis energi ini pun menjadi makanan politisi di gendung bundar untuk menggoyang presiden. Padahal jika berpikir bijak, sikap yang ditempuh pemerintah perlu didukung bersama, meski terasa berat bagi rakyat.

Namun demikian, langkah-langkah penhematan yang dilakukan pimpinan negara-negara eropa dan asia lainnya perlu ditiru. Misalnya dengan penhematan energi listrik di kantor-kantor pemerintah. Mematikan lampu-lampu jalan, yang memakai voltase besar, lampu di taman-taman kota. Akan lebih bermanfaat energi yang digunakan untuk lampu jalan dan taman itu dialihkan ke rumah warga.

Mengurangi pemakaian pendingin ruangan dan mengkampanyekan pembuatan rumah dengan ventilasi besar, sehingga sirkulasi udara lancar dan tidak perlu pakai AC. Mengurangi pemakaian kendaraan roda empat dengan cc besar serta menaikkan pajak mobil mewah dengan maksud pemgurangi kepemilikan kendaraan mewah yang boros bahan bakar.***
Catatan Akhir Pekan Edisi 13 Juli 2008

0 komentar:

YASRIL RIAU Desain ByHendrawan and Support by Ridwan CCMD. All Right Seserved

 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com | Power by blogtemplate4u.com