Ingin Mengibuli Petugas, Ternyata Kena Kibul
Oleh Yasril
SOAL kibul mengibul bukan hal baru di negeri ini. Entah itu dilakukan aparatur pelayan publik, entah ia swasta, anggota legislatif atau pun ia seorang calon anggota legislatif (Caleg). Buktinya, ada sejumlah Caleg yang harus menjalani tes kejiwaan berupaya mengibuli petugas dengan cara menggunakan jasa calo. E…. ternyata ia pun kena kibul. Benar-benar edan.. tukang kibul terkibuli.
Memang, selama ini aksi percaloan suah banyak terdengar dan dibicarakan baik secara terbuka maupun sembunyi-sembunyi. Ya.. sebut saja misalnya saat mengurus administarsi kependudukan, seperti KTP KK, SIM, Paspor, akte kelahiran dan sejumlah pengurusan lainnya, seperti pengurusan SITU, SIUP, surat tanah bahkan untuk masuk sekolah, masuk kerja, seperti jadi PNS pun ada yang menggunakan jasa calo.
Persoalan percaloan ini sering dibicarakan di legislatif. Bahkan sejumlah anggota legislatif pun secara lantang minta agar pihak eksekutif ataupun yudikatif memberantas aksi percaloan itu sampai ke akar-akanya. Lantas bagaimana kalau yang melakukan aksi itu anggota legislatif atau calon anggota legislatif. Apakah hal ini akan diangkat juga? Mungkinkah jeruk makan jeruk?... Entahlah..
Sejumlah bakal calon anggota legislatif yang menjalani tes kejiwaan di RSJ Tampan beberapa waktu lalu ada yang berbuat curang. Beberapa orang di antaranya enggan menjalani tes
Sejumlah bakal calon anggota legislative yang menjalani tes kejiwaan di RSJ Tampan beberapa waktu lalu ada yang berbuat curang. Beberapa orang di antaranya enggan menjalani tes dan mengisi lembaran tes dan menyerahkannnya kepada calo dengan sejumlah bayaran tertentu. Ya,.. namanya juga usaha.
Tapi ternyata tidak semua usaha itu berjalan mulus apalagi usaha yang diwarnai kecurangan. Buktinya, ketika petugas melakukan pencocokan jawaban antara yang ditulis dengan hasil wawancara, perbuatan curang itu pun terungkap. Dan kemungkinan tidak ketahuan pun sangat kecil. Pada tes wawancara inilah biasanya ketahuan, karena terjadi ketimpangan antara jawaban tertulis dengan wawancara.
“Hampir setiap hari ada yang ketahuan menggunakan jasa calo untuk mengisi lembar pertanyaan tes kejiwaan. Dari sejumlah Balon legislatif yang diminta mengulang tes tertulis itu kemudian terungkap bahwa untuk menggunakan jasa calo mereka dikenakan biaya Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta,” ujar Direktur RSJ Tampan Zulfan Herri seperti dilansir salah satu media elektronika di Pekanbaru.
Praktik serupa pun dijumpai saat bakal calon anggota legislatif akan menjalani tes kesehatan di RSUD. Bahkan Humas RSUD Arifin Achmad, Nuzelli Husnedi mengakui menemukan kasus itu dan meminta agar yang bersangkuta ntuk mengulang tes kembali.
Terlepas dari besar kecilnya bayaran untuk calo, yang pasti, bakal calon anggota legislatif seperti ini perlu diawasi, dievaluasi dan lebih ekstrimnya, tidak perlu dipilih. Pasalnya, dari awal-awal menjadi calon yang menggunakan jasa calo ini menggambarkan bahwa mereka tidak memiliki keseimbangan kejiwaan, tidak percaya diri. Bahkan bukan tidak mungkin akan berbuat yang lebih ketika ia terpilih jadi wakil rakyat nantinya.
Kalau praktik ini teus terjadi dan terjadi lagi, lantas akan jadi apa nantinya negeri ini.
Ini perlu diwaspadai.
Waspada…
waspada….
0 komentar:
Post a Comment