SAUDARA KU DI MANA PUN BERADA, SEIRING DATANGNYA 1 RAMADHAN 1433 H, MARILAH KITA SALING MEMBERSIHKAN DIRI, KEPADA ALLAH SWT KITA BERTAUBAT SESAMA MANUSIA KITA SALING BERMAAF-MAAFAN. MARI KITA PERBAIKI HUBUNGAN SILATURAHIM SESAMA UMAT, TERUTAMA PADA ORANG TUA, SUAMI ISTRI, SESAMA SAUDARA SEDARAH SERTA DENGAN KAUM KERABAT, JIRAN TETANGGA. SEMOGA DENGAN CARA DEMIKIAN, KITA BISA MENJALANI IBADAH PUASA DENGAN TENANG DAN MENDAPATKAN PAHALA YANG SETIMPAL DI SISI aLLAH SWT. UNTUK ITU, SAYA ATAS NAMA PRIBADI DAN KELUARGA MENGUCAPKAN SELAMAT MENJALANI IBADAH PUASA, MOHON MAAF ZAHIR DAN BATIN. SAUDARA KU, SESUNGGUHNYA BERHAJI MERUPAKAN SALAH SATU RUKUN ISLAM, YANG UNTUK MENJALANKANNYA KITA HARUS MEMILIKI TRESHOLD (NILAI AMBANG BATAS), KELAYAKAN, BAIK JASMANI, ROHANI MAUPUN MATERI. MAKANYA KALAU SUDAH SIAP, SEGERAKANLAH!!

Tuesday 17 June 2008

Ingin Sterilisasi, Jangan Bingung soal Biaya

. Tuesday 17 June 2008


BAGI keluarga miskin di Riau yang tidak ingin direpotkan dengan jumlah anak banyak atau bagi yang ingin ber-KB aman, saatnya melakukan vasektomi dan tubektomi atau medis operasi wanita (MOW) dan medis operasi pria (MOP) dengan gratis. Lha...lha.. bagaimana caranya?


Anda tidak perlu lagi bingung memikirkan biaya operasi yang tinggi. Namun pastikan anda atau kerabat anda ataupun tetangga anda termasuk kelompok keluarga miskin. Sebab, BKKBN dan Pekanbaru Medical Center (PMC) siap membantu biaya operasi dengan bekerja sama untuk setiap keluarga miskin akan ber-vasektomi atau tobektomi di Riau.

Langkah ini merupakan salah satu cara BKKBN untuk menciptakan keluarga kecil bahagia dan sejahtera, terutama bagi kalangan masyarakat miskin. Keluarga kecil bagahia sejahtera itu sendiri akan terwujud apabila hak-hak anggota keluarga bisa terpenuhi, baik menyangkut akses kesehatan, pelayanan pendidikan, mendapatkan pekerjaan dan sebagainya.

Bayangkan, apabila sebuah keluarga miskin, anak banyak, ekonomi morat-marit, ya susah untuk memenuhi hak-hak anggota keluarga seperti tadi. Bahkan malah sebaliknya, jumlah keluarga miskin atau masyarakat miskin akan bertambah banyak. Untuk itu perlu suatu perencanaan dalam keluarga, salah satunya mengatur jarak kelahiran ataupun membatasi angka kelahiran. Ya,,, dua atau tiga anak akan lebih baik dibanding anak tujuh, delapan ataupun sembilan. ya kan...

Kembali soal vasektomi dan tubektomi, ternyata mulai menjadi trend bagi pasangan muda yang hidu di perkotaan. Ini terlihat nyata dari hasil pendataan keluarga beberapa tahun terakhir, bahwa banyak keluarga yang ternyata tidak ingin melahirkan anak lagi, di samping banyak yang ingin menunda kelahiran. salah satu penyebabnya, adalah mereka tidak ingin disibukkan dengan urusan keluarga yang terlalu rumit. Mereka juga banyak bergerak di bidang karier, aik di perkantoran, wiraswasta dan sebagainya. Trend ini terlihat di berbagai perkotaan.

Berdasarkan hasil pantauan penulis, kecenderungan yang dilakukan pasangan muda di perkotaan ini untuk tidak lagi melahirkan anak lebih dari dua atau tiga itu diwujudkan dengan cara medis operasi wanita (MOW). Mereka melakukan secara mandiri mendatangi dokter, klinik dan lainnya.

Sedangkan bagi keluarga miskin inilah yang jadi masalah, terutama soal baiaya. Namun kini tidak ada yang dulit lagi asal ada kemauan. Sebab, bagi keluarga miskin, untuk biaya operasi itu dibantu, hanya Rp300.000 dan silakan datang ke PMC,'' kata Kepala BKKBN Riau Drs H Marlis Alamsa didampingi Kabid KB-KR Drs H Indrawarman MSc MM, usai penyerahan bantuan alat operasi medis Laparascopy kepada Direktur Utama PMC dr hj Zurtias K Suheimi MARS, Senin (16/6).

Menurut Marlis, penyerahan bantuan alat operasi medis yang berguna untuk sterilisasi MOW dan MOP itu merupakan tindak lanjut dari penandatanganan memorandum of understanding (MoU) yang dilakukan Kepala BKKBN Riau dengan Direktur Utama PMC beberapa waktu lalu.

Sebagai komitmennya, BKKBN memberi bantuan alat operasi yang bisa digunakan PMC untuk melakukan tindakan operasi medis senilai Rp200.750.000, sementara PMC sendiri harus pula melayani keluarga miskin yang akan menjalani operasi medis. ''Kalau biasanya biaya operasi normal berkisar antara Rp2 juta hingga Rp3 juta, maka untuk keluarga miskin hanya dikenakan Rp300.000 dan itu pun ditanggung oleh BKKBN. Sedangkan untuk keluarga mampu, tarifnya kita serahkan kepada PMC sendiri. Untuk pelayanan gratis tahap pertama akan dilakukan kepada 54 apsektor KB pada 14 Juli menda­tang,'' ujar Marlis Alamsa lagi.

Soal kesadaran masyarakat untuk ber-KB di Riau, Marlis Alamsa mengatakan cukup bagus. Artinya bagi kalangan ekonomi menengah ke atas kecenderungan untuk menciptakan keluarga kecil itu mulai terlihat. Mereka ini umumnya menjalani program KB secara mandiri. Ada yang mendatangi dokter-dokter keluarga, klinik dan rumah sakit dan ada pula yang melalui Puskesmas serta Posyandu yang ada. Ada yang pakai pil, IUD, vasektomi, tubektomi atau pun kondom.

Sementara bagi keluarga miskin, katanya hal inilah yang harus mendapatkan perhatian khusus. Mereka bermukin di daerah-daerah kumuh, padat penduduk, desa-desa, daerah terisolir dan pesisir yang sulit dari jangkauan layanan kesehatan. Mayoritas, mereka ini hidup dari serba kekurangan, jangankan untuk memikirkan kesehatan dan pendidikan, untuk biaya hidup mereka pun sulit.

''Makanya berbagai terobosan kita lakukan. Salah satunya melakukan kerja sama dengan PMC untuk pelayanan kegiatan sterili­sasi bagi pasangan atau apsektor yang akan menjalani program KB,'' paparnya.***

Drs YASRIL-Ketua IPKB Riau

0 komentar:

YASRIL RIAU Desain ByHendrawan and Support by Ridwan CCMD. All Right Seserved

 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com | Power by blogtemplate4u.com