SAUDARA KU DI MANA PUN BERADA, SEIRING DATANGNYA 1 RAMADHAN 1433 H, MARILAH KITA SALING MEMBERSIHKAN DIRI, KEPADA ALLAH SWT KITA BERTAUBAT SESAMA MANUSIA KITA SALING BERMAAF-MAAFAN. MARI KITA PERBAIKI HUBUNGAN SILATURAHIM SESAMA UMAT, TERUTAMA PADA ORANG TUA, SUAMI ISTRI, SESAMA SAUDARA SEDARAH SERTA DENGAN KAUM KERABAT, JIRAN TETANGGA. SEMOGA DENGAN CARA DEMIKIAN, KITA BISA MENJALANI IBADAH PUASA DENGAN TENANG DAN MENDAPATKAN PAHALA YANG SETIMPAL DI SISI aLLAH SWT. UNTUK ITU, SAYA ATAS NAMA PRIBADI DAN KELUARGA MENGUCAPKAN SELAMAT MENJALANI IBADAH PUASA, MOHON MAAF ZAHIR DAN BATIN. SAUDARA KU, SESUNGGUHNYA BERHAJI MERUPAKAN SALAH SATU RUKUN ISLAM, YANG UNTUK MENJALANKANNYA KITA HARUS MEMILIKI TRESHOLD (NILAI AMBANG BATAS), KELAYAKAN, BAIK JASMANI, ROHANI MAUPUN MATERI. MAKANYA KALAU SUDAH SIAP, SEGERAKANLAH!!

Tuesday 24 June 2008

Membudayakan Hidup Bersih

. Tuesday 24 June 2008

Catatan menyongsong Hari Jadi Pekanbaru ke-224

Oleh Yasril
Ass Redaktur Pelaksana Riau Pos

BICARA soal Adipura sebagai lambang supermasi kebersihan dan piala Wahana Tata Nugraha sebagai lambang ketertiban lalu lintas, mengingatkan saya dengan kondisi Kota Pekanbaru sekitar sekitar 17 tahun lalu. Ketika jabatan Wali Kota diserahterimakan dari Farauq Alwi kepada Oesman Effendi Apan.

Dalam laporan akhir jabatannya, Farauq Alwi memberikan beberapa cacatan khusus atau lebih pasnya pekerjaan rumah (PR) kepada wali kota Oesman Effendi Apan. Di antaranya menyangkut perlunya pembangunan Kawasan Industri Tenayan, pencadangan lahan untuk areal bandara sebagai pengganti Bandara Simpang Tiga (kini Sultan Syarif Kasim), persoalan kebersihan kota, penataan drainase perkotaan, penataan arus transportasi berikut peyediaan lahan terminal sebagai pengganti Terminal Mayang Terurai serta pelunya penataan terminal sistem zona per kecamatan yang sudah diprediksi akan dimekarkan.



Dengan berbagai catatan yang tertuang dalam buku pertanggungjawaban Wali kota itulah, Oesman Effendi Apan membuat gebrakan. Bermodalkan pengalaman sebagai wakil wali kota di Jakarta, Oesman pun menata ruang kota Pekanbaru dengan melibatkan berbagai komponen. Hasilnya terbitlah buku dan Perda Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Pekanbaru yang berlaku dari 1991-2015.

Dalam buku tebal yang dilengkapi dengan peta sebesar 1 x 1 meter itu, tertuang semua rencana penataan ruang kota yang pada gilirannya perlu dikembangkan dengan rencana tata ruang kota (RTRK), rencana detail tata ruang kota (RDTRK) serta dijabarkan dalam program pembangunan atau sekarang program kerja tahunan. Salah satu yang program yang masih bertahan hingga kini adalah dikenal dengan K3 (kebersihan-keindahan dan ketertiban). Ini pulalah yang menjadi salah satu poin penilaian kota bersih di Indonesia.

Berdasarkan pengalaman penulis yang meliput perkotaan di Pekanbaru, persoalan kebersihan ini memang menjadi perhatian khusus kepala daerah. Bahkan dengan semangat menggebu-gebu ingin kota ini bersih dan setara dengan kota lainnya di Indonesia, apapun dilakukan pemerintah asal kota ini bersih. Diataranya melakukan lomba-lomba kebersihan tingkat kelurahan kecamatan sekolah, memberikan rangsangan pada petugas kebersihan dan sebagainya. Namun kondisinya tetap saja begitu, sehingga muncul istilah adi pura-pura.

Setelah dua periode Oesman Effendi Apan, semasa periode pertama Wali Kota Herman Abdullah pun persoalan K3 ini jadi perhatian serius. Artinya program yang dicanangkan sejak hampir 20 tahun silam ternyata berkelanjutan, hingga periode kedua Herman Abdullah menjabat wali kota.

Persoalannya tidak cukup sampai di sana. Adipura bukanlah segala-galanya, sipura bukan pula tujuan program, melainkan sebuah rangsangan untuk menciptakan hidup bersih di kota yang bersih berwawasan lingkungan. Sudahkan ini tercipta di Pekanbaru?

Jawabannya bukan terletak pada pak wali atau pejabat dan petugas kebersihan semata, tapi juga pada pribadi warga kota itu sendiri. Artinya, pembenahan prilaku warga untuk hidup bersih inilah yang harus ditanamkan dan dilaksanakan pemerintah. Tentunya harus dimulai dari tingkat keluarga, sekolah, lingkungan dan sebagainya, sehingga bila semua itu telah terwujud,
maka adipura akan datang sendirinya, bukan lagi adipura-pura. Dan plesetan kota Pekanbaru Kota Bertuah menjadi Pekanbaru Kota Berkuah tidak akan terdengar lagi.

Wahana Tata Nugraha
Program lainnya yang juga menjadi perhatian pemerintah kota sejak dulu adalah penataan arus transportasi. Dalam RUTRK 1991-2015 yang hingga kini belum diperbaharui melalui Perda juga disebutkan perlunya penataan berbagai terminal di Pekanbaru. Seperti terminal induk, terminal regional dan terminal sistem zona.

Kenyataan di lapangan, berbagai terminal yang selama ini jadi potensi daerah dan aset daerah bukannya dikembangkan malah dihilangkan. Sebut saja terminal pasar pusat yang sudah ada sejak tahun 1980-an, sudah berganti dengan Mol Sukaramai, terminal (IV) Senapelan atau di pasar Kodim juga berbanti dengan dengan mol. Kalau pun masih ada terminal lain di beberapa kecamayan seperti di Rumbai, pasar Limapuluh, Pasar Sail, terminal Mayang Terurai, itu pun kondisinya kurang perhatian. Bahkan diyakini akan terancam akan habis dengan pembangunan lokasi perdagangan. Ini perlu adi perhatian pemerintah kedepan. Agar kendaraan angkutan kota baik bus maupun oplet tidak lagi menggunakan badan jalan sebagai terminal sehingga memacetkan arus lalu lintas, sebagai akibat kebijakan yang tidak profesional.

Lihat saja pada jam-jam sibuk, di depan Mal Sukaramai, antara oplet, bus kota dan kendaraan pribadi saling berebut lahan parkir. Akibatnya macet pun tak bisa dielakan, demikian juga di seputaran pasar bawah, Jalan Tuanku Tambusai, Jalan Teratai Kenanga, Jalan A Yani.
Makanya perlu kiranya kembali membuka RUTRK yang sudah diperuntukan bagi kota Metropolitan itu. Atau mungkin ini yang menjadi nilai plus sehingga mendapatkan anugerah Wahana Tata Nugraha (WTN). Tapi saya pikit tak lah...

Akhirnya, Selamat, Pekanbaru menyongsong usia 224 tahun.

0 komentar:

YASRIL RIAU Desain ByHendrawan and Support by Ridwan CCMD. All Right Seserved

 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com | Power by blogtemplate4u.com