SAUDARA KU DI MANA PUN BERADA, SEIRING DATANGNYA 1 RAMADHAN 1433 H, MARILAH KITA SALING MEMBERSIHKAN DIRI, KEPADA ALLAH SWT KITA BERTAUBAT SESAMA MANUSIA KITA SALING BERMAAF-MAAFAN. MARI KITA PERBAIKI HUBUNGAN SILATURAHIM SESAMA UMAT, TERUTAMA PADA ORANG TUA, SUAMI ISTRI, SESAMA SAUDARA SEDARAH SERTA DENGAN KAUM KERABAT, JIRAN TETANGGA. SEMOGA DENGAN CARA DEMIKIAN, KITA BISA MENJALANI IBADAH PUASA DENGAN TENANG DAN MENDAPATKAN PAHALA YANG SETIMPAL DI SISI aLLAH SWT. UNTUK ITU, SAYA ATAS NAMA PRIBADI DAN KELUARGA MENGUCAPKAN SELAMAT MENJALANI IBADAH PUASA, MOHON MAAF ZAHIR DAN BATIN. SAUDARA KU, SESUNGGUHNYA BERHAJI MERUPAKAN SALAH SATU RUKUN ISLAM, YANG UNTUK MENJALANKANNYA KITA HARUS MEMILIKI TRESHOLD (NILAI AMBANG BATAS), KELAYAKAN, BAIK JASMANI, ROHANI MAUPUN MATERI. MAKANYA KALAU SUDAH SIAP, SEGERAKANLAH!!

Monday 25 August 2008

Jangan Malu Gunakan Kondom

. Monday 25 August 2008

Warning, di Masa Epidemi HIV/AIDS

KATA-KATA gunakan kondom oleh sebagian orang dianggap terlalu fulgar atau porno. Namun tunggu dulu, ternyata penggunaan kondom masih merupakan suatu hal yang sangat efektif dalam penularan penyakit kelamin di samping untuk alat kontrasepsi.


Bahkan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) Nafsiah Mboi Ahad (24/8) mengatakan, ‘’Ada satu cara yang sangat efektif untuk menanggulangi masalah penyebaran HIV/AIDS di Indonesia, namun hingga kini belum bisa optimal yakni upaya untuk membenahi moral bangsa ini agar menjauhi seks bebas dan tidak malu menggunakan kondom.’’

Pertanyaannya, sejauh mana pentingnya gerakan menjauhi seks bebas dan kampanye penggunaan kondom ini? Jawabannya singkat saja. Indonesia termasuk Riau saat ini epidemi AIDS tertinggi di Asia. Tentunya ini merupakan suatu rekor yang cukup memilukan sekaligus memalukan, terutama bagi Riau yang selama ini masih menentang upaya kampanye penggunaan kondom, termasuk pemasangan vending machine. Dalam hal ini KPAN berharap agar ada dukungan dari berbagai pihak untuk ikur aktif memerangi persebaran AIDS di Indonesia yang kian mengkhawatirkan.

Kerisauan dari Komisi Penanggulangan HIV/AIDS ini memang cukup beralasan Sebab, ternyata data terbaru dari Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa pada tahun 2007 terdapat penambahan kasus AIDS sebanyak 2947. Bahkan selama empat bulan pertama 2008 ditemukan pula 1546 kasus AIDS d Indonesia.

Nafsiah memaparkan, hingga kini, situasi kumulatif jumlah kasus AIDS di Tanah Air sudah mencapai 12.686 orang. Informasi jumlah ini dihimpun dari 32 propinsi dari 15 kabupaten/kota.

Kasus AIDS terbanyak dilaporkan dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Papua, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Sumatra utara, Sulawesi Selatan dan Kepulauan Riau.

Sementara itu data Dinas Kesehatan Provinsi Riau hingga bulan April 2008 ini, jumlah orang dengan HIV dan AIDS tercatat sebanyak 389 kasus yang terdiri dari 252 kasus HIV dan 137 kasus AIDS. Secara dominan kasus ini terjadi pada kelompok umur 20 hingga 29. Ini menandakan penularan HIV/AIDS di Riau cukup mengkwatirkan.

Menurut hasil survei terpadu HIV dan perilaku tahun 2007, prevalensi di kalangan populasi kunci yang berisiko ketularan telah mencapai 9,5 persen di kalangan wanita Penjaja Seks Komersil (PSK). Sebanyak 5,2 persen di kalangan lelaki yang berhubungan seks dnegan sesama lelaki, dan 52,4 persen pada pengguna Napza suntik.

Di Papua, tambah Nafsiah, prevalensi HIV di masyarakat umum (dewasa) mencapai 2,4 persen. ‘’Proyeksi KPAN dan Depkes, infeksi HIV baru di masa datang akan lebih banyak terjadi melalui transmisi seksual,’’ ujarnya.

Nafsiah menambahkan, dengan situasi seperti ini, kasus HIV/AIDS di Tanah Air akan terus meningkat hingga tahun 2020, dengan rata-rata per tambahan 5 persen penderita baru per tahun dan tidak akan turun lagi. Menurutnya, salah satu kendala utama dalam menaggulangi penyebaran HIV/AIDS di Tanah Air adalah resistensi masyarakat terhadap sosialisasi kondom, terapi matadon terhadap pecandu narkoba dan beberapa program lainya yang dinilai bertentangan dengan nilai kultur ketimuran.

Terkait kontinuitas penggunaan kondom pada wanita penjaja seks, Nafsiah mengakui, pihaknya gagal dalam mempromosikan upaya ini. Jumlah WSP yang menggunakan kondom selama 3 bulan pada tahun 2004, jumlahnya masih sama pada tahun 2007, yakni hanya 36 persen.

Namun penggunaan kondom pada kaum laki-laki berisiko seperti pelaut, pengemudi truk, sopir taksi, dan ojek serta pekerja pelabuhan mengalami peningkatan. Jumlah klinik yang melayani terapi metadon pun bertambah. ‘’Diakui atau tidak KPAN tidak akan mampu bekerja maksimal tanpa kerjasama berbagai lapisan masyarakat.’’ Ujarnya seperti dilansir JPNN.***

0 komentar:

YASRIL RIAU Desain ByHendrawan and Support by Ridwan CCMD. All Right Seserved

 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com | Power by blogtemplate4u.com