Angka Kematian Ibu Melahirkan Cukup Tinggi
ASISTEN Deputi Urusan Lembaga Swadaya Masyarakat pada Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan, Dra Nining Suningsih, berharap agar perempuan Indonesia termasuk para perempuan di Riau harus bangkit dan jangan mau tertinggal dengan kaum laki-laki.
Sebab menurutnya, selama ini kaum wanita paparnya masih belum diberi kesempatan yang maksimal untuk meaktualisasikan diri, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun di bidang pemerintahan. Bahkan berbagai masalah masih melilit kaum wanita Indonesia. Baik di bidang pendidikan, kesehatan pemerintahan maupun lainnya.
‘’Untuk bidang pendidikan saja misalnya, kaum perempuan masih banyak yang buta aksara dibanding kaum laki-laki. Yakni tingkat buta aksara kaum perempuan mencapai 14,5 persen sedangkan laki-laki hanya 6,9 persen, kata Nining Suningsih seperti dilaporkan wartawan Riau Pos Kartini Fattach sehubungan sosialisasi Pengarustamaan Gender (PUG) dan Pengarustamaan Anak (PAG) di Hotel Anom Pekanbaru, Selasa (4/11).
Permasalahan lain yang juga menghantui kaum perempuan Indonesia saat ini katanya adalah masih tingginya angka kematian ibu akibat melahirkan. Angkanya mencapai 307/100.000 kelahiran hidup. Ini juga sebagai akibat masih tingginya aktifitas melahirkan, terutama bagi kalangan pasangan usia subur.
Ia juga memaparkan persoalan di bidang ekonomi , seperti masih rendahnya serapan lapangan pekerjaan terhadap kaum perempuan dibanding laki-laki, yakni angkatan Kerja laki-laki mencapai 86,5 persen, dan perempuan mencapai 50,2 persen. Lebih ironis lagi untuk jabatan strategis di pemerintahan. Untuk ukuran Eselon I misalnya, perempuan hanya 9,77 persen di banding laki-laki.
Dari data tersebut, sebenarnya bkan berati kaum perempuan tidak mapu, namun belum diberi kesempatan maksimal untuk berkopetensi. Makanya perlu langkah-langkah aktif untuk melakaukan perubahan. Perubahan itu tidak hanya diharapkan dating dari para pengambil kebijakan saja, tapi juga dari kaum perempuan sendiri. Untuyk itu perlu bangkit bersama, harapnya.***

Sebab menurutnya, selama ini kaum wanita paparnya masih belum diberi kesempatan yang maksimal untuk meaktualisasikan diri, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun di bidang pemerintahan. Bahkan berbagai masalah masih melilit kaum wanita Indonesia. Baik di bidang pendidikan, kesehatan pemerintahan maupun lainnya.
‘’Untuk bidang pendidikan saja misalnya, kaum perempuan masih banyak yang buta aksara dibanding kaum laki-laki. Yakni tingkat buta aksara kaum perempuan mencapai 14,5 persen sedangkan laki-laki hanya 6,9 persen, kata Nining Suningsih seperti dilaporkan wartawan Riau Pos Kartini Fattach sehubungan sosialisasi Pengarustamaan Gender (PUG) dan Pengarustamaan Anak (PAG) di Hotel Anom Pekanbaru, Selasa (4/11).
Permasalahan lain yang juga menghantui kaum perempuan Indonesia saat ini katanya adalah masih tingginya angka kematian ibu akibat melahirkan. Angkanya mencapai 307/100.000 kelahiran hidup. Ini juga sebagai akibat masih tingginya aktifitas melahirkan, terutama bagi kalangan pasangan usia subur.
Ia juga memaparkan persoalan di bidang ekonomi , seperti masih rendahnya serapan lapangan pekerjaan terhadap kaum perempuan dibanding laki-laki, yakni angkatan Kerja laki-laki mencapai 86,5 persen, dan perempuan mencapai 50,2 persen. Lebih ironis lagi untuk jabatan strategis di pemerintahan. Untuk ukuran Eselon I misalnya, perempuan hanya 9,77 persen di banding laki-laki.
Dari data tersebut, sebenarnya bkan berati kaum perempuan tidak mapu, namun belum diberi kesempatan maksimal untuk berkopetensi. Makanya perlu langkah-langkah aktif untuk melakaukan perubahan. Perubahan itu tidak hanya diharapkan dating dari para pengambil kebijakan saja, tapi juga dari kaum perempuan sendiri. Untuyk itu perlu bangkit bersama, harapnya.***
0 komentar:
Post a Comment