SAUDARA KU DI MANA PUN BERADA, SEIRING DATANGNYA 1 RAMADHAN 1433 H, MARILAH KITA SALING MEMBERSIHKAN DIRI, KEPADA ALLAH SWT KITA BERTAUBAT SESAMA MANUSIA KITA SALING BERMAAF-MAAFAN. MARI KITA PERBAIKI HUBUNGAN SILATURAHIM SESAMA UMAT, TERUTAMA PADA ORANG TUA, SUAMI ISTRI, SESAMA SAUDARA SEDARAH SERTA DENGAN KAUM KERABAT, JIRAN TETANGGA. SEMOGA DENGAN CARA DEMIKIAN, KITA BISA MENJALANI IBADAH PUASA DENGAN TENANG DAN MENDAPATKAN PAHALA YANG SETIMPAL DI SISI aLLAH SWT. UNTUK ITU, SAYA ATAS NAMA PRIBADI DAN KELUARGA MENGUCAPKAN SELAMAT MENJALANI IBADAH PUASA, MOHON MAAF ZAHIR DAN BATIN. SAUDARA KU, SESUNGGUHNYA BERHAJI MERUPAKAN SALAH SATU RUKUN ISLAM, YANG UNTUK MENJALANKANNYA KITA HARUS MEMILIKI TRESHOLD (NILAI AMBANG BATAS), KELAYAKAN, BAIK JASMANI, ROHANI MAUPUN MATERI. MAKANYA KALAU SUDAH SIAP, SEGERAKANLAH!!

Wednesday 25 March 2009

Rumah Warga Sail Ambruk Akibat Longsor

. Wednesday 25 March 2009

Karim (53) dan Warni (40) berusaha membujuk Beni, anaknya yang menangis dimalam itu. Berulang kali pasangan suami istri ini menenangkan anaknya, namun Beni tetap menangis. ‘’Mak, Beni takut petir,’’ ujar Beni berulang kali.


Laporan LISMAR SUMIRAT, Tenayan Raya
lismar-sumirat@riaupos.co.id

SEJAK sepekan lalu, pekerja batu bata ini bersama istri dan anaknya terpaksa menetap sementara di bedeng bata yang berjarak lima meter dari kediamannya. Jumat (13/3) lalu rumah mereka yang terletak di Jalan Badak Kanan, Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan Raya amruk rata dengan tanah setelah digoyang longsor.
‘’Kami lagi tidur, tau-taunya rumah kami sudah amruk. Untung kami tidak ada yang cedera,’’ ujar Karim singkat.

Karena tidak memiliki uang untuk membangun kembali rumahnya yang sudah amruk tersebut, warga asal Painan Sumatera Barat ini terpaksa menetap di bedeng bata kepunyaan majikannya. Sudah selama sepekan terakhir dia bersama keluarganya berteduh dari hujan dan panas dibawah bedeng bata yang hanya berdindingkan barisan batu bata siap cetak.

Semula anaknya tetap bisa tidur nyeyak kendati dengan kondisi seadanya. Namun saat hujan lebat disertai petir yang menyambar berulang kali malam itu membuat dirinya gelisah. Pasalnya anak bungsunya terus menangis karena takut dengan kondisi cuaca yang buruk malam itu.

‘’Anak saya berulang kali menangis dipangkuan istri saya. Kami terus membujuknya, namun karena petir yang terus menyambar anak kami terus menangis. Mak, Beni takut tersambar petir,’’ ucap pria yang hidup dari menyetak batu bata ini meniru ucapan anaknya.

Karim mengaku tak tahu harus berapa lama melihat anaknya menangis karena tidur di bedeng dengan kondisi seadanya. Berprofesi sebagai pekerja batu bata yang dibantu istrinya ini, pendapatannya hanya bisa untuk makan sehari-harinya.
‘’Saya sudah pasrah, mau bagaimana lagi. Kalau membangun kembali kami belum memiliki modal. Ya terpaksa harus berteduh dibawah bedeng ini. Mudah-mudahan tidak ada lagi cuaca buruk seperti malam lalu,’’ tukasnya.

Kondisi yang menimpa keluarga Karim, mengetuk pintu hati Ir Irwan Muladi Eko Wibowo, Caleg DPRD Riau Partai PAN Dapil Pekanbaru yang mendapat informasi musibah yang menimpa warga Kelurahan Sail tersebut.

‘’Saya turut prihatin dengan musibah yang menimpa pak Karim sekeluarga. Mudah-mudahan hendaknya mengetuk hati dermawan untuk membantu membangun kembali rumah mereka,’’ ujar Irwan Muladi ketika mendatangi Karim siang kemarin.

Bukan hanya sekedar datang berkunjung, namun mantan Anggota DPRD Pekanbaru ini juga memberikan bantuan untuk keluarga Karim. Bantuan itu diterima Karim dengan penuh haru. ‘’Terima kasih atas bantuannya pak,’’ ujar Karim singkat. (***)

0 komentar:

YASRIL RIAU Desain ByHendrawan and Support by Ridwan CCMD. All Right Seserved

 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com | Power by blogtemplate4u.com