SAUDARA KU DI MANA PUN BERADA, SEIRING DATANGNYA 1 RAMADHAN 1433 H, MARILAH KITA SALING MEMBERSIHKAN DIRI, KEPADA ALLAH SWT KITA BERTAUBAT SESAMA MANUSIA KITA SALING BERMAAF-MAAFAN. MARI KITA PERBAIKI HUBUNGAN SILATURAHIM SESAMA UMAT, TERUTAMA PADA ORANG TUA, SUAMI ISTRI, SESAMA SAUDARA SEDARAH SERTA DENGAN KAUM KERABAT, JIRAN TETANGGA. SEMOGA DENGAN CARA DEMIKIAN, KITA BISA MENJALANI IBADAH PUASA DENGAN TENANG DAN MENDAPATKAN PAHALA YANG SETIMPAL DI SISI aLLAH SWT. UNTUK ITU, SAYA ATAS NAMA PRIBADI DAN KELUARGA MENGUCAPKAN SELAMAT MENJALANI IBADAH PUASA, MOHON MAAF ZAHIR DAN BATIN. SAUDARA KU, SESUNGGUHNYA BERHAJI MERUPAKAN SALAH SATU RUKUN ISLAM, YANG UNTUK MENJALANKANNYA KITA HARUS MEMILIKI TRESHOLD (NILAI AMBANG BATAS), KELAYAKAN, BAIK JASMANI, ROHANI MAUPUN MATERI. MAKANYA KALAU SUDAH SIAP, SEGERAKANLAH!!

Saturday 2 May 2009

Manuver Tokoh Tua dan Nasib Golkar

. Saturday 2 May 2009

PERKEMBANGAN perpolitikan di negeri ini kian hangat dibicarakan, terutama menjelang Pilpres 2009. Perubahan peta politik pun begitu cepat, setiap hari dan setiap jam bisa berubah. Bahkan hitungan per menit ada saja yang berganti, menyusul berbagai manuver yang dilakukan tokoh-tokoh partai yang ada saat ini.


Manuver-manuver tersebut juga melibatkan sejumlah sesepuh partai atau pemain lama. Sehingga terkesan bahwa langkah sejumlah tokoh gaek itu ibarat guru turun gunung. Sebut saja misalnya, mantan Ketua Umum Golkar Akbar Tanjung, mantan Wakil Presiden RI, BJ Habibie, mantan Wakil Presiden Hamzah Haz, mantan Ketua MPR Amin Rais dan sejumlah tokoh gaek lainnya.

Selain mewarnai pola demokrasi di Indonesia, para tokoh gaek ini juga membawa misi tertentu dari partai yang mereka wariskan kepada generasi sekarang. Amin Rais tokoh dari Partai Amanat Nasional (PAN) dan Hamzah Haz dari PPP yang melakukan pertemuan dengan Presien Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) misalnya. Meski sempat absen dipanggung politik, kini kedua tokoh ini kembali terjun ke kancah politik di masing-masing Parpol asal mereka.

Kehadiran mereka, selain tidak puas dengan perolehan suara partai pada Pemilu legislative, juga sebagai upaya untuk memerankan mesin partai ke depan. Mereka yang malang-melintang di dunia politik ini seakan tidak rela kalau partai mereka hanya sebagai pecundang bukan sebagai penunggang, atau sebagai penonton dan tukang kritik bukan sebagai pemain. Tidak hanya Amin Rais dan Hamzah Haz saja, orang sekelas Akbar Tanjung dan BJ Habibie juga melakukan manuver yang sama.

Mereka dan sejumlah sepuh Golkar tidak rela melepas partai yang berkuasa selama puluhan tahun itu untuk berada di luar sistem pemerintahan. Sebab, berdasarkan sejarah, Golkar memang diciptakan sebagai partai berkuasa bukan partai oposan atau oposisi yang bergerak di luar lingkaran pemerintahan.

Ini tidak bisa dipungkiri, terbukti dengan keberadaan para tokoh dan kader partai Golkar sejak dulu hingga sekarang. Golkar tetap berada di dalam lingkaran pemerintahan. Berbagai peran telah dimainkan para tokoh-tokoh Golkar. Baik di lembaga legistatif, yudikatif, hankam, mapun eksekutif seperti sebagai presiden, wakil presiden, menteri-menteri, gubernur, walikota/bupati, camat, lurah.

Lantas, kenapa popularitas Partai Golkar kian melemah? Ini jelas banyak faktor yang mempengaruhi, baik secara eksternal, maupun interen partai Golkar sendiri. Bahkan kemerosotan popularitas Golkar di mata rakyat ini juga membawa kesan bahwa partai berlambang pohon beringin ini kehilangan tuah. Tidak lagi sebagai pohon rindang dan tempat berteduh, akar yang panjang dan melilit tempat bersila dan bergantung, pohon yang besar tempat bersandar.

Kini pohon beringin itu mulai diterpa puting beliung, daunnya berguguran, bijinya berserakan kemana-mana dan tumbuh sendiri-sendiri menjadi spesies baru dengan berbagai nama, ada Hanura, ada Gerindra, dan sebagainya. Pohon yang dulunya besar dan kokoh itu kini pun mulai berlubang-lubang digigit kumbang. Ada yang melubangi dari pucuk pohon, ada dari batangnya dan ada pula yang dari akarnya.

Bahkan yang lebih menyedihkan, pohon beringin yang memiliki akar tunggang itu ibarat seperti pucuk pohon bambu yang selalu berubah arah setiap diterpa angin. Ketika angin barat datang, ia pun menuju arah angin tersebut, namun semenit kemudian angin utara datang, beringin tua itu pun condong ke sana.

Mungkinkah ada sebuah skenario mengobok-obok partai Golkar yang selama ini dianggap mumpuni? Memang sulit untuk menebak semua itu. Namun yang pasti, pertanyaannya kembali terarah pada pengurus dan kader Golkar itu sendiri. Maukah Golkar diobok-obok?

Yang pasti, persoalan yang terpenting dari semua itu, bukanlah siapa mengobok-obok siapa. Tetapi strategi apa yang harus dimainkan agar Golkar tidak diobok-obok dan kembali diperhitungkan dalam kancah perpolitikan nasional. Mungkinkah ini disebabkan kurangnya strategi internal partai yang dimainkan menghadapi partai lain. Atau memang Golkar sudah kehilangan sosok orang-orang yang sebenarnya memiliki keahlian strategi seperti yang dimiliki seorang ahli strategi teritorial. Atau mungkin Partai ini harus dipimpin seorang mantan ahli strategi di negeri ini.***
Tajuk Riaupos edisi Kamis 30 April 2009

0 komentar:

YASRIL RIAU Desain ByHendrawan and Support by Ridwan CCMD. All Right Seserved

 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com | Power by blogtemplate4u.com