Untuk Kita Renungkan
Apabila Bumi Mengeluarkan Isinya
Oleh Yasril
Oleh Yasril
.jpg)
1. Apabila bumi diguncang dengan dahsyatnya
2. Dan bumi mengeluarkan isinya
3. Dan manusia berkata, ''mengapa bumi ini
4. Pada hari itu bumi menerangkan berita-beritanya
5. Karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan kepadanya (supaya terjadi demikian)
6. Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dan terpisah-pisah supaya diperlihatkan kepada mereka perbuatan yang mereka lakukan
7. Barang siapa yang berbuat kebajikan meski sebesar zarah akan dapat ganjaran
8. Barangsiapa yang berbuat kejahatan walau sebesar biji bayam akan dapat siksaan.
(Az zalzalah, Q,99-8)
DALAM dua pekan terakhir, kita masih disuguhkan dengan berita memilukan. Belum habis berita tentang gempa di pesisir barat Sumatera, kita kembali dikejutkan dengan gempa bumi yang terjadi negeri Tirai Bambu , Republik Rakyat Tiongkok .
Gerakan lempeng bumi berkekuatan besar dan memakan korban jiwa yang mencapai ribuan jiwa itu telah mengingatkan kita pada kejadian serupa beberapa tahun silam. Yakni gempa bumi yang diikuti tsunami di Daerah Istimewa Aceh (DIA). Demikian juga halnya dengan gempa bumi di Nias (Sumatera Utara), gempa di Mentawai (Sumatera Barat), gempa di Halmahera, banjir bandang, kekeringan dan sejumlah peristiwa alam lainnya.
Semua datang silih berganti seakan memberi pertanda dan peringatan pada manusia agar tidak hanya ingat akan pentingnya keseimbangan alam semesta, tapi juga agar manusia ingat pada sang pencipa alam raya ini.
Dari kaki gunung Merapai contohnya, Mbah Marijan yang didaulat sebagai juru kunci gunung Merapi juga mengingatkan bahwa jika ingin selamat, hidup harus selaras dengan gunung Merapi. Artinya, di antara sesama ciptaan Allah jangan saling merusak. Sebab, jika di antaranya telah ada saling merusak, maka keseimbangan alam tidak akan terkendali lagi. Manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, alam semesta memerlukan satu mata rantai yang satu dan lainnya saling
keterkaitan.
Namun kenyataan berkata lain, kerusakan demi kerusakan terjadi di sana-sini. Manusia merusak manusia, perbudakan terjadi di sana sini, penjualan wanita untuk kegiatan pelacuran tetap berlangsung, kegiatan masiat merajalela, penjungkirbalikan akhidah pun tidak terkendali akibat kesalahan dalam mengendalikan kemajuan ilmu dan teknologi. Selain itu pertikaian demi pertikaian sesama umat juga terjadi, sesama umat muslim saling bercekau.
Di sisi lain kita juga melihat adanya manusia juga merusak alam, hutan dibabat, digunduli dan dibakar. Akibatnya sebagian makluk hidup mulai punah-ranah, entah itu tanaman maupun hewan yang ada dalam habitatnya pun terganggu. Tidak heran kalau di Riau kita mendengan adanya gajah mengamuk, harimau menerkam manusia, banjir besar. Itu semua juga karena ulah tangan manusia.
Tidak itu saja, karena hutan gundul, daerah resapan air pun kian habis, penahan angin pun sudah tiada. Kalaupun terjadi hujan disertai angin kencang, maka alamat banjir pun menghadang kehidupan manusia.
Padahal Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya dengan ukuran masing-masing dengan harapan manusia memanfaatkan alam sesuai takaran yang telah ditetapkan. Namun, kenyataan berkata lain. Akibat sifat nafsu, tamak, serakah yang dimiliki manusia, maka takaran yang telah ditetapkan Allah pun diingkari.
Sebagai bukti terjadinya eksploatasi besar-besaran terhadap hutan beserta isinya, sehingga mengganggu keseimbangan alam. eksploaitasi dan eksplorasi kansungan alam secara besar-besaran, sehingga mempengaruhi sususnan kerak bumi dan sebagainya, sehingga akhirnya peringatan demi peringatan pun diberikan secara silih berganti.
Bagaimana peringatan Allah? Semua sudah terpatri di dalam qallam Illahi Alqurannul qarim. Banyak ayat dan surat yang berhubungan dengan peringatan-peringatan terhadap manusia. Baik yang berhubungan dengan keseimbangan alam, hubungan sesama manusia, antar manusia dan pencipta. Hanya saja manusia banyak yang ingkar dan meninggalkan ayat-ayat Allah.

Dalam surah Azzalzalah yang berarati goncangan contohnya. Allah mengingatkan manusia terhadap akan adanya hari kiaman. Dimana pada hari itu akan terjadi guncangan bumi yang amat dahsyat. Dimana semua isinya akan terbongkar ke luar, tulang belulang, barang tambang akan berhamburan ke luar.
Pada saat itu manusia akan terperanjat ketakutan, terkecuali bagi mereka yang berbuat amal kebaikan, meski sebesar zarah (biji bayam). Kalaulah terjadi musibah yang manimpa sebagian umat, maka tidak sedikit pejabat yang mulai bersuara agar yang ditimpa musibah untuk tabah dan tawakhal. Jadikan musibah itu sebagai i'tibar (pembelajaran) untuk menghadapi masa depan. Namun anehnya, setelah berkomentar dan satu musibah berlalu, manusia kembali lupa dan berbuat yang sama.
Sehingganya Allah dalam Alquran pun menyatakan akibat kerusakan yang dilakukan manusia di bumi dan dilangit, maka diturunkan azap pedih. Inilah yang perlu untuk kita renungkan agar selalu menjaga keseimbangan alam.***
0 komentar:
Post a Comment