SAUDARA KU DI MANA PUN BERADA, SEIRING DATANGNYA 1 RAMADHAN 1433 H, MARILAH KITA SALING MEMBERSIHKAN DIRI, KEPADA ALLAH SWT KITA BERTAUBAT SESAMA MANUSIA KITA SALING BERMAAF-MAAFAN. MARI KITA PERBAIKI HUBUNGAN SILATURAHIM SESAMA UMAT, TERUTAMA PADA ORANG TUA, SUAMI ISTRI, SESAMA SAUDARA SEDARAH SERTA DENGAN KAUM KERABAT, JIRAN TETANGGA. SEMOGA DENGAN CARA DEMIKIAN, KITA BISA MENJALANI IBADAH PUASA DENGAN TENANG DAN MENDAPATKAN PAHALA YANG SETIMPAL DI SISI aLLAH SWT. UNTUK ITU, SAYA ATAS NAMA PRIBADI DAN KELUARGA MENGUCAPKAN SELAMAT MENJALANI IBADAH PUASA, MOHON MAAF ZAHIR DAN BATIN. SAUDARA KU, SESUNGGUHNYA BERHAJI MERUPAKAN SALAH SATU RUKUN ISLAM, YANG UNTUK MENJALANKANNYA KITA HARUS MEMILIKI TRESHOLD (NILAI AMBANG BATAS), KELAYAKAN, BAIK JASMANI, ROHANI MAUPUN MATERI. MAKANYA KALAU SUDAH SIAP, SEGERAKANLAH!!

Friday 4 July 2008

Dari Peringatan Harganas XV dan BBMGR V di Jambi (2)

. Friday 4 July 2008

Menghidupkan Posyandu, Membantu Rakyat
Laporan Yasril, Jambi
yasril123@yahoo.co.id

Program PKK dan Posyandu yang merupakan salah satu program na­sional harus dihidupkan kembali. Sebab dari program itu yang paling diuntungkan adalah masyarakat.



BANYAK hal yang bisa dipetik dari statemen Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat meresmikan Harganas XV dan Bulan Banti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) V di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi. Diantaranya menyangkut kelangsungan program keluarga berencana dengan segudang program, kegiatan gotong royong dan solidaritas bangsa serta kemandirian bangsa yang harus dimulai dari level terendah, yakni keluarga.

Menurut SBY, program Keluarga Berencana yang telah dimulai sejak era 1980-an merupakan salah satu program yang perlu diper­tahankan, karena memiliki makna mendalam dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sedangkan ketika kegiatan gotong royong dipadukan dengan program KB akan menjadi sempurna yang merupakan wadah untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat itu sendiri.

Bahkan SBY pun mengatakan, program nasional Keluarga Berenca­na (KB) dan gotong royong masyarakat untuk memperkokoh kemandiran bangsa Indonesia. ‘’KB untuk memperkecil keluarga dan kesejahter­aan keluarga, sedangkan gotong royong merupakan kebiasaan bangsa Indonesia, sehingga jangan sampai luntur. Saat ini penekanan yang perlu dilakukan bersama harus saling bahu membahu sesuai dengan budaya gotong royong, sebab membangun bangsa ini tidak semudah membalik telapak tangan, katanya.

Makanya untuk memperkokoh kemandirian bangsa Indonesia pada era globalisasi abad ke 20, semua program harus berjalan mulai dari kesehatan, pendidikan agar bangsa terdidik, ketahanan pan­gan, infrastruktur harus terus digerakan. ‘’Program PKK dan Posyandu yang merupakan salah satu program nasional harus dihi­dupkan kembali. Sebab dari program itu yang paling diuntungkan adalah masyarakat. Jangan karena globalisasi nilai dan perilaku gotong royong dan solidaritas yang telah tertanam di masyarakat selama ini jadi hilang,’’ tegas SBY.

Hal senada juga diungkapkan Wali Kota Dumai H Zulkifli As di sela-sela penerimaan penghargaan Manggala Karya Kencana. Menur­utnya, meski realita di lapangan saat ini kegiatan gotong-royong dan solidaritas itu sudah mulai pudar, tapi hal itu tidak boleh hilang. ‘’Makanya merupakan tugas bersama untuk kembali menghi­dupkannya, baik pejabat maupun masyarakat,’’ ujar Zulkifli.

Kegiatan solidaritas dan gotongroyong itu paparnya sebenarnya bisa dilihat dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan BKKBN seperti pelaksanaan Posyandu. ‘’Dalam Posyandu itu, yang bekerja tidak hanya dari BKKBN saja, tapi ada petugas kesehatan, para­medis, kader PKK, kader di masyarakat dan sebagainya. Semua menyatu dengan satu tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyar­akat, terutama ibu dan anak. Makanya perlu dipertahankan,’’ katanya.

Ditanya kondisinya di Dumai sendiri, Zulkifli menyatakan masih ada, meski sebagian ada yang sudah tidak jalan. ‘’Namun, kedepan, kita bertekad, hal itu harus dihidupkan kembali, dan penyuluh kesehatan harus diturunkan kembali ke masyarakat,’’ tuturnya

Dalam pada itu, Kepala BKKBN Riau Drs H Marlis Alamsa yang kepada Riau Pos di sela-sela penyerahan penghargaan di bidang KB mengatakan, penghargaan itu bukan suatu tujuan, tapi lebih pada rangsangan untuk berbuat lebih banyak. Di sadari atau tidak paparnya, Riau memiliki potensi besar untuk mengembangkan diri, namun juga mempunyai resiko besar akan terjadinya ledakan pendu­duk. ‘’Makanya tidak salah, kalau presiden meminta agar program KB itu silaksanakan dan menjadi tugas wajib kepala daerah,’’ katanya.

Program KB papar Marlis tidak hanya bicara soal alat kontra­sepsi, tapi juga tentang masa depan bangsa dan begara. baik di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi mikro, pendataan kaluarga dan sebagainya.

Tentang Posyandu, Marlis menyatakan kegiatan itu merupakan perwujudan dari kegiatan gotong royong. Meski leding sektornya BKKBN, namun, berbagai komponen ada di sana. ‘’Kalaulah Posyandu itu berjalan normal seperti era 1980 dan 1990-an, bangsa ini akan lebih maju lagi. Namun sayangnya sejak era reformasi, banyak hal-hal yang sebenarnya bagus dan perlu dilanjutkan dan dipertahankan malah dihilangkan,’’ katanya lagi.***
Edisi cetak di Riau Pos (3/7/2008)

0 komentar:

YASRIL RIAU Desain ByHendrawan and Support by Ridwan CCMD. All Right Seserved

 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com | Power by blogtemplate4u.com