SAUDARA KU DI MANA PUN BERADA, SEIRING DATANGNYA 1 RAMADHAN 1433 H, MARILAH KITA SALING MEMBERSIHKAN DIRI, KEPADA ALLAH SWT KITA BERTAUBAT SESAMA MANUSIA KITA SALING BERMAAF-MAAFAN. MARI KITA PERBAIKI HUBUNGAN SILATURAHIM SESAMA UMAT, TERUTAMA PADA ORANG TUA, SUAMI ISTRI, SESAMA SAUDARA SEDARAH SERTA DENGAN KAUM KERABAT, JIRAN TETANGGA. SEMOGA DENGAN CARA DEMIKIAN, KITA BISA MENJALANI IBADAH PUASA DENGAN TENANG DAN MENDAPATKAN PAHALA YANG SETIMPAL DI SISI aLLAH SWT. UNTUK ITU, SAYA ATAS NAMA PRIBADI DAN KELUARGA MENGUCAPKAN SELAMAT MENJALANI IBADAH PUASA, MOHON MAAF ZAHIR DAN BATIN. SAUDARA KU, SESUNGGUHNYA BERHAJI MERUPAKAN SALAH SATU RUKUN ISLAM, YANG UNTUK MENJALANKANNYA KITA HARUS MEMILIKI TRESHOLD (NILAI AMBANG BATAS), KELAYAKAN, BAIK JASMANI, ROHANI MAUPUN MATERI. MAKANYA KALAU SUDAH SIAP, SEGERAKANLAH!!

Monday 8 September 2008

Muslim di Cina Dukung Program KB

. Monday 8 September 2008

Haryono: Lembaga dakwah Berperan Kendalikan Pertumbuhan Penduduk
Oleh Yasril

Tulisan ini pernah dimuat di Riau Pos tanggal 15 februari 2007. Untuk mengembalikan perhatian kita terhadap peran dakwah, tulisan ini saya posting kembali. Semoga bermanfaat.

PENDUDUK Muslim di Negara Cina, terutama di bagian barat tidak diisyaratkan untuk mengatur kelahiran, karena mereka termasuk kaum minoritas di sana. Namun mereka tetap mendukung program KB seperti masyarakat di dataran Cina lainnya.


’’ Muslin di Cina termasuk minoritas. Mereka mendiami wilayah yang terisolasi, baik di bidang ekonomi keluarga, pendidikan, kurangnya akses kesehatan. Tapi pemerintah kami tetap menberikan dorongan untuk peningkatan sumber daya manusia di sana,’’ ungkap utusan dari Cina, Yang Zhonghua, Wu Xuexing dan Wang Lijuan saat menyampaikan kertas kerja mereka pada The International conference of muslim leaders to support population and development to achieve the millenium development goals (MDGs), di Bali, Rabu (14/2/2007).

Menurut Yang Zhonghua, pola hidup yang baik telah mengakibatkan tingkat kesuburan yang tinggi sehingga pertumbuhan penduduk meningkat.Namun lain halnya dengan kaum minoritas terutama muslim. Mereka hidup dari serba keterbatasan, tidak hanya di bidang kesehatan, sumber daya alam, dan ekonomi, tapi pemerintah juga memberikan dorongan terhadap peningkatan sumber daya manusianya. ’’Mereka ini tidak dilarang untuk membatasi tingkat kelahiran, namun oleh pemerintah juga diupayakan untuk peningkatan sumber daya manusia. Sementara bagi kaum mayoritas tetap dilaksanakan,’’ katanya.

Menurutnya konsep Islam terhadap program keluarga berencana ternyata memberi manfaat besar, tidak hanya bagi kesehatan perempuan dan anak, tapi yang lebih mendasar lagi adalah kesehatan keluarga sebagai bagian suatu bangsa yang mekan mencapai tujuabn melenium. ’’Teman-teman saya di sanaa juga mensuport kami bahwa agama Islam memberikan kemaslahatan bagi umat, untuk mengantisipasi masalah penyakit, karena penyakit bukan ajaran dari agama’’ ujarnya lagi.


Dengan konsep tersebut tuturna lagi, tokoh-tokoh muslim di sana pun telah mampu melenyapkan keraguan umat. ’’Kami telah menyampaikan baik dalam bentuk forum-forum, media melalui promosi KB dan kesehatan reproduksi termauk cara menyusui menurut Islam,’’ ungkapnya.


Dalam pada itu pemakalah dari Indobesia Prof Dr Haryono Suyono juga memaparkan peran aktif lembaga dakwah, seperti MUI, Muhammadiah, ormas Islam yang memanfaatkan masjid sebagai media penyampaian informasi perkembangan keluarga berencana ke masyarakat. Cara-cara ini ternyata mendapat aplus deri peserta seperti India, Malaysia dan Pakistan. Mereka pun kian gencar mempertanyakan cara-cara menggunakan masjid dan mushala.


Haryono pun memaparkan bahwa petugas BKKBN di Indonesia memiliki data base yang melingkupi berbagai komponen di masyarakat, baik terhadapa perekonomian masyarakat, pendidikan, kesehatan, kasus HIV/AIDS dan ini pun akan bisa disampaikan secara menyeluruh melalui masjid dalam ceramah-ceramah keagamaan, ’’Ini mendapat tanggapan positif dari kebanyakan muslim, sehingga menimbulkan kesadaran umat’’ katanya.


Dalam pada itu Kepala BKKBN Riau Marlis Alamsa di sela-sela konfrensi menyatakan konsep KB ternyata semakin jelas dan ini pun telah diterapkan di banyak negara muslim yang sebelumnya berguru ke Indonesia. ’’Kita ingin kembali menggugah para tokoh agama di daerah terutama tokoh agama muda, sehingganya nanti mampu membantu tugas pemerintah dalam pencapaian tujuan melenium, tentunya dengan menciptakan manusia-manusia berkualitas melalui ceramah yang menyejukan,’’ katanya.


Ditanya bagaimana kondisinya di Riau, Marlis menjelaskan bahwa sudah baik. Namun di Riau sendiri, pertambahan ulama dan dai-dainya kan selalu meningkat. Mungkin bagi yang senior tidak masalah lagi dan telah memahami akan arti penting keluarga berencana, tapi bagi yang muda-muda kita juga perlu memberikan pemahaman secara bertahap nantinya,’’ ujar Marlis.

Dikatakannya, khusus di Riau Perkembangan KB cukup menggairahkan. Artinya dari 800 ribu pasangan usia subur, sekitar 67 persen diantaranya sudah ber KB. Sedangkan pemahaman KB di masyarakat sudah mencapai 90 persen. ’’Artinya konsep KB yang bukan membatasi kelahiran, tapi mengatur jarak kelahiran terutama bagi kalangan ekonomi kecil dan menengah itu sudah bagus,’’ ujarnya lagi.

Terhadap masyarakat yang ber-ekonomi lemah di daerah psisir pantai, pedesaan dan daerah kumuh kami mengajak, perlu merubah tatanan kehidupan melalui program KB. ’’Artinya, dengan mendahului pengaturan jarak kelahiran akan lebih baik dibanding sudah banyak anak, ekonomi lemah, baru memperbaiki ekonomi. Ini akan bisa terlaksana bila semua komponen mendukung termasuk pemerintah daerahnya,’’ kata Marlis lagi.(ril)

Catatan: tulisan ini pernah dimuat di Riau Pos tanggal 15 februari 2007.

0 komentar:

YASRIL RIAU Desain ByHendrawan and Support by Ridwan CCMD. All Right Seserved

 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com | Power by blogtemplate4u.com